AS dan Iran Saling Keluarkan Peringatan Keras, Timur Tengah Semakin Genting
loading...
A
A
A
TEHERAN - Amerika Serikat memperingatkan Iran atau sekutunya agar tidak melakukan eskalasi apa pun di tengah perang Israel-Hamas. Teheran juga mengeluarkan peringatan bahwa "perang bisa lepas kontrol" jika militer Zionis nekat meluncurkan invasi darat ke Gaza, Palestina.
Aksi saling mengeluarkan peringatan ini telah membuat situas di Timur Tengah semakin genting.
Tak sekadar mengeluarkan peringatan, Washington juga mengumumkan rencana pengerahan sistem rudal THAAD dan Patriot dalam jumlah yang tak diungkapkan ke Timur Tengah. Amerika sebelumnya telah mengirim dua kelompok tempur kapal induk untuk membela Israel dari potensi serangan pihak ketiga.
Washington pada hari Minggu memerintahkan staf non-darurat untuk meninggalkan kedutaan besarnya di Irak.
“Kami prihatin dengan kemungkinan proksi Iran meningkatkan serangan mereka terhadap personel kami, orang-orang kami,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kepada CBS News, yang dilansir Senin (23/10/2023). “Kami memperkirakan ada kemungkinan eskalasi.”
“Tidak seorang pun boleh memanfaatkan momen ini untuk meningkatkan serangan lebih lanjut terhadap Israel atau, dalam hal ini, serangan terhadap personel kami," lanjut Blinken.
"AS akan mengambil segala tindakan untuk memastikan bahwa kami dapat mempertahankan pasukan kami. Dan jika perlu, merespons dengan tegas."
Kata-katanya memperkuat pesan sebelumnya dari Menteri Pertahanan Lloyd Austin, yang memperingatkan “prospek peningkatan serangan yang signifikan terhadap pasukan AS” di Timur Tengah.
Namun Austin, ketika berbicara kepada ABC News, mengeluarkan peringatan keras. "Jika ada kelompok atau negara mana pun yang ingin memperluas konflik ini dan mengambil keuntungan dari situasi yang sangat tidak menguntungkan ini, saran kami adalah: jangan."
“Kami mempertahankan hak untuk membela diri dan kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan yang tepat,” katanya.
Sementara itu, di Teheran, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian memperingatkan Israel dan Amerika Serikat bahwa jika Israel tidak menghentikan serangannya terhadap Gaza, Timur Tengah “akan lepas kendali".
“Saya memperingatkan AS dan wakilnya (Israel)...bahwa jika mereka tidak segera menghentikan kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida di Gaza, segala sesuatu mungkin terjadi kapan saja dan kawasan itu akan lepas kendali,” katanya dalam konferensi pers pada hari Minggu.
Amir-Abdollahian mengibaratkan keadaan saat ini di wilayah tersebut dengan sebuah metaforis, dengan mengatakan bahwa setiap “kesalahan perhitungan” dalam konflik yang sedang berlangsung dapat mengakibatkan “konsekuensi yang berat dan pahit bagi kepentingan para penghasut perang,” merujuk pada Israel dan Amerika Serikat.
Eskalasi terbaru dimulai ketika para milisi Hamas meluncurkan serangan "Operasi Badai al-Aqsa" yang mengejutkan terhadap Israel pada 7 Oktober lalu, menewaskan lebih dari 1.400 orang.
Israel membalasnya dengan serangan udara dan artileri tanpa henti di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 4.600 orang.
Aksi saling mengeluarkan peringatan ini telah membuat situas di Timur Tengah semakin genting.
Tak sekadar mengeluarkan peringatan, Washington juga mengumumkan rencana pengerahan sistem rudal THAAD dan Patriot dalam jumlah yang tak diungkapkan ke Timur Tengah. Amerika sebelumnya telah mengirim dua kelompok tempur kapal induk untuk membela Israel dari potensi serangan pihak ketiga.
Washington pada hari Minggu memerintahkan staf non-darurat untuk meninggalkan kedutaan besarnya di Irak.
“Kami prihatin dengan kemungkinan proksi Iran meningkatkan serangan mereka terhadap personel kami, orang-orang kami,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kepada CBS News, yang dilansir Senin (23/10/2023). “Kami memperkirakan ada kemungkinan eskalasi.”
“Tidak seorang pun boleh memanfaatkan momen ini untuk meningkatkan serangan lebih lanjut terhadap Israel atau, dalam hal ini, serangan terhadap personel kami," lanjut Blinken.
"AS akan mengambil segala tindakan untuk memastikan bahwa kami dapat mempertahankan pasukan kami. Dan jika perlu, merespons dengan tegas."
Kata-katanya memperkuat pesan sebelumnya dari Menteri Pertahanan Lloyd Austin, yang memperingatkan “prospek peningkatan serangan yang signifikan terhadap pasukan AS” di Timur Tengah.
Namun Austin, ketika berbicara kepada ABC News, mengeluarkan peringatan keras. "Jika ada kelompok atau negara mana pun yang ingin memperluas konflik ini dan mengambil keuntungan dari situasi yang sangat tidak menguntungkan ini, saran kami adalah: jangan."
“Kami mempertahankan hak untuk membela diri dan kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan yang tepat,” katanya.
Sementara itu, di Teheran, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian memperingatkan Israel dan Amerika Serikat bahwa jika Israel tidak menghentikan serangannya terhadap Gaza, Timur Tengah “akan lepas kendali".
“Saya memperingatkan AS dan wakilnya (Israel)...bahwa jika mereka tidak segera menghentikan kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida di Gaza, segala sesuatu mungkin terjadi kapan saja dan kawasan itu akan lepas kendali,” katanya dalam konferensi pers pada hari Minggu.
Amir-Abdollahian mengibaratkan keadaan saat ini di wilayah tersebut dengan sebuah metaforis, dengan mengatakan bahwa setiap “kesalahan perhitungan” dalam konflik yang sedang berlangsung dapat mengakibatkan “konsekuensi yang berat dan pahit bagi kepentingan para penghasut perang,” merujuk pada Israel dan Amerika Serikat.
Eskalasi terbaru dimulai ketika para milisi Hamas meluncurkan serangan "Operasi Badai al-Aqsa" yang mengejutkan terhadap Israel pada 7 Oktober lalu, menewaskan lebih dari 1.400 orang.
Israel membalasnya dengan serangan udara dan artileri tanpa henti di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 4.600 orang.
(mas)