Ekonomi Melambat, Para Miliarder China Ingin Pindahkan Uang Mereka ke Luar Negeri
loading...
A
A
A
BEIJING - Para miliarder terkenal sulit dilacak. Hal ini tidak mengherankan, karena semakin mudah bagi mereka dan aset mereka untuk ditemukan, maka semakin mudah pula mereka bisa dikenai pajak.
Namun secara keseluruhan, jumlah orang superkaya di China mengalami penurunan. Menurut data Forbes, dari perkiraan 2.640 miliarder dunia, setidaknya 562 orang diperkirakan berada di China. Angka ini turun dari 607 orang dibandingkan tahun lalu.
Dengan tindakan keras terhadap pemodal dan iklim politik yang bergejolak, banyak orang kaya di China ingin memindahkan uang mereka dan juga diri mereka sendiri ke luar negeri.
Mengutip dari The Guardian, Kamis (2/11/2023), elite China telah lama mencari cara untuk membawa uang mereka ke luar negeri. Secara resmi, individu di negara tersebut hanya diperbolehkan mentransfer USD50.000 ke luar negeri setiap tahun.
Namun dalam praktiknya, orang-orang kaya di China mempunyai berbagai cara resmi dan tidak resmi untuk mengalihkan dana mereka, baik melalui pertukaran uang di Hong Kong—di mana kontrol modal tidak berlaku—atau menyalurkan uang tunai ke bisnis di luar negeri.
Agustus lalu, polisi di Shanghai menangkap lima orang yang bekerja di sebuah konsultan imigrasi, termasuk bos perusahaan tersebut, karena dicurigai memfasilitasi transaksi valuta asing ilegal senilai lebih dari 100 juta yuan (GBP11 juta).
Dalam laporan media pemerintah, polisi mengatakan, "Perdagangan valuta asing ilegal sangat mengganggu tatanan pasar keuangan negara."
Menurut perkiraan dari bank Natixis, sebelum pandemi Covid-19, sekitar USD150 miliar mengalir ke luar China setiap tahun melalui wisatawan yang membawa dana mereka ke luar negeri.
Para ekonom mengatakan meski perjalanan internasional belum kembali ke tingkat sebelum pandemi, suku bunga Amerika Serikat (AS) yang tinggi dan lemahnya yuan merupakan insentif kuat bagi orang kaya di China untuk memindahkan uang mereka ke luar negeri.
Namun secara keseluruhan, jumlah orang superkaya di China mengalami penurunan. Menurut data Forbes, dari perkiraan 2.640 miliarder dunia, setidaknya 562 orang diperkirakan berada di China. Angka ini turun dari 607 orang dibandingkan tahun lalu.
Dengan tindakan keras terhadap pemodal dan iklim politik yang bergejolak, banyak orang kaya di China ingin memindahkan uang mereka dan juga diri mereka sendiri ke luar negeri.
Mengutip dari The Guardian, Kamis (2/11/2023), elite China telah lama mencari cara untuk membawa uang mereka ke luar negeri. Secara resmi, individu di negara tersebut hanya diperbolehkan mentransfer USD50.000 ke luar negeri setiap tahun.
Namun dalam praktiknya, orang-orang kaya di China mempunyai berbagai cara resmi dan tidak resmi untuk mengalihkan dana mereka, baik melalui pertukaran uang di Hong Kong—di mana kontrol modal tidak berlaku—atau menyalurkan uang tunai ke bisnis di luar negeri.
Agustus lalu, polisi di Shanghai menangkap lima orang yang bekerja di sebuah konsultan imigrasi, termasuk bos perusahaan tersebut, karena dicurigai memfasilitasi transaksi valuta asing ilegal senilai lebih dari 100 juta yuan (GBP11 juta).
Dalam laporan media pemerintah, polisi mengatakan, "Perdagangan valuta asing ilegal sangat mengganggu tatanan pasar keuangan negara."
Menurut perkiraan dari bank Natixis, sebelum pandemi Covid-19, sekitar USD150 miliar mengalir ke luar China setiap tahun melalui wisatawan yang membawa dana mereka ke luar negeri.
Para ekonom mengatakan meski perjalanan internasional belum kembali ke tingkat sebelum pandemi, suku bunga Amerika Serikat (AS) yang tinggi dan lemahnya yuan merupakan insentif kuat bagi orang kaya di China untuk memindahkan uang mereka ke luar negeri.