Komandan Hamas 'Bangkit dari Kematian': Dinyatakan Tewas 2014 tapi Dalangi Serangan 7 Oktober ke Israel
loading...
A
A
A
Setelah Yahya Sinwar dibebaskan bersama lebih dari 1.000 tahanan lainnya dengan imbalan tentara Israel Gilad Shalit pada tahun 2011, Mohammed Sinwar tetap berada dalam bayang-bayang.
Mantan kepala kontra-intelijen Mossad mengatakan dia berperan penting dalam menjamin pembebasan kakaknya dari penjara dan kemudian mengatur kenaikan sang kakak ke kekuasaan di Gaza.
“Mohammed selalu lebih penting dibandingkan saudaranya. Dialah yang menginisiasi dan menyelenggarakan Gilad Shalit,” kata sumber tersebut.
“Dialah yang membuat daftar tahanan di Israel untuk dibebaskan dan tentu saja Yahya yang nomor satu.”
Hingga saat itu, Yahya Sinwar bahkan tidak dianggap sebagai bagian dari kepemimpinan Hamas, kata sumber tersebut.
Ketika Mohammed membuat daftar tersebut, banyak orang di Hamas yang keberatan dengan fakta bahwa Yahya Sinwar ditempatkan di urutan teratas.
“Mohammed tidak menegosiasikan fakta itu dan berkata, 'jika Anda keberatan dengan daftar saya, saya akan pergi membawa Shalit ke pantai, saya akan memenggal kepalanya dan merekam videonya', sehingga mereka mundur dan Yahya menjadi orang yang paling penting.”
Langkah ini akan terbukti transformatif bagi Yahya Sinwar, yang pada akhirnya akan mengambil alih jabatan Ismail Haniyeh, yang kini menjadi pemimpin politik Hamas di pengasingan di Qatar, pada tahun 2017.
“Dia menerima sambutan bak pahlawan ketika kembali ke Gaza dan tak lama kemudian, dia menjadi pemimpin terkemuka dan menggantikan Haniyeh," papar sumber tersebut.
Namun Mohammed tetap menjadi tokoh terkemuka. Dia adalah salah satu generasi pertama yang bergabung dengan Hamas sejak didirikan pada 14 Desember 1987, dan mengambil bagian dalam intifada pertama.
Mantan kepala kontra-intelijen Mossad mengatakan dia berperan penting dalam menjamin pembebasan kakaknya dari penjara dan kemudian mengatur kenaikan sang kakak ke kekuasaan di Gaza.
“Mohammed selalu lebih penting dibandingkan saudaranya. Dialah yang menginisiasi dan menyelenggarakan Gilad Shalit,” kata sumber tersebut.
“Dialah yang membuat daftar tahanan di Israel untuk dibebaskan dan tentu saja Yahya yang nomor satu.”
Hingga saat itu, Yahya Sinwar bahkan tidak dianggap sebagai bagian dari kepemimpinan Hamas, kata sumber tersebut.
Ketika Mohammed membuat daftar tersebut, banyak orang di Hamas yang keberatan dengan fakta bahwa Yahya Sinwar ditempatkan di urutan teratas.
“Mohammed tidak menegosiasikan fakta itu dan berkata, 'jika Anda keberatan dengan daftar saya, saya akan pergi membawa Shalit ke pantai, saya akan memenggal kepalanya dan merekam videonya', sehingga mereka mundur dan Yahya menjadi orang yang paling penting.”
Langkah ini akan terbukti transformatif bagi Yahya Sinwar, yang pada akhirnya akan mengambil alih jabatan Ismail Haniyeh, yang kini menjadi pemimpin politik Hamas di pengasingan di Qatar, pada tahun 2017.
“Dia menerima sambutan bak pahlawan ketika kembali ke Gaza dan tak lama kemudian, dia menjadi pemimpin terkemuka dan menggantikan Haniyeh," papar sumber tersebut.
Namun Mohammed tetap menjadi tokoh terkemuka. Dia adalah salah satu generasi pertama yang bergabung dengan Hamas sejak didirikan pada 14 Desember 1987, dan mengambil bagian dalam intifada pertama.