Arab Saudi Buka Bioskop pada Awal 2018

Selasa, 12 Desember 2017 - 07:16 WIB
Arab Saudi Buka Bioskop pada Awal 2018
Arab Saudi Buka Bioskop pada Awal 2018
A A A
RIYADH - Arab Saudi memberikan izin untuk bisnis bioskop pada awal 2018. Itu menunjukkan komitmen Saudi untuk menjadi negara yang moderat dan terbuka untuk investasi asing.

Pengumuman itu disampaikan Kementerian Budaya dan Informasi. Itu berarti untuk pertama kalinya setelah 35 tahun Saudi melarang operasional bioskop.

“Sebagai regulator industri, Komisi Umum Media Audiovisual mulai memproses izin bioskop di Saudi. Kita memperkirakan bioskop pertama akan dibuka pada Maret 2018,” ungkap Ketua Komisi Umum Media Audiovisual (GCAM) yang dijabat Menteri Budaya dan Informasi Awwad Alawwad dilansir Reuters.

Hadirnya bioskop di Saudi itu merupakan pertama kalinya diberikan sejak 1980-an. “Itu menjadi momen penting dalam pembangunan ekonomi budaya di Saudi,” kata Alawwad.

Dia menambahkan pembukaan bioskop akan menjadi katalis untuk pertumbuhan ekonomi dan diversifikasi. “Dengan mengembangkan sektor budaya yang lebih luas, kita akan menciptakan banyak lapangan pekerjaan baru dan kesempatan pelatihan. Itu akan memperbanyak opsi hiburan di Saudi,” ujarnya.

Kebijakan pembukaan izin bioksop sebagai bagian dari Visi 2030 tentang reformasi program sosial dan ekonomi di Saudi. Pengumuman tersebut juga mengikuti kebijakan diperbolehkannya perempuan Saudi mengendarai mobil yang akan berlaku pada Juni 2018.

Data otoritas Saudi menunjukkan Visi 2030 akan meningkatkan belanja rumah tangga untuk hiburan dan budaya dari 2,9% menjadi 6% pada 2030. Dengan hadirnya bioskop akan membuka pasar domestik sekitar 30 juta orang pada 2030.

Nantinya, hingga 2030, Saudi akan membuka 300 bioskop dengan lebih dari 2.000 layar. Industri bioskop akan berkontribusi lebih dari 90 miliar riyal (USD24 miliar atau Rp328 triliun) untuk ekonomi Saudi. Itu juga akan membuka lebih dari 30.000 lapangan kerja baru hingga 2030. Sesuai dengan ambisi Visi 2030, Saudi Public Investment Fund akan menganggarkan USD2,67 miliar (Rp38 triliun) dalam investasi di dunia hiburan untuk menari wisatawan asing.

Sebelumnya, malam nonton film bareng digelar di Riyadh pada Oktober 2017 yang dianggap sebagai awalan untuk mencabut pelarangan bioskop di Saudi. Namun, nantinya bioskop di Saudi memiliki perbedaan dengan bioskop di negara lain. Bioskop di Saudi diperkirakan akan memisahkan antara penonton perempuan dan lelaki, serta ruang khusus untuk keluarga.

Arab Saudi juga menggelar konser musik pada awal Desember. Kemudian, festival pop Comic-Con dan perayaan nasional di mana banyak orang menari di jalanan dengan iringan musik elektronik untuk pertama kalinya. “Saya ingin mengembalikan Arab Saudi menuju Islam yang moderat dan terbuka serta menghancurkan ideologi ekstrimis,” kata Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Disambut Para Sineas
Para sutradara Saudi sudah lama menuntut diakhirinya pelarangan bioskop. Tapi, mereka sudah mengandalkan YouTube sebagai media untuk menyebarkan film yang mereka produksi. Dengan YouTube, mereka juga menghindari sensor yang ketat oleh pemerintah Saudi.

“Ini menjadi hari yang indah di Arab Saudi. Saudi mengizinkan bioskop untuk beroperasi pada awal 2018,” ujar sutradara Saudi Haifaa Al Mansour.

Film produksinya “Wadjda” pada 2013 menjadi film pertama Saudi yang masuk ke Academy Award. Film tersebut bercerita tentang mimpi gadis perempuan berusia 10 tahun untuk mendapatkan sepeda seperti teman lelakinya di perkampungan konservatif.

Tahun ini, film Saudi juga masuk Oscar berjudul “Barakah Meets Barakah”. Itu merupakan film komedi romantic yang diputar pada Festival Film Internasional Berlin. “Kini anak muda kita dan perempuan akan menunjukkan cerita yang layak untuk ditonton,” kata sutradara Saudi Aymen Tarek. Dia mengucapkan selamat untuk generasi 2030.

Dengan adanya industri hiburan di Saudi, kelas menengah Saudi tak perlu ke luar negeri seperti Uni Emirat Arab dan Bahrain untuk menonton film di bioskop. Saudi menghabiskan dana senilai USD20 miliar (Rp285 triliun) per tahun ke luar negeriuntuk kepentingan belanja dan hiburan. Dengan warga Saudi menonton film di kota-kota Saudi sehingga uang tersebut tetap berputar domestik.

Siapa investor asing yang akan masuk? Vue Entertainment berbasis di Inggris sepertinya akan membuka bioskop pertama di Saudi. CEO Vue Entertainment Tim Richards telah diundang pada konferensi investasi di Riyadh pada Oktober lalu. Dia juga telah berbicara mengenai proyek laser dan kursi bioskop untuk pasar di mana dua pertiga populasinya berusia di bawah 30 tahun. Investor lain yang mungkin tertarik adalah AMC Theaters Wanda Group. Mereka memonitor perkembangan terkini untuk berinvestasi di Saudi.

Pembukaan bioskop itu setahun setelah Ahmed al-Khatib, pemimpin Otoritas Hiburan Umum Arab Saudi, mengungkapkan niatnya untuk membuka kembali bioskop. Tapi, dulu banyak ulama menentang pembukaan kembali bioskop. Meskipun ada perlawanan pembukaan kembali bioskop, menurut Khatib, banyak orang konservatif pelan-pelan belajar kalau kebanyakan orang Saudi menginginkan reformasi.

Arab Saudi memang berambisi membangun kota hiburan raksasa di luar ibu kota Riyadh. Kota tersebut terdiri dari berbagai resor mewah, lapangan golf, sirkuit, dan taman hiburan. The Boston Consulting Group telah ditugaskan untuk mengidentifikasi pusat perbelanjaan dan taman hiburan untuk pengembangan investasi.

Kemudian, proyek pembangunan resor mewah Laut Merah akan dibangun di sepanjang garis pantai Saudi sepanjang 200 km membentang dari Umm Lajj hingga Al-Wajh. Nanti resor wisata Laut Merah seluas 34.000 km persegi itu lebih luas dibandingkan dengan Belgia.

Proyek prestisius itu bertujuan menarik wisatawan asing dan domestik sebagai upaya diversifikasi ekonomi Saudi pada saat harga minyak turun drastis. Pemberian visa bagi warga asing akan diperlonggar atau dibebaskan di zona wisata resor Laut Merah tersebut nanti. (Andika Hendra)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3452 seconds (0.1#10.140)