AS: China Miliki Lebih dari 500 Senjata Nuklir yang Beroperasi
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) atau Pentagon mengatakan China memiliki lebih dari 500 hulu ledak nuklir yang beroperasi.
Menurut Pentagon, Beijing bahkan mungkin akan memiliki 1.000 hulu ledak nuklir pada tahun 2030.
“Pada tahun 2022, Beijing melanjutkan ekspansi nuklirnya yang pesat, dan Departemen Pertahanan memperkirakan bahwa RRC (Republik Rakyat China) memiliki lebih dari 500 hulu ledak nuklir yang beroperasi pada Mei 2023—di jalur yang melampaui proyeksi sebelumnya,” ungkap Pentagon dalam laporan tahunannya tentang perkembangan militer dan keamanan China, Kamis, yang dilansir Reuters pada Jumat (20/10/2023).
Laporan tersebut memperkirakan bahwa RRC mungkin akan memiliki lebih dari 1.000 hulu ledak nuklir yang beroperasi pada 2030. "Sebagian besar akan dikerahkan pada tingkat kesiapan yang lebih tinggi dan akan terus meningkatkan kekuatannya hingga tahun 2035," lanjut laporan tersebut.
“RRC mungkin akan menggunakan reaktor-reaktor pemuliaan cepat dan fasilitas pemrosesan ulang yang baru untuk memproduksi plutonium untuk program senjata nuklirnya, meskipun secara terbuka mereka menyatakan bahwa teknologi-teknologi ini ditujukan untuk tujuan damai,” imbuh laporan tersebut.
Lebih lanjut, laporan Pentagon menyebutkan bahwa China juga meningkatkan inventaris sistem pengiriman nuklirnya di darat, laut dan udara.
Federasi Ilmuwan Amerika (FAS) mengatakan AS memiliki persediaan sekitar 3.700 hulu ledak nuklir sementara Rusia memiliki 1.550 hulu ledak nuklir.
Menurut Pentagon, Beijing bahkan mungkin akan memiliki 1.000 hulu ledak nuklir pada tahun 2030.
“Pada tahun 2022, Beijing melanjutkan ekspansi nuklirnya yang pesat, dan Departemen Pertahanan memperkirakan bahwa RRC (Republik Rakyat China) memiliki lebih dari 500 hulu ledak nuklir yang beroperasi pada Mei 2023—di jalur yang melampaui proyeksi sebelumnya,” ungkap Pentagon dalam laporan tahunannya tentang perkembangan militer dan keamanan China, Kamis, yang dilansir Reuters pada Jumat (20/10/2023).
Laporan tersebut memperkirakan bahwa RRC mungkin akan memiliki lebih dari 1.000 hulu ledak nuklir yang beroperasi pada 2030. "Sebagian besar akan dikerahkan pada tingkat kesiapan yang lebih tinggi dan akan terus meningkatkan kekuatannya hingga tahun 2035," lanjut laporan tersebut.
“RRC mungkin akan menggunakan reaktor-reaktor pemuliaan cepat dan fasilitas pemrosesan ulang yang baru untuk memproduksi plutonium untuk program senjata nuklirnya, meskipun secara terbuka mereka menyatakan bahwa teknologi-teknologi ini ditujukan untuk tujuan damai,” imbuh laporan tersebut.
Lebih lanjut, laporan Pentagon menyebutkan bahwa China juga meningkatkan inventaris sistem pengiriman nuklirnya di darat, laut dan udara.
Federasi Ilmuwan Amerika (FAS) mengatakan AS memiliki persediaan sekitar 3.700 hulu ledak nuklir sementara Rusia memiliki 1.550 hulu ledak nuklir.
(mas)