Cemas Demo Pro-Palestina Meluas, Israel Evakuasi Kedutaannya di Negara-Negara Arab
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Kementerian Luar Negeri Israel telah mengevakuasi para pegawai kedutaannya di Maroko dan Mesir setelah mencemaskan demonstrasi pro-Palestina yang telah meluas.
Demonstrasi di negara-negara Arab itu pecah dengan latar belakang perang antara Israel dan Hamas.
Demonstrasi telah digelar di depan misi Israel di Ibu Kota Mesir dan Maroko, serta kedutaan besar Israel lainnya di kota-kota lain di berbagai negara. Itu menyusul pengeboman Rumah Sakit Baptis al-Ahli di Jalur Gaza yang mengakibatkan 471 orang tewas dan 314 lainnya terluka.
Aksi massa dukung Palestina juga terjadi di Tunisia, Libya, Lebanon, Jerman, Irak, TĂĽrki, Yordania, Iran, Suriah, Kuwait, dan negara-negara lain setelah serangan tersebut.
Akibatnya, otoritas Israel telah meningkatkan langkah-langkah keamanan di misi diplomatiknya di seluruh dunia.
Tunis, Ibu Kota Tunisia, telah menyaksikan ribuan demonstran memprotes serangan Israel di Jalur Gaza. Menurut AFP, Jumat (20/10/2023), massa menuduh Israel menyebabkan kematian beberapa ratus orang dengan menembakkan roket ke rumah sakit di Gaza.
Protes besar juga pecah di Misrata dan seluruh kota besar di Libya pada 17 Oktober. Para pengunjuk rasa lokal menuduh para pemimpin Arab tidak melakukan apa pun untuk membantu rakyat Palestina.
Para pengunjuk rasa menyerukan pengusiran duta besar dari negara-negara Barat yang diduga mendukung agresi Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza. Para pengunjuk rasa menuntut agar pipa Greenstream tidak digunakan untuk memasok minyak dan gas dari Libya ke Eropa.
Menurut militer Israel dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Rumah Sakit Baptis al-Ahli di Gaza terkena serangan roket yang diluncurkan oleh kelompok Jihad Islam Palestina yang menyimpang dari jalurnya.
Demonstrasi di negara-negara Arab itu pecah dengan latar belakang perang antara Israel dan Hamas.
Demonstrasi telah digelar di depan misi Israel di Ibu Kota Mesir dan Maroko, serta kedutaan besar Israel lainnya di kota-kota lain di berbagai negara. Itu menyusul pengeboman Rumah Sakit Baptis al-Ahli di Jalur Gaza yang mengakibatkan 471 orang tewas dan 314 lainnya terluka.
Aksi massa dukung Palestina juga terjadi di Tunisia, Libya, Lebanon, Jerman, Irak, TĂĽrki, Yordania, Iran, Suriah, Kuwait, dan negara-negara lain setelah serangan tersebut.
Akibatnya, otoritas Israel telah meningkatkan langkah-langkah keamanan di misi diplomatiknya di seluruh dunia.
Tunis, Ibu Kota Tunisia, telah menyaksikan ribuan demonstran memprotes serangan Israel di Jalur Gaza. Menurut AFP, Jumat (20/10/2023), massa menuduh Israel menyebabkan kematian beberapa ratus orang dengan menembakkan roket ke rumah sakit di Gaza.
Protes besar juga pecah di Misrata dan seluruh kota besar di Libya pada 17 Oktober. Para pengunjuk rasa lokal menuduh para pemimpin Arab tidak melakukan apa pun untuk membantu rakyat Palestina.
Para pengunjuk rasa menyerukan pengusiran duta besar dari negara-negara Barat yang diduga mendukung agresi Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza. Para pengunjuk rasa menuntut agar pipa Greenstream tidak digunakan untuk memasok minyak dan gas dari Libya ke Eropa.
Menurut militer Israel dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Rumah Sakit Baptis al-Ahli di Gaza terkena serangan roket yang diluncurkan oleh kelompok Jihad Islam Palestina yang menyimpang dari jalurnya.
(mas)