5 Fakta Hamas Menjadi Kekuatan yang Lebih Canggih dari yang Dibayangkan Israel
loading...
A
A
A
Menurut laporan berita, Hamas juga telah banyak berinvestasi dalam infrastruktur terowongan, membangun jaringan luas jalur bawah tanah yang memungkinkan mereka secara fisik melewati pos pemeriksaan Israel dan melakukan serangan mendadak.
Penggunaan terowongan dan fasilitas bawah tanah hampir pasti membantu penyembunyian persiapan dari intelijen Israel.
Foto/Reuters
Hamas tampaknya telah belajar dari berbagai sumber, memanfaatkan pelajaran dari pertemuan masa lalu dengan pasukan Israel, mempelajari taktik yang digunakan oleh para pejuang di Jenin pada tahun 2002, dan menerapkan inovasi mereka sendiri.
Mereka juga tampaknya mengambil inspirasi dari infrastruktur militer Hizbullah dan strategi perang pemberontak.
Pertemuan di masa lalu dengan pasukan Israel, khususnya selama serangan di Gaza pada tahun 2014, telah mengajarkan Hamas pentingnya perang perkotaan dan bagaimana memanfaatkan alat peledak improvisasi (IED), jaringan terowongan, perang psikologis, dan perang asimetris.
Foto/Reuters
Hamas tampaknya juga mendapatkan wawasan spesifik dari taktik yang digunakan oleh para pejuang Jenin selama Pertempuran Jenin pada tahun 2002, yang telah menjadi simbol perlawanan Palestina.
Pada bulan April 2002, serangan Israel terhadap kamp pengungsi Jenin menewaskan sedikitnya 52 warga Palestina, termasuk wanita dan anak-anak, menurut Human Rights Watch. Terdapat 23 tentara Israel tewas dan beberapa lainnya luka-luka.
Salah satu pelajaran penting yang dipelajari Hamas dari Pertempuran Jenin adalah efektivitas IED dalam menimbulkan korban jiwa dan mengganggu operasi militer Israel. IED berbiaya rendah dan mudah disembunyikan, menjadikannya alat yang berharga untuk peperangan asimetris. Hamas sejak itu memasukkan IED ke dalam persenjataannya, menggunakannya untuk menargetkan kendaraan, patroli, dan instalasi militer Israel.
Jika Israel melancarkan serangan darat ke Gaza, kita hampir pasti akan melihat taktik ini digunakan lagi.
Penggunaan terowongan dan fasilitas bawah tanah hampir pasti membantu penyembunyian persiapan dari intelijen Israel.
2. Ancaman yang Berkembang
Foto/Reuters
Hamas tampaknya telah belajar dari berbagai sumber, memanfaatkan pelajaran dari pertemuan masa lalu dengan pasukan Israel, mempelajari taktik yang digunakan oleh para pejuang di Jenin pada tahun 2002, dan menerapkan inovasi mereka sendiri.
Mereka juga tampaknya mengambil inspirasi dari infrastruktur militer Hizbullah dan strategi perang pemberontak.
Pertemuan di masa lalu dengan pasukan Israel, khususnya selama serangan di Gaza pada tahun 2014, telah mengajarkan Hamas pentingnya perang perkotaan dan bagaimana memanfaatkan alat peledak improvisasi (IED), jaringan terowongan, perang psikologis, dan perang asimetris.
3. Pelajaran Jenin
Foto/Reuters
Hamas tampaknya juga mendapatkan wawasan spesifik dari taktik yang digunakan oleh para pejuang Jenin selama Pertempuran Jenin pada tahun 2002, yang telah menjadi simbol perlawanan Palestina.
Pada bulan April 2002, serangan Israel terhadap kamp pengungsi Jenin menewaskan sedikitnya 52 warga Palestina, termasuk wanita dan anak-anak, menurut Human Rights Watch. Terdapat 23 tentara Israel tewas dan beberapa lainnya luka-luka.
Salah satu pelajaran penting yang dipelajari Hamas dari Pertempuran Jenin adalah efektivitas IED dalam menimbulkan korban jiwa dan mengganggu operasi militer Israel. IED berbiaya rendah dan mudah disembunyikan, menjadikannya alat yang berharga untuk peperangan asimetris. Hamas sejak itu memasukkan IED ke dalam persenjataannya, menggunakannya untuk menargetkan kendaraan, patroli, dan instalasi militer Israel.
Jika Israel melancarkan serangan darat ke Gaza, kita hampir pasti akan melihat taktik ini digunakan lagi.