Rusia: Diperlukan Pembicaraan Baru Pembentukan Negara Palestina
loading...
A
A
A
Menlu Rusia yakin mediator proses perdamaian Timur Tengah sebelumnya yang disebut Kuartet Timur Tengah telah membuktikan ketidakefektifannya.
Didirikan di Madrid pada 2002, kelompok ini beranggotakan Amerika Serikat, Rusia, Uni Eropa, dan PBB yang diharapkan dapat mengarahkan proses perdamaian Israel-Palestina menuju solusi dua negara.
Pekerjaan kelompok ini hampir lumpuh selama masa jabatan Donald Trump sebagai presiden AS. Trump menuntut semua anggota Kuartet menyetujui “Kesepakatan Abad Ini” yakni satu rencana perdamaian yang dianggap sangat pro-Israel oleh Palestina dan negara-negara Muslim. Rusia, PBB, dan UE semuanya menolak proposal tersebut.
“Kuartet gagal memenuhi fungsi yang dipercayakan Dewan Keamanan PBB,” ujar Lavrov, seraya mengatakan kelompok tersebut juga tidak mencakup perwakilan dari dunia Arab dan Islam.
“Meskipun diharapkan dapat bekerja sama dengan Liga Arab, anggota Kuartet Barat tidak terlalu tertarik dengan gagasan tersebut,” ungkap menlu Rusia tersebut.
“Mekanisme internasional baru yang bertujuan menjamin resolusi (konflik) jangka panjang yang berkelanjutan berdasarkan solusi dua negara harus benar-benar representatif,” ungkap Lavrov, seraya menambahkan mekanisme tersebut harus melibatkan aktor-aktor regional, serta negara-negara Arab dan negara-negara Islam.
“Negara-negara di kawasan ini paling tahu bagaimana mencapai solusi yang akan membuat semua pihak senang… selamanya,” pungkas dia.
Didirikan di Madrid pada 2002, kelompok ini beranggotakan Amerika Serikat, Rusia, Uni Eropa, dan PBB yang diharapkan dapat mengarahkan proses perdamaian Israel-Palestina menuju solusi dua negara.
Pekerjaan kelompok ini hampir lumpuh selama masa jabatan Donald Trump sebagai presiden AS. Trump menuntut semua anggota Kuartet menyetujui “Kesepakatan Abad Ini” yakni satu rencana perdamaian yang dianggap sangat pro-Israel oleh Palestina dan negara-negara Muslim. Rusia, PBB, dan UE semuanya menolak proposal tersebut.
“Kuartet gagal memenuhi fungsi yang dipercayakan Dewan Keamanan PBB,” ujar Lavrov, seraya mengatakan kelompok tersebut juga tidak mencakup perwakilan dari dunia Arab dan Islam.
“Meskipun diharapkan dapat bekerja sama dengan Liga Arab, anggota Kuartet Barat tidak terlalu tertarik dengan gagasan tersebut,” ungkap menlu Rusia tersebut.
“Mekanisme internasional baru yang bertujuan menjamin resolusi (konflik) jangka panjang yang berkelanjutan berdasarkan solusi dua negara harus benar-benar representatif,” ungkap Lavrov, seraya menambahkan mekanisme tersebut harus melibatkan aktor-aktor regional, serta negara-negara Arab dan negara-negara Islam.
“Negara-negara di kawasan ini paling tahu bagaimana mencapai solusi yang akan membuat semua pihak senang… selamanya,” pungkas dia.
(sya)