10 Aktor Internasional yang Bisa Menjadi Mediator Perang Gaza, Adakah Indonesia?
loading...
A
A
A
GAZA - Gencatan senjata dan pertukaran tahanan menjadi isu penting untuk menghentikan perang Gaza antara Israel dan Hamas . Namun, untuk mewujudkannya, maka diperlukan aktor internasional yang kuat yang mampu memediasi antara Israel dan Hamas.
Apalagi, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah menyatakan bahwa perang Gaza sebagai genosida di Palestina. Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan akan terus melanjutkan invasi ke Gaza meskipun perundingan damai dimulai.
Bisakah komunitas internasional melakukan intervensi untuk menghentikan Israel menerapkan hukuman kolektif terhadap warga Palestina di Gaza?
“Saya pikir masih terlalu dini untuk membicarakan mediasi, karena [saat ini] Israel bereaksi berdasarkan kemarahan dan balas dendam,” kata Profesor Mahjoob Zweiri, direktur Pusat Studi Teluk di Universitas Qatar, mengatakan kepada Al Jazeera.
Foto/Reuters
Para menteri luar negeri dan pemimpin Liga Arab sudah menggelar beberapa pertemuan puncak darurat.
Asisten Sekretaris Jenderal Hossam Zaki mengatakan para menteri akan membahas upaya Arab untuk “menghentikan agresi Israel” di Gaza.
Zweiri mengatakan Liga Arab tidak punya peran apa pun. “Ini merupakan cerminan dari pemerintahan Arab yang terfragmentasi. Ia tidak memiliki alat.”
Foto/Reuters
Beijing menyatakan keprihatinan mendalam atas eskalasi konflik dan menyerukan “tenang”.
Para pengamat bertanya-tanya apakah China akan mencoba mempromosikan dirinya sebagai pembawa perdamaian regional setelah negara itu berhasil menjadi perantara pemulihan hubungan antara Iran dan Arab Saudi.
Pada bulan April, Menteri Luar Negeri Israel saat itu, Qin Gang, mengatakan kepada para menteri luar negeri Israel dan Palestina bahwa China siap memfasilitasi upaya menuju perundingan damai.
China mendukung solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina, berdasarkan perbatasan sebelum tahun 1967 dan dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara Palestina yang berdaulat. Mereka juga mengadvokasi bantuan pembangunan internasional untuk Palestina.
Foto/Reuters
Kairo telah bertindak sebagai mediator antara Israel dan kelompok Palestina dalam konflik sebelumnya, namun Zweiri mengatakan pihaknya akan berusaha menjauhkan diri dari meningkatnya situasi di Gaza.
“Mereka [Mesir] ingin menjauhkan diri dari apa yang terjadi karena… Mesir akan mengadakan pemilu,” katanya.
Foto/Reuters
Para pemimpin banyak negara Eropa termasuk Perancis dan Jerman mengutuk serangan Hamas dan menunjukkan solidaritas dengan Israel.
Para menteri luar negeri Uni Eropa dijadwalkan mengadakan pertemuan luar biasa pada Selasa sore untuk membahas perang tersebut.
Tanggapan awal UE terhadap konflik ini adalah dengan mengumumkan penghentian segera bantuan pembangunan untuk Palestina. Kemudian mereka mengatakan akan meninjau bantuan tersebut, bukan menangguhkannya.
Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albarez mengatakan tindakan seperti itu tidak dapat diterima dan kerja sama harus dilanjutkan.
“Kita tidak bisa menyamakan Hamas, yang masuk dalam daftar kelompok teroris Uni Eropa, dengan penduduk Palestina, Otoritas Palestina, atau organisasi-organisasi PBB yang hadir di lapangan,” katanya kepada stasiun radio Spanyol Cadena SER pada Selasa pagi.
Foto/Reuters
Kemungkinan peran Iran dalam mediasi masih belum jelas.
Pemimpin Tertingginya Ali Hosseini Khamenei mengatakan pada hari Selasa: “Kami tentu saja membela warga Palestina. Kita cium kening dan lengan para pejuang dan pemuda pemberani Palestina, iya betul.
“Tetapi mereka yang mengatakan orang-orang non-Palestina berada di balik tindakan ini… mereka tidak mengenal orang-orang Palestina dengan baik. Mereka telah meremehkan bangsa Palestina. Itu adalah kesalahan mereka.”
Foto/Reuters
Negara Teluk ini dikenal karena upaya mediasinya dalam perselisihan Palestina-Israel dan bantuan berkelanjutannya ke Gaza, yang telah dikepung Israel selama 16 tahun.
“Prioritas kami adalah mengakhiri pertumpahan darah, membebaskan para tahanan dan memastikan konflik dapat diatasi tanpa adanya dampak regional,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Majed al-Ansari kepada Reuters.
Namun, seorang pejabat Israel mengatakan kepada Reuters: “Tidak ada negosiasi yang sedang berlangsung.”
Jika perundingan perdamaian ingin dimulai, Zweiri yakin Turki dan Qatar akan berperan aktif.
“Saya berasumsi demikian karena mereka berdua mempunyai komunikasi dengan Hamas dan Israel, dan kita harus melihat siapa yang mampu berbicara dengan kedua belah pihak.”
Foto/Reuters
Sebagai bagian dari upaya mediasi sebelumnya, beberapa minggu sebelum serangan hari Sabtu, PBB terlibat dalam diplomasi untuk mencoba mencegah konfrontasi bersenjata baru antara Israel dan Hamas.
Utusan perdamaian Timur Tengah PBB Tor Wennesland bertemu dengan para pejabat Hamas di Gaza dan menulis di X: “PBB sedang berbicara dan bekerja dengan semua pihak untuk meningkatkan kehidupan masyarakat di Gaza, khususnya mereka yang paling rentan.”
Foto/Reuters
Sekutu terdekat Israel telah menjanjikan dukungan yang “kokoh dan tak tergoyahkan” kepada Israel dan mengatakan akan mengirimkan amunisi saat negara itu memindahkan kapal dan pesawat militernya lebih dekat ke Israel.
Washington mengatakan pihaknya menginginkan negara Palestina di masa depan, namun gagal meyakinkan Israel, yang menerima bantuan militer tahunan senilai $3 miliar, untuk menghormati perjanjian yang ditandatangani dengan Palestina.
Perluasan pemukiman di tanah Palestina dan kekerasan terhadap pemukim telah meningkat, terutama di bawah pemerintahan sayap kanan ekstrim yang dipimpin oleh Netanyahu.
Zweiri mengatakan reaksi AS sangat mengejutkan. “Mereka [AS] pada dasarnya mengizinkan Israel melakukan apa yang mereka inginkan di Gaza.”
Apalagi, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah menyatakan bahwa perang Gaza sebagai genosida di Palestina. Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan akan terus melanjutkan invasi ke Gaza meskipun perundingan damai dimulai.
Bisakah komunitas internasional melakukan intervensi untuk menghentikan Israel menerapkan hukuman kolektif terhadap warga Palestina di Gaza?
“Saya pikir masih terlalu dini untuk membicarakan mediasi, karena [saat ini] Israel bereaksi berdasarkan kemarahan dan balas dendam,” kata Profesor Mahjoob Zweiri, direktur Pusat Studi Teluk di Universitas Qatar, mengatakan kepada Al Jazeera.
Berikut ini adalah 10 negara-negara dan organisasi internasional yang mungkin berperan sebagai pembawa perdamaian.
1. Liga Arab
Foto/Reuters
Para menteri luar negeri dan pemimpin Liga Arab sudah menggelar beberapa pertemuan puncak darurat.
Asisten Sekretaris Jenderal Hossam Zaki mengatakan para menteri akan membahas upaya Arab untuk “menghentikan agresi Israel” di Gaza.
Zweiri mengatakan Liga Arab tidak punya peran apa pun. “Ini merupakan cerminan dari pemerintahan Arab yang terfragmentasi. Ia tidak memiliki alat.”
2. China
Foto/Reuters
Beijing menyatakan keprihatinan mendalam atas eskalasi konflik dan menyerukan “tenang”.
Para pengamat bertanya-tanya apakah China akan mencoba mempromosikan dirinya sebagai pembawa perdamaian regional setelah negara itu berhasil menjadi perantara pemulihan hubungan antara Iran dan Arab Saudi.
Pada bulan April, Menteri Luar Negeri Israel saat itu, Qin Gang, mengatakan kepada para menteri luar negeri Israel dan Palestina bahwa China siap memfasilitasi upaya menuju perundingan damai.
China mendukung solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina, berdasarkan perbatasan sebelum tahun 1967 dan dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara Palestina yang berdaulat. Mereka juga mengadvokasi bantuan pembangunan internasional untuk Palestina.
3. Mesir
Foto/Reuters
Kairo telah bertindak sebagai mediator antara Israel dan kelompok Palestina dalam konflik sebelumnya, namun Zweiri mengatakan pihaknya akan berusaha menjauhkan diri dari meningkatnya situasi di Gaza.
“Mereka [Mesir] ingin menjauhkan diri dari apa yang terjadi karena… Mesir akan mengadakan pemilu,” katanya.
4. Eropa
Foto/Reuters
Para pemimpin banyak negara Eropa termasuk Perancis dan Jerman mengutuk serangan Hamas dan menunjukkan solidaritas dengan Israel.
Para menteri luar negeri Uni Eropa dijadwalkan mengadakan pertemuan luar biasa pada Selasa sore untuk membahas perang tersebut.
Tanggapan awal UE terhadap konflik ini adalah dengan mengumumkan penghentian segera bantuan pembangunan untuk Palestina. Kemudian mereka mengatakan akan meninjau bantuan tersebut, bukan menangguhkannya.
Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albarez mengatakan tindakan seperti itu tidak dapat diterima dan kerja sama harus dilanjutkan.
“Kita tidak bisa menyamakan Hamas, yang masuk dalam daftar kelompok teroris Uni Eropa, dengan penduduk Palestina, Otoritas Palestina, atau organisasi-organisasi PBB yang hadir di lapangan,” katanya kepada stasiun radio Spanyol Cadena SER pada Selasa pagi.
5. Iran
Foto/Reuters
Kemungkinan peran Iran dalam mediasi masih belum jelas.
Pemimpin Tertingginya Ali Hosseini Khamenei mengatakan pada hari Selasa: “Kami tentu saja membela warga Palestina. Kita cium kening dan lengan para pejuang dan pemuda pemberani Palestina, iya betul.
“Tetapi mereka yang mengatakan orang-orang non-Palestina berada di balik tindakan ini… mereka tidak mengenal orang-orang Palestina dengan baik. Mereka telah meremehkan bangsa Palestina. Itu adalah kesalahan mereka.”
6. Qatar
Foto/Reuters
Negara Teluk ini dikenal karena upaya mediasinya dalam perselisihan Palestina-Israel dan bantuan berkelanjutannya ke Gaza, yang telah dikepung Israel selama 16 tahun.
“Prioritas kami adalah mengakhiri pertumpahan darah, membebaskan para tahanan dan memastikan konflik dapat diatasi tanpa adanya dampak regional,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Majed al-Ansari kepada Reuters.
Namun, seorang pejabat Israel mengatakan kepada Reuters: “Tidak ada negosiasi yang sedang berlangsung.”
7. Rusia
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan pembentukan negara Palestina adalah solusi “paling dapat diandalkan” untuk perdamaian di Israel dan pertempuran saja tidak akan menjamin keamanan.8. Turki
Presiden Recep Tayyip Erdogan meminta pejuang Hamas dan angkatan bersenjata Israel untuk menghentikan kekerasan dan menawarkan untuk menjadi penengah.Jika perundingan perdamaian ingin dimulai, Zweiri yakin Turki dan Qatar akan berperan aktif.
“Saya berasumsi demikian karena mereka berdua mempunyai komunikasi dengan Hamas dan Israel, dan kita harus melihat siapa yang mampu berbicara dengan kedua belah pihak.”
9. Badan-badan PBB
Foto/Reuters
Sebagai bagian dari upaya mediasi sebelumnya, beberapa minggu sebelum serangan hari Sabtu, PBB terlibat dalam diplomasi untuk mencoba mencegah konfrontasi bersenjata baru antara Israel dan Hamas.
Utusan perdamaian Timur Tengah PBB Tor Wennesland bertemu dengan para pejabat Hamas di Gaza dan menulis di X: “PBB sedang berbicara dan bekerja dengan semua pihak untuk meningkatkan kehidupan masyarakat di Gaza, khususnya mereka yang paling rentan.”
10. Amerika Serikat
Foto/Reuters
Sekutu terdekat Israel telah menjanjikan dukungan yang “kokoh dan tak tergoyahkan” kepada Israel dan mengatakan akan mengirimkan amunisi saat negara itu memindahkan kapal dan pesawat militernya lebih dekat ke Israel.
Washington mengatakan pihaknya menginginkan negara Palestina di masa depan, namun gagal meyakinkan Israel, yang menerima bantuan militer tahunan senilai $3 miliar, untuk menghormati perjanjian yang ditandatangani dengan Palestina.
Perluasan pemukiman di tanah Palestina dan kekerasan terhadap pemukim telah meningkat, terutama di bawah pemerintahan sayap kanan ekstrim yang dipimpin oleh Netanyahu.
Zweiri mengatakan reaksi AS sangat mengejutkan. “Mereka [AS] pada dasarnya mengizinkan Israel melakukan apa yang mereka inginkan di Gaza.”
(ahm)