Sejarah Ikatan Iran, Hamas, dan Jihad Islam Palestina
loading...
A
A
A
Hubungan Iran dengan Hamas
Iran memberi Hamas bantuan keuangan, senjata, dan pelatihan. Hubungan mereka membaik setelah Perang Teluk tahun 1990 dan Konferensi Perdamaian Madrid yang diselenggarakan oleh Amerika Serikat--diselenggarakan untuk menghidupkan kembali proses perdamaian Israel-Palestina.
Pada tahun 1992, pada sebuah konferensi di Teheran, Iran dilaporkan berjanji untuk memberikan Hamas USD30 juta per tahun dan memberikan pelatihan militer.
Hamas kemudian membuka kantor di Teheran. Hubungan tersebut semakin erat pada tahun 1992 setelah Israel mendeportasi ratusan warga Palestina, termasuk para pemimpin Hamas, ke Lebanon.
Selama berada di Lebanon, Hamas mendapat pelatihan militer dari Hizbullah dan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC).
Antara 1990-2000, dukungan keuangan Iran kepada Hamas dilaporkan berkisar antara USD20 juta hingga USD50 juta per tahun, bahkan ketika Hamas mempertahankan hubungan dengan Organisasi Pembebasan Palestina pimpinan Yasser Arafat dan Partai Fatah—yang merupakan saingan politik Hamas.
Pada pemilu legislatif tahun 2006, Hamas memenangkan mayoritas—76 dari 132 kursi, dibandingkan dengan 43 kursi Fatah.
Mereka sempat memimpin Otoritas Palestina di Tepi Barat dan Gaza. Namun, setahun setelah pemilu, ketegangan meningkat antara dua partai terbesar Palestina.
Pada pertengahan tahun 2007, Presiden Mahmoud Abbas (dari Fatah) memecat Perdana Menteri Ismail Haniyeh (dari Hamas); Hamas juga secara paksa mengambil alih kendali keamanan di Jalur Gaza.
Tindakan ini mengakibatkan pembubaran pemerintah persatuan Otoritas Palestina dan pembagian wilayah Palestina secara de facto menjadi dua entitas, dengan Gaza diperintah oleh Hamas dan Tepi Barat diperintah oleh Fatah.
Jihad Islam dan Hubungannya dengan Iran
Jihad Islam Palestina (PIJ) atau Harakat al Jihad al Islam fi Filistin, adalah kelompok militan Islam yang awalnya didirikan pada tahun 1979 di Mesir sebagai cabang dari Ikhwanul Muslimin.