Mencekam! Tentara Israel Tembak Siapa Pun yang Coba Tinggalkan Rumah Sakit Al-Shifa Gaza
loading...
A
A
A
KOTA GAZA - Seorang dokter di Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza mengatakan pada Sabtu (11/11/2023) bahwa tentara Israel menembaki siapa saja yang ingin melarikan diri dari rumah sakit.
Anadolu melaporkan kondisi menegangkan di rumah sakit tersebut.
“Tentara Israel telah mengepung area rumah sakit dan mereka bahkan tidak berjarak satu meter pun, mereka sudah berada di depan pintu,” ujar Fadia Malhis, seorang ginekolog di rumah sakit tersebut, kepada koresponden Anadolu dalam percakapan telepon yang sering terputus.
“Mereka menembak siapa saja yang ingin keluar dari rumah sakit. Jika ada yang berpindah antar unit, mereka menembaknya. Banyak syuhada di halaman depan UGD, situasinya sangat buruk dan berbahaya, tak terlukiskan,” papar dia.
“Ini seperti penjara tanpa air, listrik, atau makanan. Ada lebih dari 100 orang yang mati syahid di taman itu. Mereka menembaki orang-orang yang mencoba menguburkan para syuhada di halaman rumah sakit. Taman rumah sakit penuh dengan para martir. Beberapa mencoba melarikan diri dari rumah sakit, dan mereka juga membunuh mereka. Mereka juga menembaki saya,” ungkap dia.
Mengutip pemadaman listrik di rumah sakit dan menggarisbawahi memburuknya kondisi bayi di inkubator di unit perawatan intensif, dia mengatakan, “Ada 60 bayi di unit perawatan intensif, 39 di antaranya diintubasi, dan satu bayi meninggal pada sore hari. (Bayi-bayi) ini akan mati satu demi satu.”
Intubasi adalah prosedur medis darurat yang bertujuan memberikan bantuan pernapasan pada pasien yang mengalami kesulitan bernapas, tidak sadarkan diri, atau koma.
Prosedur ini merupakan teknik pemberian napas buatan melalui alat berupa tabung yang dipasangkan pada trakea melalui mulut dan hidung.
Dokter itu menyerukan tindakan segera untuk menghentikan permusuhan di sekitar rumah sakit.
“Tolong selamatkan kami, hentikan perang ini, jika tidak kami akan mati. Ada orang mati di mana-mana. Selamatkan kami, situasinya sangat buruk,” pungkas dia.
Lihat Juga: Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant Jadi Pukulan Keras bagi Israel
Anadolu melaporkan kondisi menegangkan di rumah sakit tersebut.
“Tentara Israel telah mengepung area rumah sakit dan mereka bahkan tidak berjarak satu meter pun, mereka sudah berada di depan pintu,” ujar Fadia Malhis, seorang ginekolog di rumah sakit tersebut, kepada koresponden Anadolu dalam percakapan telepon yang sering terputus.
“Mereka menembak siapa saja yang ingin keluar dari rumah sakit. Jika ada yang berpindah antar unit, mereka menembaknya. Banyak syuhada di halaman depan UGD, situasinya sangat buruk dan berbahaya, tak terlukiskan,” papar dia.
“Ini seperti penjara tanpa air, listrik, atau makanan. Ada lebih dari 100 orang yang mati syahid di taman itu. Mereka menembaki orang-orang yang mencoba menguburkan para syuhada di halaman rumah sakit. Taman rumah sakit penuh dengan para martir. Beberapa mencoba melarikan diri dari rumah sakit, dan mereka juga membunuh mereka. Mereka juga menembaki saya,” ungkap dia.
Mengutip pemadaman listrik di rumah sakit dan menggarisbawahi memburuknya kondisi bayi di inkubator di unit perawatan intensif, dia mengatakan, “Ada 60 bayi di unit perawatan intensif, 39 di antaranya diintubasi, dan satu bayi meninggal pada sore hari. (Bayi-bayi) ini akan mati satu demi satu.”
Intubasi adalah prosedur medis darurat yang bertujuan memberikan bantuan pernapasan pada pasien yang mengalami kesulitan bernapas, tidak sadarkan diri, atau koma.
Prosedur ini merupakan teknik pemberian napas buatan melalui alat berupa tabung yang dipasangkan pada trakea melalui mulut dan hidung.
Dokter itu menyerukan tindakan segera untuk menghentikan permusuhan di sekitar rumah sakit.
“Tolong selamatkan kami, hentikan perang ini, jika tidak kami akan mati. Ada orang mati di mana-mana. Selamatkan kami, situasinya sangat buruk,” pungkas dia.
Lihat Juga: Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant Jadi Pukulan Keras bagi Israel
(sya)