Gambarkan Hamas Jadikan Warga Gaza Perisai Manusia, Kartun Washington Post Dikecam
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Sebuah kartun di bahian opini Washington Post memicu kontroversi dan memicu kemarahan yang digambarkan sebagai rasis dan orientalis terhadap orang Arab dan Palestina.
Berjudul Perisai Manusia, kartun tersebut menggambarkan seorang pria dengan setelah jas warna gelap bergaris dengan tulisan Hamas dalam huruf putih tebal terpampang di atasnya.
Alis pria itu melengkung, hidungnya besar sekali. Dia memiliki empat anak yang diikatkan di tubuhnya, termasuk seorang bayi yang diposisikan di kepalanya. Seorang wanita – berkerudung serta penurut – dan dimaksudkan untuk mewakili wanita Palestina, meringkuk di belakangnya.
Pria itu mengangkat jarinya dan berkata: “Beraninya Israel menyerang warga sipil…”.
Judul serta penggambaran anak-anak dan seorang wanita yang terikat padanya, tampaknya merujuk pada tuduhan Israel, yang sering diulangi oleh para pemimpin Barat dan digaungkan oleh banyak media arus utama, bahwa Hamas menggunakan perisai manusia.
Di samping pria, wanita dan anak-anak, yang diapit oleh bendera Palestina, terdapat sebagian potret Kubah Batu di Yerusalem Timur yang diduduki dan di bawahnya terdapat lampu minyak.
Kartun itu diterbitkan ketika lebih dari 10.000 warga Palestina di Jalur Gaza, termasuk 4.000 anak-anak, tewas dalam serangan militer Israel sejak perang dimulai pada 7 Oktober.
Dua hari setelah publikasi, kemarahan meledak di media sosial dan situs Washington Post semakin meningkat. Pada Rabu malam, media tersebut mengatakan telah menghapus gambar kartun tersebut setelah dikritik karena bersifat rasis dan tidak manusiawi terhadap penderitaan warga Palestina.
Di X, sebelumnya Twitter, seorang netizen menyebut gambar tersebut sangat keji, fanatik, dan tidak manusiawi.
Berjudul Perisai Manusia, kartun tersebut menggambarkan seorang pria dengan setelah jas warna gelap bergaris dengan tulisan Hamas dalam huruf putih tebal terpampang di atasnya.
Alis pria itu melengkung, hidungnya besar sekali. Dia memiliki empat anak yang diikatkan di tubuhnya, termasuk seorang bayi yang diposisikan di kepalanya. Seorang wanita – berkerudung serta penurut – dan dimaksudkan untuk mewakili wanita Palestina, meringkuk di belakangnya.
Pria itu mengangkat jarinya dan berkata: “Beraninya Israel menyerang warga sipil…”.
Judul serta penggambaran anak-anak dan seorang wanita yang terikat padanya, tampaknya merujuk pada tuduhan Israel, yang sering diulangi oleh para pemimpin Barat dan digaungkan oleh banyak media arus utama, bahwa Hamas menggunakan perisai manusia.
Di samping pria, wanita dan anak-anak, yang diapit oleh bendera Palestina, terdapat sebagian potret Kubah Batu di Yerusalem Timur yang diduduki dan di bawahnya terdapat lampu minyak.
Kartun itu diterbitkan ketika lebih dari 10.000 warga Palestina di Jalur Gaza, termasuk 4.000 anak-anak, tewas dalam serangan militer Israel sejak perang dimulai pada 7 Oktober.
Dua hari setelah publikasi, kemarahan meledak di media sosial dan situs Washington Post semakin meningkat. Pada Rabu malam, media tersebut mengatakan telah menghapus gambar kartun tersebut setelah dikritik karena bersifat rasis dan tidak manusiawi terhadap penderitaan warga Palestina.
Di X, sebelumnya Twitter, seorang netizen menyebut gambar tersebut sangat keji, fanatik, dan tidak manusiawi.