Hamas Serang Israel untuk Hentikan Kesepakatan Normalisasi dengan Arab Saudi
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Hamas termotivasi untuk menyerang Israel sebagian karena keinginan untuk menghentikan negara itu menormalisasi hubungan dengan Arab Saudi . Hal itu diungkapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
“Salah satu alasan Hamas menyerang Israel… mereka tahu bahwa saya akan duduk bersama (Arab) Saudi,” kata Biden pada acara penggalangan dana seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (21/10/2023).
Presiden AS mengindikasikan bahwa menurutnya militan Hamas melancarkan serangan mematikan pada 7 Oktober karena, Arab Saudi ingin mengakui Israel dan hampir mampu melakukannya secara formal.
Yerusalem dan Riyadh semakin mendekati normalisasi, dan Biden berupaya membantu menyatukan kedua negara, dengan mengumumkan rencana untuk bermitra dalam koridor pelayaran pada bulan September di KTT G20 di India.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan Biden di sela-sela Majelis Umum PBB pada bulan September lalu.
“Saya pikir di bawah kepemimpinan Anda, Tuan Presiden, kita dapat menjalin perdamaian bersejarah antara Israel dan Arab Saudi,” kata Netanyahu kepada Biden saat itu.
Arab Saudi sendiri bersikeras memberikan perlindungan dan memperluas hak-hak bagi kepentingan Palestina sebagai bagian dari perjanjian yang lebih luas dengan Israel.
Sebuah perjanjian akan menjadi sebuah prestasi diplomasi yang memungkinkan pengakuan lebih luas terhadap Israel oleh negara-negara Arab dan mayoritas Muslim lainnya yang sebagian besar menentang Israel sejak negara itu berdiri 75 tahun lalu di wilayah Palestina.
Namun perundingan terhenti setelah militan Hamas menyerbu kota-kota terdekat di Israel dari Jalur Gaza yang diblokade, tempat tinggal warga Palestina. Serangan tanggal 7 Oktober itu bertepatan dengan hari raya besar Yahudi.
Ini menyebabkan serangan udara balasan oleh Israel yang membuat dunia gelisah karena AS berusaha menjaga agar perang tidak meluas, dengan 1.400 warga Israel dan 4.137 warga Palestina telah terbunuh. Hamas juga menyandera lebih dari 200 orang setelah serangan awal.
“Salah satu alasan Hamas menyerang Israel… mereka tahu bahwa saya akan duduk bersama (Arab) Saudi,” kata Biden pada acara penggalangan dana seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (21/10/2023).
Presiden AS mengindikasikan bahwa menurutnya militan Hamas melancarkan serangan mematikan pada 7 Oktober karena, Arab Saudi ingin mengakui Israel dan hampir mampu melakukannya secara formal.
Yerusalem dan Riyadh semakin mendekati normalisasi, dan Biden berupaya membantu menyatukan kedua negara, dengan mengumumkan rencana untuk bermitra dalam koridor pelayaran pada bulan September di KTT G20 di India.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan Biden di sela-sela Majelis Umum PBB pada bulan September lalu.
“Saya pikir di bawah kepemimpinan Anda, Tuan Presiden, kita dapat menjalin perdamaian bersejarah antara Israel dan Arab Saudi,” kata Netanyahu kepada Biden saat itu.
Arab Saudi sendiri bersikeras memberikan perlindungan dan memperluas hak-hak bagi kepentingan Palestina sebagai bagian dari perjanjian yang lebih luas dengan Israel.
Sebuah perjanjian akan menjadi sebuah prestasi diplomasi yang memungkinkan pengakuan lebih luas terhadap Israel oleh negara-negara Arab dan mayoritas Muslim lainnya yang sebagian besar menentang Israel sejak negara itu berdiri 75 tahun lalu di wilayah Palestina.
Namun perundingan terhenti setelah militan Hamas menyerbu kota-kota terdekat di Israel dari Jalur Gaza yang diblokade, tempat tinggal warga Palestina. Serangan tanggal 7 Oktober itu bertepatan dengan hari raya besar Yahudi.
Ini menyebabkan serangan udara balasan oleh Israel yang membuat dunia gelisah karena AS berusaha menjaga agar perang tidak meluas, dengan 1.400 warga Israel dan 4.137 warga Palestina telah terbunuh. Hamas juga menyandera lebih dari 200 orang setelah serangan awal.
(ian)