5 Fakta Kerusuhan Dublin, Salah Satunya Dipicu Serangan di Sekolah
loading...
A
A
A
The Independent melaporkan bahwa masyarakat didesak untuk bekerja dari rumah pada hari Jumat.
Perdana Menteri Leo Varadkar mengatakan dia terkejut dengan kejadian tersebut dan juga mengatakan pemerintahnya akan segera mengambil langkah untuk memperketat undang-undang anti-kebencian. “Sebagai sebuah negara kita perlu merebut kembali Irlandia. Kita perlu menjauhkan mereka dari ketakutan yang bersembunyi di balik topeng dan mencoba menakuti kita dengan kekerasan mereka,” kata Varadkar.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan dia “terkejut” dengan “serangan brutal” tersebut. “Apa yang kami lihat tadi malam adalah pecahnya kekerasan yang luar biasa,” kata Harris pada hari Jumat. “Ini adalah pemandangan yang belum pernah kita lihat selama beberapa dekade.”
“Saya pikir kita telah melihat unsur radikalisasi. Kita telah melihat sekelompok orang yang menganggap remeh fakta dan membuat asumsi-asumsi yang penuh kebencian dan kemudian bertindak dengan cara yang tidak senonoh dan mengganggu masyarakat kita,” tambahnya.
5. Dikutuk Banyak Pihak
Presiden Michael D Higgins mengatakan pada hari Kamis bahwa pikirannya tertuju pada “setiap anak dan keluarga mereka yang terkena dampak serangan mengerikan. “Kami secara khusus memikirkan anak perempuan berusia lima tahun dan anggota staf yang merawatnya yang keduanya berada dalam kondisi serius di rumah sakit. Semua doa kami menyertai mereka masing-masing untuk kesembuhan penuh.” Higgins juga mengatakan polisi berhak mendapatkan “semua dukungan kami dalam menangani insiden tersebut”.Perdana Menteri Leo Varadkar mengatakan dia terkejut dengan kejadian tersebut dan juga mengatakan pemerintahnya akan segera mengambil langkah untuk memperketat undang-undang anti-kebencian. “Sebagai sebuah negara kita perlu merebut kembali Irlandia. Kita perlu menjauhkan mereka dari ketakutan yang bersembunyi di balik topeng dan mencoba menakuti kita dengan kekerasan mereka,” kata Varadkar.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan dia “terkejut” dengan “serangan brutal” tersebut. “Apa yang kami lihat tadi malam adalah pecahnya kekerasan yang luar biasa,” kata Harris pada hari Jumat. “Ini adalah pemandangan yang belum pernah kita lihat selama beberapa dekade.”
“Saya pikir kita telah melihat unsur radikalisasi. Kita telah melihat sekelompok orang yang menganggap remeh fakta dan membuat asumsi-asumsi yang penuh kebencian dan kemudian bertindak dengan cara yang tidak senonoh dan mengganggu masyarakat kita,” tambahnya.
(ahm)