China Setuju Uji Dua Vaksin COVID-19 kepada Manusia
loading...
A
A
A
BEIJING - Otoritas China setuju untuk melakukan tahap awal tes kepada manusia untuk vaksin eksperimental untuk memerangi virus Corona baru. COVID-19, nama virus tersebut, telah menewaskan lebih dari 100 ribu orang di dunia itu.
Menurut kantor berita China, Xinhua, vaksin tersebut dikembangkan oleh unit Sinovac Biotech yang terdaftar di Nasdaq yang berbasis di Beijing, dan oleh Institut Produk Biologi Wuhan, afiliasi dari Grup Farmasi Nasional China milik negara seperti disitat dari France24, Selasa (14/4/2020).
Pada bulan Maret, China mendapat lampu hijau untuk uji klinis lain bagi calon vaksin virus Corona yang dikembangkan oleh Akademi Ilmu Kedokteran Militer China yang didukung militer dan perusahaan bioteknologi yang terdaftar di Hong Kong, CanSino Bio. Izin ini keluar tak lama setelah pengembang obat Amerika Serikat (AS), Moderna, mengatakan telah memulai tes pada manusia untuk vaksin mereka dengan Institut Kesehatan Nasional AS.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa vaksin yang aman dan efektif akan diperlukan guna menghentikan sepenuhnya penyebaran virus COVID-19, yang telah menewaskan lebih dari 114.000 orang di seluruh dunia.
"Keterhubungan global kami berarti risiko pengenalan kembali dan kebangkitan COVID-19 akan terus berlanjut," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada briefing virtual dari Jenewa.
"Pada akhirnya, pengembangan dan pengiriman vaksin yang aman dan efektif akan diperlukan untuk sepenuhnya menghentikan transmisi," ia menekankan.
Menurut kantor berita China, Xinhua, vaksin tersebut dikembangkan oleh unit Sinovac Biotech yang terdaftar di Nasdaq yang berbasis di Beijing, dan oleh Institut Produk Biologi Wuhan, afiliasi dari Grup Farmasi Nasional China milik negara seperti disitat dari France24, Selasa (14/4/2020).
Pada bulan Maret, China mendapat lampu hijau untuk uji klinis lain bagi calon vaksin virus Corona yang dikembangkan oleh Akademi Ilmu Kedokteran Militer China yang didukung militer dan perusahaan bioteknologi yang terdaftar di Hong Kong, CanSino Bio. Izin ini keluar tak lama setelah pengembang obat Amerika Serikat (AS), Moderna, mengatakan telah memulai tes pada manusia untuk vaksin mereka dengan Institut Kesehatan Nasional AS.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa vaksin yang aman dan efektif akan diperlukan guna menghentikan sepenuhnya penyebaran virus COVID-19, yang telah menewaskan lebih dari 114.000 orang di seluruh dunia.
"Keterhubungan global kami berarti risiko pengenalan kembali dan kebangkitan COVID-19 akan terus berlanjut," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada briefing virtual dari Jenewa.
"Pada akhirnya, pengembangan dan pengiriman vaksin yang aman dan efektif akan diperlukan untuk sepenuhnya menghentikan transmisi," ia menekankan.
(ber)