Hamas: Bunuh 20.000 Warga Sipil Palestina, Apa Ini Kemenangan Israel?
loading...
A
A
A
GAZA - Hamas menyoroti moral militer Israel dalam perang di Gaza, Palestina, karena telah membunuh banyak warga sipil tanpa pandang bulu.
Pengeboman brutal militer Zionis terhadap warga sipil juga memicu kekhawatiran dunia internasional, termasuk pendukungnya; Amerika Serikat (AS).
Hamas menghitung jumlah warga Palestina yang tewas dalam pengeboman dan serangan darat militer Israel di Gaza sejak 7 Oktober mencapai lebih dari 20.000 orang.
Angka itu beda dengan pengumuman otoritas kesehatan Gaza pada Selasa yang mengatakan jumlah warga Palestina yang tewas akibat invasi Israel sudah mencapai 18.412 orang.
Hamas memanfaatkan kekhawatiran internasional dengan mengeluarkan seruan untuk melakukan intervensi terhadap kampanye militer Israel.
Kelompok perlawanan Palestina ini juga yakin dengan kemampuan sayap militernya, Brigade Izz ad-Din al-Qassam, untuk mengusir pasukan Israel dengan paksa.
“Jelas bahwa Israel menghadapi perlawanan sengit di Gaza dan menderita kerugian besar dalam hal pasukan, peralatan dan mesin,” kata juru bicara Hamas, Ghazi Hamad, kepada Newsweek, yang dilansir Rabu (13/12/2023).
“Pejuang al-Qassam berhasil merusak banyak tank dan membunuh sejumlah besar tentara. Mereka juga mencegah pasukan pendudukan melakukan ekspansi ke wilayah lain.”
“Tentu saja, pasukan pendudukan belum mencapai prestasi nyata apa pun di lapangan, sehingga mereka membalas dendam terhadap warga sipil dan melakukan pembantaian terhadap warga negara, perempuan dan anak-anak," lanjut Hamad.
Juru bicara Hamas lainnya, tanpa disebutkan namanya, mengatakan kepada Newsweek bahwa Israel “akan gagal mencapai tujuannya".
“Pendudukan Israel berupaya untuk menggambarkan kemenangan dalam menghadapi pembunuhan terhadap anak-anak dan perempuan serta penghancuran rumah-rumah di atas kepala orang-orang,” katanya.
"Ini gambaran kemenangan yang diinginkan pendudukan melalui agresi berkelanjutannya terhadap Jalur Gaza. Lebih dari 20.000 warga terbunuh. Apakah ini gambaran kemenangan? Apakah ini kepahlawanan?"
"Perlawanan masih kuat, Alhamdulillah. Perlawanan terus menyerang tentara Zionis di seluruh wilayah Jalur Gaza. Perlawanan kuat dan akan tetap kuat, insya Allah," paparnya.
Militer Israel baru-baru ini mengeklaim lima komandan Hamas yang berpengaruh telah terbunuh. Klaim itu disertai dengan merilis sebuah foto beranotasi yang katanya memuat nama dan wajah komandan Hamas yang dibunuh, yang memimpin batalion dan brigade di Gaza utara.
Brigade al-Qassam membenarkan bahwa setidaknya tiga orang tewas, termasuk Ahmed al-Ghandour, kepala brigade utara.
Israel sejak itu mengeklaim bahwa hingga 5.000 personel, dari total 30.000 anggota Brigade al-Qassam, telah tewas dalam dua bulan pertempuran terakhir. Namun, angka ini ditepis Hamas.
Sumber Palestina yang dekat dengan Hamas mengatakan kepada Middle East Eye (MEE) bahwa jumlah korban di kalangan pejuang al-Qassam "sangat kecil".
Ketika didesak mengenai jumlahnya, sumber tersebut mengatakan: "Jumlah total korban di bawah 10 persen".
Pengeboman brutal militer Zionis terhadap warga sipil juga memicu kekhawatiran dunia internasional, termasuk pendukungnya; Amerika Serikat (AS).
Hamas menghitung jumlah warga Palestina yang tewas dalam pengeboman dan serangan darat militer Israel di Gaza sejak 7 Oktober mencapai lebih dari 20.000 orang.
Angka itu beda dengan pengumuman otoritas kesehatan Gaza pada Selasa yang mengatakan jumlah warga Palestina yang tewas akibat invasi Israel sudah mencapai 18.412 orang.
Hamas memanfaatkan kekhawatiran internasional dengan mengeluarkan seruan untuk melakukan intervensi terhadap kampanye militer Israel.
Kelompok perlawanan Palestina ini juga yakin dengan kemampuan sayap militernya, Brigade Izz ad-Din al-Qassam, untuk mengusir pasukan Israel dengan paksa.
“Jelas bahwa Israel menghadapi perlawanan sengit di Gaza dan menderita kerugian besar dalam hal pasukan, peralatan dan mesin,” kata juru bicara Hamas, Ghazi Hamad, kepada Newsweek, yang dilansir Rabu (13/12/2023).
“Pejuang al-Qassam berhasil merusak banyak tank dan membunuh sejumlah besar tentara. Mereka juga mencegah pasukan pendudukan melakukan ekspansi ke wilayah lain.”
“Tentu saja, pasukan pendudukan belum mencapai prestasi nyata apa pun di lapangan, sehingga mereka membalas dendam terhadap warga sipil dan melakukan pembantaian terhadap warga negara, perempuan dan anak-anak," lanjut Hamad.
Juru bicara Hamas lainnya, tanpa disebutkan namanya, mengatakan kepada Newsweek bahwa Israel “akan gagal mencapai tujuannya".
“Pendudukan Israel berupaya untuk menggambarkan kemenangan dalam menghadapi pembunuhan terhadap anak-anak dan perempuan serta penghancuran rumah-rumah di atas kepala orang-orang,” katanya.
"Ini gambaran kemenangan yang diinginkan pendudukan melalui agresi berkelanjutannya terhadap Jalur Gaza. Lebih dari 20.000 warga terbunuh. Apakah ini gambaran kemenangan? Apakah ini kepahlawanan?"
"Perlawanan masih kuat, Alhamdulillah. Perlawanan terus menyerang tentara Zionis di seluruh wilayah Jalur Gaza. Perlawanan kuat dan akan tetap kuat, insya Allah," paparnya.
Militer Israel baru-baru ini mengeklaim lima komandan Hamas yang berpengaruh telah terbunuh. Klaim itu disertai dengan merilis sebuah foto beranotasi yang katanya memuat nama dan wajah komandan Hamas yang dibunuh, yang memimpin batalion dan brigade di Gaza utara.
Brigade al-Qassam membenarkan bahwa setidaknya tiga orang tewas, termasuk Ahmed al-Ghandour, kepala brigade utara.
Israel sejak itu mengeklaim bahwa hingga 5.000 personel, dari total 30.000 anggota Brigade al-Qassam, telah tewas dalam dua bulan pertempuran terakhir. Namun, angka ini ditepis Hamas.
Sumber Palestina yang dekat dengan Hamas mengatakan kepada Middle East Eye (MEE) bahwa jumlah korban di kalangan pejuang al-Qassam "sangat kecil".
Ketika didesak mengenai jumlahnya, sumber tersebut mengatakan: "Jumlah total korban di bawah 10 persen".
(mas)