Israel Ancam Lenyapkan Iran dan Lebanon dari Muka Bumi Jika Hizbullah Ikut Perang
loading...
A
A
A
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan negaranya sedang berperang dengan Hamas dan telah memutus pasokan makanan, bahan bakar, listrik dan obat-obatan ke Gaza.
Pada hari Sabtu, Israel telah mengizinkan sejumlah bantuan masuk ke Gaza melalui Mesir. Israel telah memanggil 360.000 tentara cadangan untuk mempersiapkan serangan darat ke wilayah kantong Palestina yang dihuni sekitar 2,3 juta orang tersebut.
Hizbullah hampir setiap hari melancarkan tembakan artileri melintasi perbatasan dengan Israel sejak perang Israel-Hamas pecah 7 Oktober lalu.
Rentetan tembakan artileri berlanjut pada hari Minggu, di mana kedua belah pihak melepaskan tembakan melintasi perbatasan.
Meskipun para pemimpin Lebanon mengatakan mereka tidak ingin terlibat dalam perang, Hizbullah, yang didukung oleh Iran, memiliki kekuatan dan dukungan politik yang signifikan di negara tersebut.
Departemen Luar Negeri AS sebelumnya mengatakan kepada Newsweek bahwa Hizbullah dan kelompok lain tidak boleh terlibat dalam perang Israel-Hamas.
“Keputusan apa pun yang dilakukan Hizbullah atau aktor lain untuk menyeret Lebanon ke dalam konflik ini akan berdampak buruk bagi rakyat Lebanon. Mereka berhak mendapatkan yang lebih baik,” kata departemen tersebut melalui seorang juru bicara.
“Tidak ada yang menginginkan front kedua atau ketiga, termasuk jika menyangkut Lebanon,” imbuh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Minggu dalam sebuah wawancara dengan Meet the Press NBC.
“Kami telah mengirimkan pesan yang sangat kuat untuk mencoba menghalangi Hizbullah, menghalangi Iran secara lebih langsung.”
Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib memperingatkan Israel bahwa mereka juga akan menderita jika perang meningkat. Dia mengatakan bahwa situasinya bisa menjadi "tidak terkendali", yang menunjukkan bahwa pemerintah Lebanon tidak akan mampu mencegah serangan Hizbullah dan kelompok lain jika permusuhan di Gaza tidak segera diakhiri.
Pada hari Sabtu, Israel telah mengizinkan sejumlah bantuan masuk ke Gaza melalui Mesir. Israel telah memanggil 360.000 tentara cadangan untuk mempersiapkan serangan darat ke wilayah kantong Palestina yang dihuni sekitar 2,3 juta orang tersebut.
Hizbullah hampir setiap hari melancarkan tembakan artileri melintasi perbatasan dengan Israel sejak perang Israel-Hamas pecah 7 Oktober lalu.
Rentetan tembakan artileri berlanjut pada hari Minggu, di mana kedua belah pihak melepaskan tembakan melintasi perbatasan.
Meskipun para pemimpin Lebanon mengatakan mereka tidak ingin terlibat dalam perang, Hizbullah, yang didukung oleh Iran, memiliki kekuatan dan dukungan politik yang signifikan di negara tersebut.
Departemen Luar Negeri AS sebelumnya mengatakan kepada Newsweek bahwa Hizbullah dan kelompok lain tidak boleh terlibat dalam perang Israel-Hamas.
“Keputusan apa pun yang dilakukan Hizbullah atau aktor lain untuk menyeret Lebanon ke dalam konflik ini akan berdampak buruk bagi rakyat Lebanon. Mereka berhak mendapatkan yang lebih baik,” kata departemen tersebut melalui seorang juru bicara.
“Tidak ada yang menginginkan front kedua atau ketiga, termasuk jika menyangkut Lebanon,” imbuh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Minggu dalam sebuah wawancara dengan Meet the Press NBC.
“Kami telah mengirimkan pesan yang sangat kuat untuk mencoba menghalangi Hizbullah, menghalangi Iran secara lebih langsung.”
Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib memperingatkan Israel bahwa mereka juga akan menderita jika perang meningkat. Dia mengatakan bahwa situasinya bisa menjadi "tidak terkendali", yang menunjukkan bahwa pemerintah Lebanon tidak akan mampu mencegah serangan Hizbullah dan kelompok lain jika permusuhan di Gaza tidak segera diakhiri.