Bela Palestina, Ratusan Yahudi Serbu Kongres AS Tuntut Israel Hentikan Genosida Gaza
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Ratusan orang Yahudi Amerika Serikat (AS) menyerbu aula Kongres AS pada Rabu untuk menuntut Israel menghentikan genosida terhadap rakyat Palestina di Gaza.
Mereka juga mendesak gencatan senjata segera antara militer Israel dan kelompok perlawanan Palestina; Hamas, di Gaza.
Massa tersebut menamakan dirinya Jewish Voice for Peace atau Suara Yahudi untuk Perdamaian.
Kelompok itu menyatakan bahwa mereka adalah sebuah perkumpulan “Yahudi yang berorganisasi menuju pembebasan Palestina dan Yudaisme di luar Zionisme”.
Lebih dari 350 orang Yahudi, termasuk 24 rabi, ikut serta dalam protes tersebut.
“Gencatan senjata adalah langkah pertama untuk menghentikan genosida yang sedang berlangsung oleh militer Israel terhadap lebih dari 2 juta warga Palestina di Gaza yang terkepung dan tidak dapat keluar,” tulis Jewish Voice for Peace di X, Kamis (19/10/2023).
Para aktivis memisahkan diri dari demonstrasi yang lebih besar di National Mall dan duduk di lantai Gedung Kantor Parlemen, ketika sekelompok polisi mengawasi.
Sambil meneriakkan “gencatan senjata sekarang!” para pengunjuk rasa membentangkan spanduk bertuliskan “biarkan Gaza hidup” dan “bukan atas nama kami".
Tak lama setelah protes dimulai, Polisi Capitol memperingatkan massa untuk membubarkan diri, sebelum masuk dan menahan mereka yang menolak untuk patuh. Polisi Capitol melaporkan bahwa sekitar 300 orang ditangkap.
Di luar gedung Kongres, kelompok tersebut mengeklaim bahwa hingga 10.000 orang melakukan unjuk rasa untuk menentang pembersihan etnis yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina.
Mereka juga mendesak gencatan senjata segera antara militer Israel dan kelompok perlawanan Palestina; Hamas, di Gaza.
Massa tersebut menamakan dirinya Jewish Voice for Peace atau Suara Yahudi untuk Perdamaian.
Kelompok itu menyatakan bahwa mereka adalah sebuah perkumpulan “Yahudi yang berorganisasi menuju pembebasan Palestina dan Yudaisme di luar Zionisme”.
Lebih dari 350 orang Yahudi, termasuk 24 rabi, ikut serta dalam protes tersebut.
“Gencatan senjata adalah langkah pertama untuk menghentikan genosida yang sedang berlangsung oleh militer Israel terhadap lebih dari 2 juta warga Palestina di Gaza yang terkepung dan tidak dapat keluar,” tulis Jewish Voice for Peace di X, Kamis (19/10/2023).
Para aktivis memisahkan diri dari demonstrasi yang lebih besar di National Mall dan duduk di lantai Gedung Kantor Parlemen, ketika sekelompok polisi mengawasi.
Sambil meneriakkan “gencatan senjata sekarang!” para pengunjuk rasa membentangkan spanduk bertuliskan “biarkan Gaza hidup” dan “bukan atas nama kami".
Tak lama setelah protes dimulai, Polisi Capitol memperingatkan massa untuk membubarkan diri, sebelum masuk dan menahan mereka yang menolak untuk patuh. Polisi Capitol melaporkan bahwa sekitar 300 orang ditangkap.
Di luar gedung Kongres, kelompok tersebut mengeklaim bahwa hingga 10.000 orang melakukan unjuk rasa untuk menentang pembersihan etnis yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina.