Bagaimana Perang Israel-Hamas Menguji Posisi Mesir?
loading...
A
A
A
GAZA - Sejak serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada hari Sabtu, negara tetangganya, Mesir, dengan cepat menegaskan posisinya sebagai pembawa perdamaian tanpa kekerasan.
Mesir menjadi negara yang krusial karena berbatasan langsung dengan Gaza. Kairo juga memiliki sejarah pernah berperang melawan Israel.
Posisi Mesir memiliki keunikan dalam perang Hamas melawan Israel. Itu dikarenakan Mesir memiliki banyak kepentingan strategis yang dimainkan.
Foto/Reuters
Kairo telah mendesak kedua belah pihak untuk melakukan deeskalasi, dan Presiden Abdel Fattah El-Sisi menyuarakan perlunya solusi dua negara yang adil dan memprioritaskan keamanan dalam negeri dengan menutup perbatasan Sinai-Gaza.
“Posisi Mesir sudah sangat jelas. Mereka berupaya melakukan deeskalasi dan bersedia bertindak sebagai mediator untuk menyelesaikan situasi ini,” Yassin Ashour, konsultan politik Mesir untuk urusan Timur Tengah dan Arab, mengatakan kepada The New Arab.
Foto/Reuters
Rezim Presiden Sisi berupaya menangani situasi ini dengan hati-hati menjelang pemilihan presiden Mesir pada bulan Desember. Pemimpin tersebut juga telah menunjukkan kesediaannya untuk bertindak sebagai perantara perdamaian, seperti yang terlihat dalam perundingan gencatan senjata tahun 2021 antara Israel dan Hamas.
Posisi Mesir sudah sangat jelas. Mereka mengupayakan deeskalasi dan bersedia bertindak sebagai mediator untuk menyelesaikan situasi ini.
“Dalam hal eskalasi antara Palestina-Israel, Mesir selalu menjadi mediator,” tambah Ashour. “Sejak era Mubarak, negara-negara barat seperti AS mengandalkan Mesir untuk merundingkan perdamaian antara Israel, Hamas, dan PLO.”
Foto/Reuters
Mesir menjadi negara yang krusial karena berbatasan langsung dengan Gaza. Kairo juga memiliki sejarah pernah berperang melawan Israel.
Posisi Mesir memiliki keunikan dalam perang Hamas melawan Israel. Itu dikarenakan Mesir memiliki banyak kepentingan strategis yang dimainkan.
Berikut adalah 5 alasan kenapa Mesir tetap mengambil posisi sebagai mediator dan mewujudkan perdamaian di Palestina.
1. Memprioritaskan Keamanan Dalam Negeri
Foto/Reuters
Kairo telah mendesak kedua belah pihak untuk melakukan deeskalasi, dan Presiden Abdel Fattah El-Sisi menyuarakan perlunya solusi dua negara yang adil dan memprioritaskan keamanan dalam negeri dengan menutup perbatasan Sinai-Gaza.
“Posisi Mesir sudah sangat jelas. Mereka berupaya melakukan deeskalasi dan bersedia bertindak sebagai mediator untuk menyelesaikan situasi ini,” Yassin Ashour, konsultan politik Mesir untuk urusan Timur Tengah dan Arab, mengatakan kepada The New Arab.
2. Memosisikan sebagai Mediator Perdamaian
Foto/Reuters
Rezim Presiden Sisi berupaya menangani situasi ini dengan hati-hati menjelang pemilihan presiden Mesir pada bulan Desember. Pemimpin tersebut juga telah menunjukkan kesediaannya untuk bertindak sebagai perantara perdamaian, seperti yang terlihat dalam perundingan gencatan senjata tahun 2021 antara Israel dan Hamas.
Posisi Mesir sudah sangat jelas. Mereka mengupayakan deeskalasi dan bersedia bertindak sebagai mediator untuk menyelesaikan situasi ini.
“Dalam hal eskalasi antara Palestina-Israel, Mesir selalu menjadi mediator,” tambah Ashour. “Sejak era Mubarak, negara-negara barat seperti AS mengandalkan Mesir untuk merundingkan perdamaian antara Israel, Hamas, dan PLO.”
3. Menjaga Keseimbangan antara Israel dan Hamas
Foto/Reuters