Pejabat Gedung Putih: Perang Israel-Hamas Berisiko Menjadi Konflik Regional

Senin, 16 Oktober 2023 - 08:53 WIB
loading...
Pejabat Gedung Putih:...
Konflik di Gaza berisiko meluas dan menjadi perang besar. Foto/Reuters
A A A
WASHINGTON - Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan memperingatkan risiko konflik regional yang lebih luas di Timur Tengah. Itu dikarenakan Israel menyerang Gaza dengan serangan udara sebagai tanggapan atas serangan mendadak Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Ada risiko peningkatan konflik ini, terbukanya front kedua di utara, dan tentu saja keterlibatan Iran – itu adalah sebuah risiko. Dan itu adalah risiko yang telah kami waspadai sejak awal,” kata Sullivan pada hari Minggu di acara “Face the Nation” CBS.

“Itulah sebabnya Presiden AS bergerak begitu cepat dan tegas untuk memasukkan kapal induk ke Mediterania timur, memasukkan pesawat ke Teluk, karena dia ingin mengirimkan pesan pencegahan yang sangat jelas kepada negara atau aktor mana pun yang berupaya mengeksploitasi situasi ini," imbuh Sullivan.



Pentagon telah memerintahkan kelompok penyerang kapal induk kedua ke Laut Mediterania bagian timur dan mengirimkan jet tempur Angkatan Udara ke wilayah tersebut ketika Israel bersiap untuk memperluas operasinya di Gaza.

Kapal perang AS tidak dimaksudkan untuk bergabung dalam pertempuran di Gaza atau mengambil bagian dalam operasi Israel, namun kehadiran dua kapal Angkatan Laut paling kuat dirancang untuk mengirimkan pesan pencegahan terhadap Iran dan proksi Iran di wilayah tersebut, seperti Hizbullah. di Lebanon.

Jika Hizbullah ikut serta dalam konflik ini, hal ini dapat menjadi titik konflik berikutnya yang akan melibatkan kekuatan regional yang lebih besar seperti Iran dan Arab Saudi.



Israel telah lama menuduh Iran terlibat dalam bentuk perang proksi dengan mendukung kelompok-kelompok – termasuk Hamas – yang melancarkan serangan ke wilayah pesisirnya. Iran membantah terlibat dalam serangan 7 Oktober.

Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden pada hari Minggu mengatakan “tidak ada bukti jelas” bahwa Iran berada di balik serangan tersebut.
(ahm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2014 seconds (0.1#10.140)