Sosok Pemimpin Hamas Yahya Sinwar yang Dijuluki Orang Mati Berjalan oleh Israel
loading...
A
A
A
GAZA - Militer Israel menyebut pemimpin Hamas Yahya Sinwar sebagai “orang mati yang berjalan”. Dia masuk daftar petinggi Hamas yang paling dicari militer dan intelijen Zionis sejak perang besar pecah 7 Oktober.
“Dia memilih untuk mengirim tukang jagal ke kamar tidur kami untuk membunuh bayi kami,” kata juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Peter Lerner kepada NBC News.
"Dan ketika mereka memilih untuk menyerang Israel, mereka menandatangani surat kematian mereka sendiri. Orang mati sedang berjalan. Kami akan membahasnya secara langsung," ujarnya.
Yahya Sinwar, yang bertanggung jawab atas pemerintahan sehari-hari di Gaza, diyakini Israel sedang bersembunyi di terowongan labirin yang digunakan oleh militan Hamas di Gaza untuk menyembunyikan senjata, pejuang dan sandera.
Namun dia telah menjadi buronan jauh sebelum militan Hamas melancarkan serangan dahsyat 7 Oktober ke Israel selatan, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang dan ratusan lainnya diculik.
Lahir di kamp pengungsi Gaza pada awal 1960-an, Sinwar bergabung dengan Hamas setelah kelompok tersebut didirikan pada tahun 1987.
Dia mendapatkan reputasi atas keberaniannya setelah dia dilaporkan membantu membentuk pasukan keamanan dalam negeri kelompok militan tersebut. Itu menurut profil dirinya yang dibuat oleh lembaga think tank European Council Foreign Relations (ECFR).
Dia ditangkap oleh Israel hanya dua tahun kemudian dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena perannya dalam membunuh tentara Israel dan kolaborator Palestina.
Namun berada di balik jeruji besi tidak menghalanginya untuk naik pangkat di kelompok Hamas, dan hal itu juga memberinya kesempatan untuk belajar berbicara bahasa Ibrani–bahasa musuh-musuhnya.
Sinwar dibebaskan pada tahun 2011, salah satu dari lebih dari 1.000 warga Palestina yang dibebaskan dengan imbalan satu tentara Israel, Gilad Shalit, yang disandera oleh Hamas dan ditahan selama lima tahun.
“Dia memilih untuk mengirim tukang jagal ke kamar tidur kami untuk membunuh bayi kami,” kata juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Peter Lerner kepada NBC News.
"Dan ketika mereka memilih untuk menyerang Israel, mereka menandatangani surat kematian mereka sendiri. Orang mati sedang berjalan. Kami akan membahasnya secara langsung," ujarnya.
Baca Juga
Yahya Sinwar, yang bertanggung jawab atas pemerintahan sehari-hari di Gaza, diyakini Israel sedang bersembunyi di terowongan labirin yang digunakan oleh militan Hamas di Gaza untuk menyembunyikan senjata, pejuang dan sandera.
Namun dia telah menjadi buronan jauh sebelum militan Hamas melancarkan serangan dahsyat 7 Oktober ke Israel selatan, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang dan ratusan lainnya diculik.
Sosok Yahya Sinwar
Lahir di kamp pengungsi Gaza pada awal 1960-an, Sinwar bergabung dengan Hamas setelah kelompok tersebut didirikan pada tahun 1987.
Dia mendapatkan reputasi atas keberaniannya setelah dia dilaporkan membantu membentuk pasukan keamanan dalam negeri kelompok militan tersebut. Itu menurut profil dirinya yang dibuat oleh lembaga think tank European Council Foreign Relations (ECFR).
Dia ditangkap oleh Israel hanya dua tahun kemudian dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena perannya dalam membunuh tentara Israel dan kolaborator Palestina.
Namun berada di balik jeruji besi tidak menghalanginya untuk naik pangkat di kelompok Hamas, dan hal itu juga memberinya kesempatan untuk belajar berbicara bahasa Ibrani–bahasa musuh-musuhnya.
Sinwar dibebaskan pada tahun 2011, salah satu dari lebih dari 1.000 warga Palestina yang dibebaskan dengan imbalan satu tentara Israel, Gilad Shalit, yang disandera oleh Hamas dan ditahan selama lima tahun.