Menteri Luar Negeri Liga Arab Gelar Pertemuan Darurat

Minggu, 10 Desember 2017 - 05:23 WIB
Menteri Luar Negeri Liga Arab Gelar Pertemuan Darurat
Menteri Luar Negeri Liga Arab Gelar Pertemuan Darurat
A A A
KAIRO - Menteri luar negeri dari Liga Arab melakukan pertemuan darurat di Kairo, Mesir, Sabtu (9/12/2017). Mereka akan memberikan tanggapan terkait keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Keputusan ini telah memicu kemarahan dan aksi protes di dunia Arab.

Pertemuan Liga Arab, yang mempertemukan para menteri luar negeri dari negara-negara anggota, berlangsung saat demonstrasi berlanjut selama tiga hari berturut-turut di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Belum diketahui dengan pasti akan apa yang akan diputuskan dalam hal tindakan konkrit untuk melawan keputusan Trump. Namun, para diplomat Arab telah menyatakan akan mengrimkan sebuah rancangan resolusi yang mengecam keputusan itu ke Dewan Keamanan PBB. Mereka juga akan menyiapkan langkah-langkah yang tidak ditentukan yang menyentuh hubungan bilateral antara anggota Liga Arab dan Washington seperti disitir dari Washington Post, Minggu (10/12/2017).

Para diplomat juga berspekulasi bahwa pertemuan puncak Liga Arab dapat diserukan seiring diadakannya pertemuan menteri luar negeri, sebuah proposisi yang menurut para diplomat telah dikantongi oleh beberapa negara anggota.

Para diplomat tersebut berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak diberi wewenang untuk memberi keterangan singkat mengenai hal tersebut.

Sebagai alternatif, Liga Arab, kelompok yang dianggap tidak bergigi dan diejek oleh kritikus tidak lebih dari sekedar kelompok bincang-bincang, mungkin saja mengeluarkan pernyataan keras yang mencela keputusan Trump. Bisa kemungkinan Liga Arab menuntut Trump mencabutnya sambil menyuarakan dukungan bagi Palestina untuk mengejar sebuah negara merdeka dengan Yerusalem timur sebagai ibukotanya.

Pengumuman pengakuan Yerusalem oleh Trump, dan niatnya untuk memindahkan Kedutaan Besar AS di sana, memicu kecaman dari seluruh dunia. Bahkan sekutu dekat AS memintanya tidak perlu lagi menimbulkan konflik di wilayah yang rawan konflik.

Status kota Yerusalem menjadi inti konflik Israel-Palestina, dan langkah Trump secara luas dianggap memihak Israel. Bahkan krisis kecil mengenai status Yerusalem dan lokasi suci di Kota Tua kuno telah memicu pertumpahan darah yang mematikan di masa lalu.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3867 seconds (0.1#10.140)