Sektor Real Estate China Lesu, Hancurkan Mitos Harga Selalu Naik

Senin, 04 Desember 2023 - 17:55 WIB
loading...
A A A
"Saya pasti ingin membeli rumah dalam waktu dekat," kata Qu, pria berusia 38 tahun yang pindah dari provinsi Shandong di China timur pada September. Dia mendirikan bisnis penjualan pakaian anak-anak melalui aplikasi berbagi video. Karena bisa bekerja dari mana saja dengan koneksi internet, dia memilih Hegang yang harga sewanya murah.

Semakin banyak anak muda berdatangan. Tidak ingin melewatkan potensi pemulihan, pemerintah kota Hegang meluncurkan program di bulan November 2022 yang mendorong masyarakat untuk pindah.

Pembelian tempat tinggal seluas 60 meter persegi atau kurang oleh orang-orang yang pindah ke Hegang dibebaskan dari pajak, dan ruang kantor untuk bisnis gratis untuk tahun pertama. Menurut media lokal, hampir 1.000 orang telah memperoleh daftar keluarga dalam waktu enam bulan atau lebih sejak program ini dimulai.

Namun cerita seperti yang dialami Hegang adalah pengecualian, bukan menggambarkan kondisi di China.

Reformasi Sistem Perumahan


Pada akhir Oktober, jalan utama pasar bahan bangunan di Guangzhou dipenuhi ratusan toko khusus yang menjual bahan, peralatan, tirai, dan barang lainnya. Tapi itu sepi. Beberapa toko tutup. "Tidak ada seorang pun di sini. Saya sudah bekerja di industri ini selama lebih dari 20 tahun, dan ini yang terburuk," kata manajer toko yang khusus menjual urinoir.

Hal serupa terjadi pada Peng Xiaojuan, yang telah menjalankan toko papan plafon di Dongguan, provinsi Guangdong, selama hampir 10 tahun. "Rumah tidak terjual, dan tidak ada yang merenovasinya. Saya tidak dapat menghasilkan uang," ucap dia. Untuk meningkatkan pendapatannya, Peng mulai bekerja sebagai tenaga penjualan di sebuah perusahaan ubin lokal.

Ada pasar di seluruh China yang menawarkan one-stop shopping untuk interior rumah. Hingga beberapa tahun lalu, tempat-tempat seperti itu dipenuhi orang-orang yang datang pada akhir pekan untuk membeli dari berbagai pedagang. Kini keadaannya sudah tidak begitu.

Dengan adanya reformasi sistem perumahan di China pada tahun 1998, pemerintah mengizinkan masyarakat untuk membeli dan menjual rumah mereka. Langkah-langkah selanjutnya mendorong pembelian rumah dan pembangunan baru. Pengembang bermunculan dan industri berkembang pesat, dipicu oleh spekulan yang percaya bahwa harga akan selalu naik dan perekonomian berkembang pesat.

Menurut analisis yang dilakukan profesor Universitas Harvard, Kenneth Rogoff dan lainnya, pangsa industri real estate terhadap PDB China telah tumbuh dari kurang dari 10% pada akhir tahun 1990-an menjadi 30 persen saat ini. Karena ukurannya yang besar, ketika terjadi penurunan, dampak riaknya akan signifikan.

Di internet China, beredar ungkapan yang mengejek industri ini: "Paus mati dan tenggelam ke laut”, yang berarti bahwa ketika pemain besar di bidang real estate mati, mereka akan ikut menyeret pemain kecil ke dalamnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1636 seconds (0.1#10.140)