10 Tahun Belt and Road Initiative China dan Kekhawatiran Jebakan Utang

Senin, 23 Oktober 2023 - 10:49 WIB
loading...
A A A
Hubungan China yang relatif tegang dengan Amerika Serikat juga membuat segala sesuatu terkait proyek infrastruktur China semakin terpecah belah. Pada Januari 2019, Presiden Prancis Emmanuel Macron berkata, "Jalur Sutra kuno tidak hanya milik China. (Jalur Sutra) baru tidak bisa hanya berjalan satu arah."

Italia, satu-satunya anggota G7 yang masuk dalam BRI, berencana keluar dari skema tersebut akhir tahun ini. Meski menjadi penandatangan BRI, Italia sempat menyatakan kekecewaannya karena ekspornya ke China tidak meningkat.

Menteri Pertahanan Italia Guido Crosetto mengatakan, "Kami telah mengekspor banyak jeruk ke China; mereka telah melipatgandakan ekspor mereka ke Italia dalam tiga tahun. Tanpa menandatangani perjanjian apa pun, Paris menjual pesawat ke Beijing seharga puluhan miliar pada saat itu."

Restrukturisasi Utang


AS telah mencoba merespons BRI dengan membentuk inisiatif tandingan seperti Blue Dot Network pada 2019; inisiatif Build Back Better World dari G7 di tahun 2021; dan Strategi Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka (FOIP).

Bahkan negara-negara yang dianggap sekutu China–Pakistan dan Malaysia–telah menyatakan keinginannya untuk mengurangi proyek-proyek Beijing karena masalah utang. Menyusul reaksi negatif terhadap proyek-proyek BRI setelah krisis ekonomi di Sri Lanka, China telah setuju untuk merestrukturisasi utang Sri Lanka setelah melalui pembicaraan panjang.

Kekhawatiran China adalah bahwa negara-negara lain yang telah mengakses pinjaman BRI juga akan mulai menuntut restrukturisasi utang.

Aspek lain dari BRI adalah meningkatnya aktivitas kriminal di sepanjang rute tersebut. Menurut laporan Global Initiative against Transnational Organized Crime, peningkatan konektivitas yang disediakan BRI telah memberikan peluang baru bagi jaringan kejahatan terorganisir dan jalur yang lebih menguntungkan bagi perdagangan gelap.

Laporan ini menemukan bukti bahwa ketika koridor, rute, dan pusat perdagangan BRI dipelajari secara paralel dengan rute dan hotspot perdagangan gelap, maka tidak mungkin terjadi tumpang tindih dan konvergensi.

Odil Gafarov dari Chatham House telah mencatat "kebangkitan pesat tentara swasta China," suatu bentuk dari munculnya industri keamanan swasta yang digerakkan BRI.

China telah mencoba melawan kritik tersebut dengan mengatakan bahwa proyek-proyek BRI di masa depan kemungkinan besar akan lebih kecil dan lebih ramah lingkungan serta lebih bergantung pada investasi perusahaan-perusahaan China ketimbang pinjaman pembangunan kepada pemerintah negara terkait.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1134 seconds (0.1#10.140)