PBB Khawatir Bakal Ada Eksodus Lanjutan Muslim Rohingya

Sabtu, 07 Oktober 2017 - 15:23 WIB
PBB Khawatir Bakal Ada Eksodus Lanjutan Muslim Rohingya
PBB Khawatir Bakal Ada Eksodus Lanjutan Muslim Rohingya
A A A
JENEWA - PBB bersiap untuk kemungkinan "eksodus lebih lanjut" pengungsi Muslim Rohingya dari Myanmar ke Bangladesh, enam minggu setelah darurat pengungsi berkembang tercepat di dunia dimulai. Hal itu diungkapkan oleh kepala bantuan kemanusiaan PBB.

Sekitar 515 ribu orang Rohingya tiba di Bangladesh dari negara bagian Myanmar, Rakhine bagian barat. Eksodus tiada henti ini dipicu aksi militer Myanmar menanggapi serangan militan Rohingya dengan tindakan keras yang brutal.

Mark Lowcock, staf PBB di bawah sekretaris jenderal untuk urusan kemanusiaan, mengulangi seruan untuk mengakses penduduk di Rakhine utara, dengan mengatakan bahwa situasinya tidak dapat diterima.

Myanmar yang mayoritas beragama Buddha telah memblokir sebagian besar akses ke wilayah tersebut, walaupun beberapa badan memiliki kantor terbuka di kota-kota di sana. Komite Palang Merah Internasional sendiri telah membantu Palang Merah Myanmar untuk memberikan bantuan.

"Aliran orang Myanmar ini belum berhenti. Jelas ada ratusan ribu Rohingya yang masih tinggal di Myanmar, dan kami ingin siap seandainya ada eksodus lebih jauh," ujar Lowcock seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (7/10/2017).

Lowcock mengatakan seorang pejabat senior PBB diperkirakan akan berkunjung ke Myanmar dalam beberapa hari ke depan.

Diperkirakan 2.000 orang Rohingya tiba di Bangladesh setiap hari, Joel Millman dari Organisasi Internasional untuk Migrasi, mengatakan pada sebuah briefing terpisah.

Pejabat Myanmar mengatakan bahwa mereka berusaha meyakinkan kelompok yang mencoba melarikan diri ke Bangladesh namun tidak dapat menghentikan orang-orang yang bukan warga negara untuk pergi.

Kantor Berita resmi Myanmar pada hari Jumat mengatakan bahwa "sejumlah besar" umat Islam bersiap untuk melintasi perbatasan. Kantor berita ini menyebutkan kesulitan mata pencaharian, masalah kesehatan, ketidakamanan terhadap kepercayaan dan ketakutan untuk menjadi minoritas sebagai alasan mereka.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5052 seconds (0.1#10.140)