Ribut Masalah Perbatasan, Dominika dan Haiti Terlibat Konfrontasi Senjata
loading...
A
A
A
SANTO DOMINGO - Republik Dominika dan Haiti terlibat konfrontasi senjata setelah bersengketa masalah perbatasan.
Dominika menuduh Haiti melakukan pelanggaran di perbatasan bersama mereka di Pulau Hispaniola. Perseteruan tersebut didasarkan pada kebingungan mengenai batas perbatasan di ujung pulau bersama, dekat 300 penghalang tembok yang membatasi perbatasan.
“Apa yang terjadi merupakan pelanggaran mencolok terhadap wilayah Dominika,” kata Menteri Luar Negeri Republik Dominika Roberto Alvarez pada sebuah konferensi pers setelah konfrontasi bersenjata antara kedua negara, seperti dikutip dari AP News, Senin (13/11/2023).
“Kami menyerukan dengan tegas kepada pihak berwenang Haiti untuk mengambil alih kendali ketertiban di wilayah mereka dan menghindari situasi yang terus memperburuk situasi yang sudah sulit ini,” imbuh Alvarez.
Melalui juru bicaranya, Perdana Menteri (PM) Haiti menolak memberikan komentar terhadap pernyataan Pemerintah Dominika dan merujuk pada pernyataan yang dikeluarkan oleh pemerintah bahwa tentara Dominika telah melanggar wilayah Haiti.
Namun menurut laporan AP News, Dominika dan Haiti telah mengirim Menteri Luar Negeri mereka dan bersepakat untuk mencoba meredakan ketegangan supaya eskalasi tidak berlanjut.
Diketahui bahwa ketegangan kedua negara tersebut dipicu setelah Presiden Dominika Luis Abinader mengumumkan pemberhentian visa bagi warga negara Haiti dan menutup semua perbatasan darat, laut, dan udara selama hampir satu bulan.
Kebijakan tersebut menjadi pukulan telak bagi perekonomian Haiti.
Sebelumnya penutupan perbatasan tersebut karena perselisihan mengenai pembangunan kanal di wilayah Haiti yang menyasar air sungai di sepanjang perbatasan.
Meskipun pemerintah Dominika telah membuka kembali sebagian perbatasannya pada bulan lalu, larangan visa masih tetap berlaku bagi warga negara Haiti, sehingga mereka tidak diizinkan masuk ke Dominika untuk bekerja, sekolah, wisata, bahkan masalah medis sekalipun.
MG/Maulana Muhammad Rizqi
Dominika menuduh Haiti melakukan pelanggaran di perbatasan bersama mereka di Pulau Hispaniola. Perseteruan tersebut didasarkan pada kebingungan mengenai batas perbatasan di ujung pulau bersama, dekat 300 penghalang tembok yang membatasi perbatasan.
“Apa yang terjadi merupakan pelanggaran mencolok terhadap wilayah Dominika,” kata Menteri Luar Negeri Republik Dominika Roberto Alvarez pada sebuah konferensi pers setelah konfrontasi bersenjata antara kedua negara, seperti dikutip dari AP News, Senin (13/11/2023).
“Kami menyerukan dengan tegas kepada pihak berwenang Haiti untuk mengambil alih kendali ketertiban di wilayah mereka dan menghindari situasi yang terus memperburuk situasi yang sudah sulit ini,” imbuh Alvarez.
Melalui juru bicaranya, Perdana Menteri (PM) Haiti menolak memberikan komentar terhadap pernyataan Pemerintah Dominika dan merujuk pada pernyataan yang dikeluarkan oleh pemerintah bahwa tentara Dominika telah melanggar wilayah Haiti.
Namun menurut laporan AP News, Dominika dan Haiti telah mengirim Menteri Luar Negeri mereka dan bersepakat untuk mencoba meredakan ketegangan supaya eskalasi tidak berlanjut.
Diketahui bahwa ketegangan kedua negara tersebut dipicu setelah Presiden Dominika Luis Abinader mengumumkan pemberhentian visa bagi warga negara Haiti dan menutup semua perbatasan darat, laut, dan udara selama hampir satu bulan.
Kebijakan tersebut menjadi pukulan telak bagi perekonomian Haiti.
Sebelumnya penutupan perbatasan tersebut karena perselisihan mengenai pembangunan kanal di wilayah Haiti yang menyasar air sungai di sepanjang perbatasan.
Meskipun pemerintah Dominika telah membuka kembali sebagian perbatasannya pada bulan lalu, larangan visa masih tetap berlaku bagi warga negara Haiti, sehingga mereka tidak diizinkan masuk ke Dominika untuk bekerja, sekolah, wisata, bahkan masalah medis sekalipun.
MG/Maulana Muhammad Rizqi
(mas)