Israel Tidak Ingin Berperang dengan Lebanon
loading...
Presiden Israel Isaac Herzog. Foto/NBC News
A
A
A
TEL AVIV - Presiden Isaac Herzog mengatakan Israel tidak ingin berperang di perbatasan utaranya dengan kelompok Hizbullah Lebanon .
“Hizbullah sedang bermain api. Saya ingin menjelaskan bahwa kami tidak menginginkan konfrontasi di perbatasan utara kami,” kata Herzog pada konferensi pers dengan koleganya dari Perancis Emmanuel Macron yang berada di Israel dalam kunjungan solidaritas.
“Tetapi jika Hizbullah menyeret kita ke dalam perang, jelas bahwa Lebanon akan menanggung akibatnya,” Herzog memperingatkan seperti dikutip dari Anadolu, Selasa (24/10/2023).
Bentrokan perbatasan antara Hizbullah dan pasukan Israel terjadi setelah konflik di Gaza, yang telah dibombardir dan diblokade Israel sejak 7 Oktober. Perang dimulai ketika kelompok Palestina Hamas memulai Operasi Badai Al-Aqsa, sebuah serangan mendadak multi-cabang yang mencakup rentetan peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut dan udara.
Baca Juga: Jelang Israel Invasi ke Lebanon, 19.000 Warga Pilih Mengungsi
Dikatakan bahwa serangan tersebut merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan yang dilakukan pemukim Israel terhadap warga Palestina.
Militer Israel kemudian melancarkan Operasi Pedang Besi terhadap sasaran Hamas di Jalur Gaza.
Jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan udara Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 5.087 orang, kata Kementerian Kesehatan di wilayah kantong yang diblokade tersebut. “Korban jiwa termasuk 2.055 anak-anak, 1.119 perempuan dan 217 orang lanjut usia,” kata kementerian tersebut, seraya menambahkan 15.273 orang juga terluka.
Lebih dari 1.400 warga Israel telah tewas dalam serangan Hamas sejak 7 Oktober, menurut pihak berwenang Israel.
Baca Juga: Israel Ancam Lenyapkan Iran dan Lebanon dari Muka Bumi Jika Hizbullah Ikut Perang
“Hizbullah sedang bermain api. Saya ingin menjelaskan bahwa kami tidak menginginkan konfrontasi di perbatasan utara kami,” kata Herzog pada konferensi pers dengan koleganya dari Perancis Emmanuel Macron yang berada di Israel dalam kunjungan solidaritas.
“Tetapi jika Hizbullah menyeret kita ke dalam perang, jelas bahwa Lebanon akan menanggung akibatnya,” Herzog memperingatkan seperti dikutip dari Anadolu, Selasa (24/10/2023).
Bentrokan perbatasan antara Hizbullah dan pasukan Israel terjadi setelah konflik di Gaza, yang telah dibombardir dan diblokade Israel sejak 7 Oktober. Perang dimulai ketika kelompok Palestina Hamas memulai Operasi Badai Al-Aqsa, sebuah serangan mendadak multi-cabang yang mencakup rentetan peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut dan udara.
Baca Juga: Jelang Israel Invasi ke Lebanon, 19.000 Warga Pilih Mengungsi
Dikatakan bahwa serangan tersebut merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan yang dilakukan pemukim Israel terhadap warga Palestina.
Militer Israel kemudian melancarkan Operasi Pedang Besi terhadap sasaran Hamas di Jalur Gaza.
Jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan udara Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 5.087 orang, kata Kementerian Kesehatan di wilayah kantong yang diblokade tersebut. “Korban jiwa termasuk 2.055 anak-anak, 1.119 perempuan dan 217 orang lanjut usia,” kata kementerian tersebut, seraya menambahkan 15.273 orang juga terluka.
Lebih dari 1.400 warga Israel telah tewas dalam serangan Hamas sejak 7 Oktober, menurut pihak berwenang Israel.
Baca Juga: Israel Ancam Lenyapkan Iran dan Lebanon dari Muka Bumi Jika Hizbullah Ikut Perang
(ian)
Lihat Juga :
