Ekonomi Melambat, Para Miliarder China Ingin Pindahkan Uang Mereka ke Luar Negeri

Kamis, 02 November 2023 - 14:33 WIB
loading...
A A A
Itu adalah era di mana menghasilkan uang lebih diutamakan daripada hal lainnya. Namun di bawah kepemimpinan Xi Jinping, yang telah mengkonsolidasikan kekuasaan pribadinya lebih dari pemimpin mana pun sejak Mao Zedong, penekanannya kembali pada kendali politik, dibandingkan kebebasan ekonomi.

"Hukuman sewenang-wenang yang dijatuhkan kepada kelas kaya tidak seperti yang kita lihat sejak tahun 1990-an," kata Victor Shih, profesor ekonomi politik China di Universitas California San Diego.

"Hal ini telah mendorong banyak orang di kelas tersebut untuk berpikir tentang melakukan diversifikasi ke luar China," sambungnya.

Tekad Meninggalkan China


Ada semakin banyak tanda-tanda orang-orang kaya asal China pindah ke tempat-tempat yang dekat dengan mereka. Lebih dari 10 persen kondominium mewah yang dijual di Singapura dalam tiga bulan pertama tahun ini jatuh ke tangan pembeli China daratan, naik dari sekitar 5 persen pada kuartal pertama tahun 2022, menurut data dari OrangeTee—sebuah perusahaan real estate.

Saat ini terdapat sekitar 1.100 kantor keluarga tunggal—perusahaan yang didirikan untuk mengelola kekayaan keluarga tertentu—di Singapura, naik dari 50 kantor pada tahun 2018, dan sekitar setengah dari jumlah tersebut diperkirakan klien asal China.

Orang-orang kaya di China juga mencari cara memindahkan diri sendiri serta uang mereka keluar dari China. Sekitar 13.500 orang dengan kekayaan tinggi diperkirakan akan meninggalkan China tahun ini, naik dari 10.800 orang tahun lalu, menurut Henley & Partners, sebuah konsultan imigrasi.

"Pemerintah China hanya mementingkan kepentingannya sendiri, seperti yang ditemukan oleh Jack Ma dan banyak orang lainnya," kata David Lesperance, seorang konsultan independen yang membantu orang-orang dengan kekayaan sangat tinggi untuk pindah. "Jadi kita harus melihat bagaimana melindungi kekayaan dan kesejahteraan Anda," lanjut dia.

Lesperance mengatakan dirinya menerima semakin banyak pertanyaan dari para pebisnis yang ingin memindahkan seluruh timnya keluar dari China, bukan hanya keluarga mereka. Selain risiko politik, kata dia, para pengusaha tidak lagi merasa bahwa China adalah lahan penuh peluang.

Pada tahun 2017, China mencetak dua miliarder baru dalam seminggu. Kini, pertumbuhan ekonomi melambat.

"Sebelumnya mereka tetap tinggal karena mereka menghasilkan banyak uang di China," sebut Lesperance. “Sekarang mereka tidak menghasilkan banyak uang. Jadi mereka berpikir, kenapa saya harus tinggal di sini? Mengapa saya mengambil risiko ini?"
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1148 seconds (0.1#10.140)