4 Pejuang Palestina di Gaza yang Siap Berperang Selepas Gencatan Senjata

Kamis, 30 November 2023 - 03:03 WIB
loading...
4 Pejuang Palestina di Gaza yang Siap Berperang Selepas Gencatan Senjata
Hamas menjadi kelompok pejuang Gaza yang paling tangguh. Foto/Reuters
A A A
GAZA - Yang hidup dan beroperasi di antara 2,3 juta penduduk Gaza diperkirakan terdiri dari 11 faksi bersenjata yang berbeda, sebagian besar adalah kelompok Islam, mulai dari yang terbesar dan paling kuat, Hamas , hingga geng kecil bersenjata.

Ketika Hamas melancarkan serangan lintas batas ke Israel selatan pada tanggal 7 Oktober, orang-orang bersenjata berseragam didampingi oleh anggota geng tersebut dan bahkan individu yang tidak terafiliasi.

Oleh karena itu penundaan rilis baru-baru ini. Hamas perlu mengendalikan sisa sandera Israel sehingga mereka dapat menawar perpanjangan gencatan senjata sementara.

Berikut adalah 4 kelompok pejuang Palestina di Gaza yang siap berperang melawan Israel.

1. Hamas.

Melansir BBC, Hamas didirikan pada tahun 1987 dan memerintah Gaza sejak tahun 2007, kelompok ini diperkirakan memiliki 20.000 hingga 30.000 pejuang di sayap bersenjatanya – Brigade Izz Al-Din Al-Qassam – sebelum Israel memulai pembalasan atas serangan tanggal 7 Oktober.

Kelompok ini didanai dan didukung oleh Iran. Perjuangan Hamas tetap didedikasikan untuk penghancuran negara Israel.


2. Jihad Islam Palestina (PIJ).

Didirikan pada tahun 1981 oleh mahasiswa Palestina yang tinggal di Mesir.

Sekutu dekat Iran. Bersumpah untuk menghancurkan Israel. Diyakini memiliki antara 1.000 dan 8.000 pejuang di bawah merek "Brigade Al-Quds".

3. Brigade Al-Nasser Salah Al-Deen.

Faksi terbesar ketiga, sekutu Hamas dan PIJ. Berkontribusi pada kepolisian Gaza. Dilaporkan ikut serta dalam serangan gabungan dengan Hamas termasuk penculikan tentara Israel Gilad Shalit pada tahun 2006.

4. Brigade Mujahidin.

Sayap bersenjata Gerakan Mujahidin Palestina. Beroperasi di Gaza dan Tepi Barat. Juga dilaporkan memiliki hubungan dengan Iran.

Pada tahun 2023, juru bicaranya memperingatkan bahwa masalah warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel dan konfrontasi mengenai Masjid Al-Aqsa di Yerusalem adalah “bom waktu”.

(ahm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0774 seconds (0.1#10.140)