Sektor Real Estate China Lesu, Hancurkan Mitos Harga Selalu Naik

Senin, 04 Desember 2023 - 17:55 WIB
loading...
A A A
Partai Komunis China telah mengakui bahwa perubahan besar sedang terjadi. "Telah terjadi perubahan signifikan dalam hubungan pasokan-permintaan," katanya. Namun sejauh ini, mereka belum menemukan solusi efektif untuk menghilangkan distorsi di pasar real estate guna mencegah pecahnya gelembung tersebut.

Jatuhnya Sektor Real Estate


Sejak 2020, pemerintahan Presiden Xi Jinping telah berupaya menjaga pasar agar tidak terlalu panas: Pemerintah China memperketat pembiayaan bagi pengembang real estate dan mengurangi ketersediaan pinjaman hipotek dengan harapan dapat menghentikan investasi berlebihan dan ketidakstabilan keuangan sejak awal.

Akibatnya, arus kas perusahaan real estate dengan cepat memburuk dan pembangunan terhenti, sementara sejumlah proyek masih belum selesai. Sebuah lembaga pemikir real estate China pernah memperkirakan bahwa pada Juni 2022, area seluas 231 km persegi dari proyek tersebut belum selesai.

Kebijakan nol-Covid di China dan faktor-faktor lain yang membuat masyarakat semakin cemas terhadap masa depan mereka semakin melemahkan pasar perumahan. Karena penurunan penjualan, harga rata-rata unit kondominium yang baru dibangun di 70 kota besar di China telah menurun dari tahun ke tahun, sejak April 2022, dengan rekor penurunan selama 19 bulan berturut-turut.

Tekanan yang berkepanjangan di sektor real estate China telah menyebabkan banyak proyek bangunan terbengkalai.

Sebuah gedung pencakar langit, yang menjulang tinggi di langit biru, menghilang dari pandangan saat matahari terbenam. Bangunan terkenal setinggi 86 lantai ini, yang terletak di lokasi utama di kota Dalian, China timur laut, tidak diterangi cahaya pada malam hari. Penduduk setempat mengatakan bangunan tersebut seperti gedung hantu.

Bangunannya telah selesai, namun, "Tidak ada pembicaraan mengenai permohonan penyewa," menurut broker real estate setempat. Pintu utamanya berkarat, dan jarang terlihat orang di dekatnya, bahkan di siang hari.

Kasus ekstrem dapat dilihat di kota Hegang di provinsi timur laut Heilongjiang, yang berbatasan dengan Rusia. Ketika sumber daya di kota pertambangan batu bara ini habis, populasinya mulai berkurang. Pada 2020, jumlah penduduk berusia 60 tahun ke atas adalah 24 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 19 persen.

Pada akhir 2021, kota ini secara de facto mengalami keruntuhan finansial. Sektor real estate jatuh, dan Hegang dikenal sebagai "kota di mana harga kondominium seperti harga kubis China."

Namun, saat berjalan melintasi kota, seseorang dapat melihat secercah jalan keluar.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1610 seconds (0.1#10.140)