Gigi Hadid: Israel Satu-satunya Negara yang Jadikan Anak-anak Tawanan Perang

Senin, 27 November 2023 - 20:30 WIB
loading...
Gigi Hadid: Israel Satu-satunya Negara yang Jadikan Anak-anak Tawanan Perang
Supermodel keturunan Palestina-Amerika, Gigi Hadid. Foto/AP
A A A
WASHINGTON - Supermodel keturunan Palestina-Amerika, Gigi Hadid, mengecam Israel karena menjadi “satu-satunya negara yang menjadikan anak-anak sebagai tawanan perang.”

Postingannya di Instagram muncul ketika anak-anak Palestina dibebaskan dari tahanan militer Israel sebagai bagian dari ketentuan gencatan senjata dengan pejuang Hamas.

Israel dan Hamas menyetujui gencatan senjata selama empat hari yang dimulai pada hari Jumat, 24 November 2023.

Kesepakatan tersebut mencakup pembebasan 150 warga Palestina yang telah ditahan pasukan kolonial Israel di Tepi Barat.

Semua anak-anak itu diadili di pengadilan militer atau ditahan tanpa dakwaan atau pengadilan. Sekitar 50 tawanan perang Israel juga akan dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan tersebut.

Merujuk pada video yang beredar di media sosial tentang anak-anak Palestina yang berkumpul kembali dengan keluarga mereka setelah ditahan selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun, Hadid mengutuk Israel atas perlakuan buruk dan penyiksaan terhadap anak-anak.

“Penculikan, pemerkosaan, penghinaan, penyiksaan, pembunuhan warga Palestina. Bertahun-tahun sebelum 7 Oktober 2023,” tulis Hadid.



Postingannya memuat foto Ahmad Mansara, seorang warga Palestina yang ditahan Israel sejak dia berusia 13 tahun, dan sebagian besar waktunya berada di sel isolasi.

Manasra ditangkap pada tahun 2015. Dia dan sepupunya yang berusia 15 tahun dituduh menikam dua warga Israel di permukiman ilegal Pisgat Ze’ev di Tepi Barat yang dijajah.

Sepupunya ditembak mati di tempat kejadian, sedangkan Ahmad ditabrak mobil dan menderita luka serius di kepala sementara warga Israel mencemoohnya.

Setelah penangkapannya, rekaman video beredar luas di media sosial dan menunjukkan seorang remaja, Ahmad yang tertekan diperlakukan dengan kasar dan diinterogasi dengan kejam tanpa kehadiran orang tua atau perwakilan hukumnya.

Dia dianiaya selama tahun-tahun awal penahanannya hingga dia kemudian didiagnosis menderita skizofrenia.

Sekelompok 36 psikolog telah meminta presiden Israel memaafkan Ahmad karena kesehatan mentalnya.

Kisah Ahmad hanya sebagian kecil dari kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan rezim apartheid Israel terhadap warga Palestina.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0948 seconds (0.1#10.140)