Tempat Lahir Yesus Copot Semua Dekorasi Natal untuk Hormati Para Martir Hamas
loading...
A
A
A
BETLEHEM - Kota Betlehem di Tepi Barat, yang terkenal sebagai tempat kelahiran Yesus Kristus, mengumumkan bahwa mereka akan mencopot semua dekorasi perayaan hari raya Natal tahunan. Pemerintah kota ini sedih rakyat Palestina di Gaza dibantai secara keji oleh Israel.
“Petugas Kota Betlehem mengumumkan pembongkaran dekorasi Natal yang dipasang beberapa tahun lalu di lingkungan kota dan menghapus semua perayaan untuk menghormati para martir [Hamas] dan solidaritas dengan rakyat kami di Gaza,” tulis pemerintah Kota Betlehem di Facebook.
Tepi Barat merupakan wilayah Palestina yang masih diduduki Zionis Israel.
Pemerintah Kota Betlehem menjelaskan kepada Telegraph tentang alasan pembatalan perayaan Natal.
"Alasannya adalah situasi umum di Palestina; orang-orang tidak terlalu menyukai perayaan apa pun, mereka sedih, marah, dan kesal; rakyat kami di Gaza dibantai dan dibunuh dengan darah dingin," katanya, yang dilansir Jumat (17/11/2023).
“Oleh karena itu, sama sekali tidak pantas mengadakan perayaan seperti itu ketika terjadi pembantaian di Gaza dan serangan di Tepi Barat," imbuh pemerintah Kota Betlehem.
“Tahun ini situasi di Betlehem belum pernah terjadi sebelumnya dan suasana serta suasananya sangat menyedihkan, dan itulah yang seharusnya dilihat oleh dunia, dan menyadari bahwa ini bukanlah keadaan yang normal," lanjutnya.
“Bethlehem harus menyampaikan pesan belasungkawa dan duka.”
Kendati perayaan Natal ditiadakan, menurut laporan LBC, doa dan upacara keagamaan masih diizinkan berlangsung.
“Petugas Kota Betlehem mengumumkan pembongkaran dekorasi Natal yang dipasang beberapa tahun lalu di lingkungan kota dan menghapus semua perayaan untuk menghormati para martir [Hamas] dan solidaritas dengan rakyat kami di Gaza,” tulis pemerintah Kota Betlehem di Facebook.
Tepi Barat merupakan wilayah Palestina yang masih diduduki Zionis Israel.
Pemerintah Kota Betlehem menjelaskan kepada Telegraph tentang alasan pembatalan perayaan Natal.
"Alasannya adalah situasi umum di Palestina; orang-orang tidak terlalu menyukai perayaan apa pun, mereka sedih, marah, dan kesal; rakyat kami di Gaza dibantai dan dibunuh dengan darah dingin," katanya, yang dilansir Jumat (17/11/2023).
“Oleh karena itu, sama sekali tidak pantas mengadakan perayaan seperti itu ketika terjadi pembantaian di Gaza dan serangan di Tepi Barat," imbuh pemerintah Kota Betlehem.
“Tahun ini situasi di Betlehem belum pernah terjadi sebelumnya dan suasana serta suasananya sangat menyedihkan, dan itulah yang seharusnya dilihat oleh dunia, dan menyadari bahwa ini bukanlah keadaan yang normal," lanjutnya.
“Bethlehem harus menyampaikan pesan belasungkawa dan duka.”
Kendati perayaan Natal ditiadakan, menurut laporan LBC, doa dan upacara keagamaan masih diizinkan berlangsung.
(mas)