Israel Akui Membom Kamp Pengungsi Palestina, Klaim Tewaskan Komandan Hamas
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Pasukan Pertahanan Israel, IDF, mengakui telah membom kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza . Hal itu dikonfirmasi langung oleh juru bicara IDF, Daniel Hagari.
Dalam pernyataannya, Hagari mengklaim bahwa serangan itu menewaskan komandan senior Hamas Ibrahim Biari dan menyebabkan runtuhnya infrastruktur bawah tanah kelompok militan itu.
"Penghancurannya dilakukan sebagai bagian dari serangan besar-besaran terhadap teroris dan infrastruktur teror milik Batalion Pusat (Jabalia), yang telah mengambil kendali atas bangunan sipil di kota Gaza," kata militer Israel, mengacu pada penargetan Ibrahim. Biari, komandan Batalyon Jabaliya Pusat Hamas, seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (1/11/2023).
Hagari kembali menyerukan agar warga Gaza pindah ke selatan. Ia mengatakan bahwa Hamas terus menggunakan penduduk sipil sebagai tameng dengan sengaja dan dengan cara yang sangat kejam serta brutal".
"Sinwar tidak peduli dengan rakyat Gaza," serunya, merujuk pada Dia pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar.
"Dia dengan sengaja membangun infrastruktur Hamas di bawah rumah-rumah penduduk," imbuhnya seperti dilansir dari BBC.
Hagari kemudian mengulangi seruan IDF agar warga di utara Jalur Gaza menuju ke selatan. Israel telah menyatakan Gaza utara sebagai zona evakuasi.
Diwartakan sebelumnya, serangan udara Israel telah menghantam kamp pengungsi Jabalia. Mengutip Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Al Arabiya melaporkan antara 50 hingga 100 warga Palestina tewas dan lebih dari 150 orang terluka dalam serangan itu.
"Israel mengebom kamp pengungsi dengan 6 peluru, masing-masing seberat satu ton bahan peledak," menurut Kementerian Dalam Negeri Gaza.
Jumlah total korban tewas dan terluka dalam serangan udara telah diperbarui menjadi 400 orang.
Rekaman video AFP dari lokasi kejadian menunjukkan setidaknya 47 mayat ditemukan dari reruntuhan setelah serangan menghantam beberapa rumah di kamp tersebut.
Puluhan orang terlihat berdiri di tepi dua kawah besar saat orang-orang mencari korban yang selamat.
Militer Israel tidak segera mengomentari serangan tersebut ketika dihubungi oleh AFP.
Sebelumnya pada hari Selasa, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan 8.525 orang telah tewas di Gaza sejak Israel melancarkan kampanye pengeboman pada 7 Oktober.
Perang meletus setelah militan Hamas dari Gaza melancarkan serangan terhadap komunitas Israel dan pos militer, menewaskan sekitar 1.400 orang, menurut pejabat Israel.
Lihat Juga: Demonstran Anti-NATO dan Pro-Palestina Mengamuk di Kanada, Bakar Mobil hingga Obrak-abrik Toko
Dalam pernyataannya, Hagari mengklaim bahwa serangan itu menewaskan komandan senior Hamas Ibrahim Biari dan menyebabkan runtuhnya infrastruktur bawah tanah kelompok militan itu.
"Penghancurannya dilakukan sebagai bagian dari serangan besar-besaran terhadap teroris dan infrastruktur teror milik Batalion Pusat (Jabalia), yang telah mengambil kendali atas bangunan sipil di kota Gaza," kata militer Israel, mengacu pada penargetan Ibrahim. Biari, komandan Batalyon Jabaliya Pusat Hamas, seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (1/11/2023).
Hagari kembali menyerukan agar warga Gaza pindah ke selatan. Ia mengatakan bahwa Hamas terus menggunakan penduduk sipil sebagai tameng dengan sengaja dan dengan cara yang sangat kejam serta brutal".
"Sinwar tidak peduli dengan rakyat Gaza," serunya, merujuk pada Dia pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar.
"Dia dengan sengaja membangun infrastruktur Hamas di bawah rumah-rumah penduduk," imbuhnya seperti dilansir dari BBC.
Hagari kemudian mengulangi seruan IDF agar warga di utara Jalur Gaza menuju ke selatan. Israel telah menyatakan Gaza utara sebagai zona evakuasi.
Diwartakan sebelumnya, serangan udara Israel telah menghantam kamp pengungsi Jabalia. Mengutip Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Al Arabiya melaporkan antara 50 hingga 100 warga Palestina tewas dan lebih dari 150 orang terluka dalam serangan itu.
"Israel mengebom kamp pengungsi dengan 6 peluru, masing-masing seberat satu ton bahan peledak," menurut Kementerian Dalam Negeri Gaza.
Jumlah total korban tewas dan terluka dalam serangan udara telah diperbarui menjadi 400 orang.
Rekaman video AFP dari lokasi kejadian menunjukkan setidaknya 47 mayat ditemukan dari reruntuhan setelah serangan menghantam beberapa rumah di kamp tersebut.
Puluhan orang terlihat berdiri di tepi dua kawah besar saat orang-orang mencari korban yang selamat.
Militer Israel tidak segera mengomentari serangan tersebut ketika dihubungi oleh AFP.
Sebelumnya pada hari Selasa, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan 8.525 orang telah tewas di Gaza sejak Israel melancarkan kampanye pengeboman pada 7 Oktober.
Perang meletus setelah militan Hamas dari Gaza melancarkan serangan terhadap komunitas Israel dan pos militer, menewaskan sekitar 1.400 orang, menurut pejabat Israel.
Lihat Juga: Demonstran Anti-NATO dan Pro-Palestina Mengamuk di Kanada, Bakar Mobil hingga Obrak-abrik Toko
(ian)