AS Tebar Pesan Peringatan Jelang Sidang PBB Soal Yerusalem

Rabu, 20 Desember 2017 - 23:56 WIB
AS Tebar Pesan Peringatan Jelang Sidang PBB Soal Yerusalem
AS Tebar Pesan Peringatan Jelang Sidang PBB Soal Yerusalem
A A A
NEW YORK - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB, Nikki Haley, memperingatkan negara-negara anggota jelang sidang umum PBB. Sidang Umum PBB di gelar untuk melakukan pemungutan suara guna memveto resolusi penolakan keputusan Washington mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Pada hari Kamis, Majelis Umum PBB akan mengadakan sebuah sesi khusus darurat langka mengenai keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada 6 Desember lalu. Kala itu, Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan memindahkan kedutaan Washington dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Baca Juga: Tanggapi Veto AS, Sidang Umum PBB Siap Gelar Rapat Darurat

Haley lantas mengirimkan email kepada negara-negara anggota yang mengatakan bahwa Trump akan mengawasi pemungutan suara tersebut.

"Sewaktu Anda mempertimbangkan suara Anda, saya ingin Anda tahu bahwa Presiden dan AS akan menanggapi pengambilan suara ini secara personal," bunyi email tersebut

"Presiden akan mengawasi pemungutan suara ini dengan hati-hati dan meminta saya melaporkan kembali negara-negara yang memberikan suara menentang kami. Kami akan mencatat setiap pemungutan suara untuk masalah ini," kata Haley dalam email tersebut, seperti dikutip Anadolu dari majalah Foreign Policy, Rabu (20/12/2017).

Sebelumnya, pada hari Selasa, Haley memposting di Twitter, dengan mengatakan: "Di PBB kami selalu diminta untuk berbuat lebih banyak dan memberi lebih banyak."

"Jadi, ketika kita membuat keputusan, atas kehendak orang-orang Amerika, di mana untuk menempatkan kedutaan kita, kita tidak mengharapkan yang telah kita bantu untuk targetkan kita. Pada hari Kamis akan ada sebuah suara yang mengkritik pilihan kita. AS akan mengambil tindaka," cuitnya di Twitter.

Status Yerusalem telah lama dianggap sebagai isu status terakhir yang harus ditentukan oleh perundingan damai Israel-Palestina. Keputusan Trump secara luas dipandang sebagai penghalang kesepakatan lama. Yerusalem Timur, yang Palestina tetapkan untuk menjadi Ibu Kota negara mereka, telah berada di bawah pendudukan Israel sejak 1967.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4109 seconds (0.1#10.140)