Terungkap, Pasukan Khusus Inggris Diam-diam Beroperasi di Ukraina
loading...
A
A
A
WARSAWA - Pasukan khusus Inggris diam-diam beropersi di Ukraina bersama pasukan Kyiv pada hari-hari awal konflik dengan Rusia. Demikian pengungkapan Declassified UK pada hari Rabu, mengutip buku yang baru diterbitkan oleh jurnalis Polandia Zbigniew Parafianowicz.
Parafianowicz adalah koresponden Ukraina untuk harian Polandia; Dziennik Gazeta Prawna (DGP). Karya terbarunya, “Polska na Wojnie (Polandia dalam Perang)”, mengkaji peran Warsawa dalam konflik di negara tetangganya.
Mengutip laporan Declassified UK pada Kamis (7/12/2023), pada suatu saat, seorang menteri pemerintah Polandia–yang tidak disebutkan namanya–memberi tahu Parafianowicz tentang suatu waktu di bulan Maret 2022 ketika dia melakukan perjalanan dari Kyiv ke Zhitomir.
“Saat itu Rusia masih berdiri di Bucha, dan rutenya berada di zona abu-abu. Ada kemungkinan untuk bertemu dengan orang Rusia. Kami melewati pos pemeriksaan terakhir. Pihak Ukraina mengatakan kepada kami bahwa kami akan terus menanggung risikonya sendiri,” kata menteri yang tidak disebutkan namanya itu.
“Nah, siapa yang kita temui selanjutnya? Tentara Ukraina dan pasukan khusus Inggris. Berseragam. Dengan senjata.”
Menurut sumber yang dikutip Parafianowicz, pihak Inggris dan Ukraina bekerja sama, berkendara di sekitar pedesaan dengan radar pelacak artileri, “mempelajari tentang perang ini”.
Pejabat yang sama juga mengatakan bahwa pasukan khusus Polandia yang berbasis di Lublin telah berada di Brovary, pinggiran kota Kyiv, “pada hari pertama” terjadinya permusuhan.
Warga Polandia–bersama dengan warga Inggris dan Amerika Serikat–telah melatih pasukan khusus Ukraina sejak tahun 2014, kata menteri tersebut.
Menurut Parafianowicz, Special Air Service (SAS) Inggris juga telah melatih petugas keamanan Presiden Volodymyr Zelensky.
Sumber lain, yang diidentifikasi hanya sebagai perwira tinggi Polandia, mengatakan bahwa pasukan komando ini tidak kembali ke Polandia, tetapi “pergi ke arah yang berlawanan”–ke Kharkiv dan sebagian Donbas yang dikuasai Ukraina.
“Mereka bekerja sama dengan Inggris,” kata pewira itu. “Kemudian, kami menyusun formula untuk kehadiran kami di Ukraina, kami hanya diberikan cuti yang dibayar. Politisi pura-pura tidak melihat ini.”
Menurut laporan Declassified UK, beberapa dari pasukan komando Polandia ini mungkin telah melatih anggota Azov—gerakan yang dulunya merupakan neo-Nazi—khususnya unit “Kraken” yang berbasis di Kharkiv–dalam menggunakan peluncur roket NLAW yang dipasok Inggris.
Posting-an media sosial mengidentifikasi mereka hanya sebagai “instruktur dari negara-negara NATO”.
Buku Parafianowicz tampaknya mengonfirmasi laporan media sebelumnya tentang pasukan komando NATO yang bertempur bersama pasukan Ukraina. Pada bulan April 2022, harian Prancis; Le Figaro mengeklaim bahwa operator SAS dan Delta Force telah mengobarkan “perang rahasia” atas nama Ukraina sejak awal operasi militer Rusia.
Tak lama setelah pengungkapan tersebut, The Times melaporkan sejumlah operator SAS telah kembali ke Ukraina untuk mengajari tentara Kyiv cara mengoperasikan roket anti-tank buatan Inggris.
Desember tahun lalu, sebuah publikasi militer Inggris mengakui bahwa hingga 300 Marinir Kerajaan Inggris telah dikerahkan ke Ukraina untuk “operasi terpisah”.
Dokumen rahasia Pentagon yang bocor pada bulan April tahun ini juga menunjukkan setidaknya 50 operator pasukan khusus Inggris masih aktif di Ukraina hingga bulan Maret.
Parafianowicz adalah koresponden Ukraina untuk harian Polandia; Dziennik Gazeta Prawna (DGP). Karya terbarunya, “Polska na Wojnie (Polandia dalam Perang)”, mengkaji peran Warsawa dalam konflik di negara tetangganya.
Mengutip laporan Declassified UK pada Kamis (7/12/2023), pada suatu saat, seorang menteri pemerintah Polandia–yang tidak disebutkan namanya–memberi tahu Parafianowicz tentang suatu waktu di bulan Maret 2022 ketika dia melakukan perjalanan dari Kyiv ke Zhitomir.
Baca Juga
“Saat itu Rusia masih berdiri di Bucha, dan rutenya berada di zona abu-abu. Ada kemungkinan untuk bertemu dengan orang Rusia. Kami melewati pos pemeriksaan terakhir. Pihak Ukraina mengatakan kepada kami bahwa kami akan terus menanggung risikonya sendiri,” kata menteri yang tidak disebutkan namanya itu.
“Nah, siapa yang kita temui selanjutnya? Tentara Ukraina dan pasukan khusus Inggris. Berseragam. Dengan senjata.”
Menurut sumber yang dikutip Parafianowicz, pihak Inggris dan Ukraina bekerja sama, berkendara di sekitar pedesaan dengan radar pelacak artileri, “mempelajari tentang perang ini”.
Pejabat yang sama juga mengatakan bahwa pasukan khusus Polandia yang berbasis di Lublin telah berada di Brovary, pinggiran kota Kyiv, “pada hari pertama” terjadinya permusuhan.
Warga Polandia–bersama dengan warga Inggris dan Amerika Serikat–telah melatih pasukan khusus Ukraina sejak tahun 2014, kata menteri tersebut.
Menurut Parafianowicz, Special Air Service (SAS) Inggris juga telah melatih petugas keamanan Presiden Volodymyr Zelensky.
Sumber lain, yang diidentifikasi hanya sebagai perwira tinggi Polandia, mengatakan bahwa pasukan komando ini tidak kembali ke Polandia, tetapi “pergi ke arah yang berlawanan”–ke Kharkiv dan sebagian Donbas yang dikuasai Ukraina.
“Mereka bekerja sama dengan Inggris,” kata pewira itu. “Kemudian, kami menyusun formula untuk kehadiran kami di Ukraina, kami hanya diberikan cuti yang dibayar. Politisi pura-pura tidak melihat ini.”
Menurut laporan Declassified UK, beberapa dari pasukan komando Polandia ini mungkin telah melatih anggota Azov—gerakan yang dulunya merupakan neo-Nazi—khususnya unit “Kraken” yang berbasis di Kharkiv–dalam menggunakan peluncur roket NLAW yang dipasok Inggris.
Posting-an media sosial mengidentifikasi mereka hanya sebagai “instruktur dari negara-negara NATO”.
Buku Parafianowicz tampaknya mengonfirmasi laporan media sebelumnya tentang pasukan komando NATO yang bertempur bersama pasukan Ukraina. Pada bulan April 2022, harian Prancis; Le Figaro mengeklaim bahwa operator SAS dan Delta Force telah mengobarkan “perang rahasia” atas nama Ukraina sejak awal operasi militer Rusia.
Tak lama setelah pengungkapan tersebut, The Times melaporkan sejumlah operator SAS telah kembali ke Ukraina untuk mengajari tentara Kyiv cara mengoperasikan roket anti-tank buatan Inggris.
Desember tahun lalu, sebuah publikasi militer Inggris mengakui bahwa hingga 300 Marinir Kerajaan Inggris telah dikerahkan ke Ukraina untuk “operasi terpisah”.
Dokumen rahasia Pentagon yang bocor pada bulan April tahun ini juga menunjukkan setidaknya 50 operator pasukan khusus Inggris masih aktif di Ukraina hingga bulan Maret.
(mas)