Terancam Dieksekusi di Irak, Gadis Ini Menyesal Gabung ISIS

Sabtu, 16 Desember 2017 - 06:25 WIB
Terancam Dieksekusi di Irak, Gadis Ini Menyesal Gabung ISIS
Terancam Dieksekusi di Irak, Gadis Ini Menyesal Gabung ISIS
A A A
BAGHDAD - Seorang gadis remaja asal Jerman menyesali kebodohannya telah bergabung dengan ISIS saat eksekusi mati oleh otoritas pengadilan Irak mengancam hidupnya. Dia dipertemukan dengan ibunya saat menunggu persidangan di Irak.

Linda Wenzel baru berusia 15 tahun saat dia meninggalkan Jerman untuk menikah dengan seorang militan Islamic State atau ISIS yang dia temui secara online.

Ketika bertemu ibunya, Katharina, untuk pertama kalinya dalam lebih dari setahun, Linda mengatakan bahwa dia telah membuat keputusan fatal yang menghancurkan hidupnya sendiri.

Pengadilan Irak saat ini sedang menjalankan hukuman yang tegas bagi para mantan anggota ISIS yang tertangkap. Banyak dari terdakwa telah dieksekusi gantung.

Linda sendiri terancam eksekusi serupa.”Saya tidak tahu bagaimana saya menemukan gagasan bodoh untuk pergi ke (gabung) ISIS,” ujarnya.

”Saya telah menghancurkan hidup saya sendiri,” lanjut dia, seperti dikutip dari Daily Mirror, Sabtu (16/12/2017).

Linda menikah dengan Abu Usama al-Shishani, seorang petempur ISIS asal Austria keturunan Chechnya. Namun, suaminya itu terbunuh dalam pertempuran.

Setelah kematian sang suami, Linda ditempatkan di berbagai tempat tinggal wanita. Dia mengaku tidak pernah keluar rumah selama tinggal di tempat penampungan tersebut.

Linda yang sejatinya masih berstatus pelajar mengaku memalsukan tanda tangan ibunya saat membeli tiket pesawat terbang ke Istanbul dan bertemu dengan Abu.

Dia ditangkap pada bulan Juli di Mosul oleh tentara Irak. Penangkapannya menjadi sorotan media internasional, di mana dia diarak dan dipermalukan.

Bulan depan, Linda akan diadili di Baghdad, karena Irak tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan Jerman.

Stasiun televisi Jerman, Das Erste, menyiarkan sebuah laporan mengejutkan yang menunjukkan saat Linda melihat sang ibu untuk pertama kalinya setelah lebih dari satu tahun.

Saat reuni di sebuah kantor polisi Baghdad, ibu dan anak itu saling berpelukan. Linda, yang mengenakan jilbab dan jubah kaftan berwarna gelap, tersenyum saat melihat wajah ibunya.

Selama reuni singkat itu, Katharina memberi putrinya mainan kecil yang dilengkapi topi Natal warna merah. Hadiah itu untuk mengingatkannya saat berkumpul di rumah mereka di Jerman ketika liburan tiba.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5027 seconds (0.1#10.140)