Rusia Jelaskan Hubungannya dengan Hamas

Senin, 11 Desember 2023 - 09:06 WIB
loading...
Rusia Jelaskan Hubungannya...
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov bersama Pemimpin Hamas Musa Abu Marzouk dan Bassem Naim di Moskow, Rusia. Foto/REUTERS
A A A
GAZA - Kontak Rusia dengan Hamas terbatas pada cabang politik kelompok pejuang Palestina, yang bermarkas di Qatar.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov menjelaskan hal itu kepada hadirin di forum online di Doha pada Minggu (10/12/2023).

“Hamas melancarkan serangan pada 7 Oktober, dan kami langsung mengutuknya. Hamas memiliki cabang politik yang beroperasi di Doha, dan kami memiliki hubungan dengan cabang politik tersebut, dan kami segera menghubungi orang-orang di Doha untuk membahas nasib orang-orang yang disandera,” jelas Lavrov.

Ketika Israel dan Hamas menyetujui gencatan senjata sementara dan pertukaran sandera bulan lalu, Rusia telah mengevakuasi lebih dari 750 warganya, termasuk 300 anak-anak, dari zona perang, dan sebagian besar terbang kembali ke Moskow.

Jeda permusuhan, yang merupakan hasil perundingan selama berminggu-minggu yang ditengahi Qatar, menyebabkan Hamas membebaskan 110 tawanan yang diculik dalam serangan 7 Oktober yang menewaskan 1.200 warga Israel.

Sebagai imbalannya, Israel membebaskan 240 anak-anak dan wanita Palestina dari penjara mereka.

Di luar perjanjian penyanderaan utama antara Israel dan Gaza, Rusia menjamin pembebasan beberapa warga negaranya sendiri dari tahanan Hamas, dan menjadi tuan rumah bagi setidaknya satu delegasi Palestina di Moskow selama negosiasi berlangsung.



Israel telah dikecam secara luas atas apa yang disebut para kritikus sebagai pemboman tanpa pandang bulu di Gaza, yang telah menyebabkan lebih dari 1,9 juta warga mengungsi dari 2,3 juta penduduk di wilayah kantong tersebut hanya dalam waktu dua bulan.

Rezim kolonial Israel juga telah membunuh lebih dari 18.000 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Peningkatan eksponensial dalam target pemboman dibandingkan dengan kampanye Gaza sebelumnya adalah produk dari sistem AI yang disebut Habsora (“Injil”), menurut media Israel awal bulan ini, mengutip wawancara dengan sejumlah tentara dan mantan tentara Pasukan Pertahanan Israel, termasuk mantan tentara.

Perwira intelijen Israel menyebut teknologi tersebut sebagai “pabrik pembunuhan massal” dan beberapa orang mengakui bahwa tujuannya adalah kuantitas serangan, bukan kualitas sasaran.

Meskipun mengaku tidak mengetahui rencana invasi Hamas sebelum tanggal 7 Oktober, ternyata pemerintah Israel memiliki salinan rinci rencana pertempuran pejuang Palestina setebal 40 halaman setidaknya setahun sebelum serangan tersebut, menurut The Times.

Beberapa tentara IDF sebenarnya telah menyaksikan para pejuang berlatih untuk melakukan serangan “kejutan” pada minggu-minggu menjelang serangan.

Intelijen Israel juga sedang melacak pembelian senjata yang dilakukan kelompok tersebut yang pada akhirnya akan digunakan untuk menembus penghalang yang dijaga ketat yang memisahkan Gaza dari Israel.

IDF membela kegagalannya dalam menindaklanjuti laporan intelijen tersebut, dengan menyatakan mereka tidak yakin Hamas mampu menindaklanjuti rencana tersebut.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Jet Tempur Su-27 Ukraina...
Jet Tempur Su-27 Ukraina Jatuh saat Bertempur Melawan Drone Rusia
Wapres AS JD Vance:...
Wapres AS JD Vance: Ukraina Tak Akan Menang Perang Melawan Rusia!
Mengapa Hamas Menolak...
Mengapa Hamas Menolak Penunjukkan Hussein al-Sheikh sebagai Pengganti Mahmoud Abbas?
Dengan Tulus, Putin...
Dengan Tulus, Putin Ucapkan Terima Kasih kepada Tentara Korea Utara yang Membantu Merebut Kursk
Kim Jong-un Janji Bangun...
Kim Jong-un Janji Bangun Monumen bagi Tentaranya yang Gugur di Perang Rusia
Soal Rusia Inginkan...
Soal Rusia Inginkan Pangkalan Militer Indonesia, PM Australia Dituduh Memberi Respons Licik
3 Alasan Ukraina Selalu...
3 Alasan Ukraina Selalu Didukung Barat dalam Melawan Rusia, Salah Satunya Pertarungan Geopolitik
Listrik di Portugal...
Listrik di Portugal dan Spanyol Padam, Jaringan Kereta hingga Internet Lumpuh Total
Viral, Pangeran Saudi...
Viral, Pangeran Saudi 'Sleeping Prince' Koma 20 Tahun Berulang Tahun ke-36
Rekomendasi
Persiapan Konser 30...
Persiapan Konser 30 Tahun, Rossa Akui Overthinking hingga Asam Lambung Naik
Kejagung Tetapkan Heru...
Kejagung Tetapkan Heru Hanindyo Hakim Pembebas Ronald Tannur Tersangka Pencucian Uang
Cerita Raja Majapahit...
Cerita Raja Majapahit Tarik Upeti dari Rakyat untuk Bangun Istana Megah dan Pesta Besar-besaran
Berita Terkini
Elon Musk: Drone Murah...
Elon Musk: Drone Murah China Bisa Hancurkan Jet Tempur Siluman F-35 AS dalam Hitungan Detik
50 menit yang lalu
Jet Tempur Su-27 Ukraina...
Jet Tempur Su-27 Ukraina Jatuh saat Bertempur Melawan Drone Rusia
1 jam yang lalu
Korban Tewas Ledakan...
Korban Tewas Ledakan Dahsyat Pelabuhan Iran Capai 70 Orang, Teheran Sebut Ada Kelalaian
2 jam yang lalu
Jatuh dari Kapal Induk...
Jatuh dari Kapal Induk Nuklir, Jet Tempur F/A-18 AS Seharga Rp1 Triliun Hilang di Laut Merah
2 jam yang lalu
Pakistan Klaim Serangan...
Pakistan Klaim Serangan Militer India Segera Terjadi
2 jam yang lalu
Wapres AS JD Vance:...
Wapres AS JD Vance: Ukraina Tak Akan Menang Perang Melawan Rusia!
3 jam yang lalu
Infografis
3 Alasan Ukraina Selalu...
3 Alasan Ukraina Selalu Didukung Barat dalam Melawan Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved