Takut Kalah? Israel Mengaku Tidak Tertarik Berperang dengan Hizbullah
loading...
A
A
A
GAZA - Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan bahwa Israel tidak tertarik melancarkan perang di front utara. Dia mengungkapkan jika Hizbullah Lebanon menahan diri maka Israel akan menjaga situasi di sepanjang perbatasan sebagaimana adanya.
Tembakan sporadis di perbatasan Israel-Lebanon selama seminggu terakhir telah menimbulkan kekhawatiran bahwa pertempuran dengan militan Hamas di Gaza dapat meningkat menjadi konflik yang lebih luas.
Pada Minggu sore, sirene terdengar di seluruh Israel utara, membuat penduduk berlarian mencari perlindungan, dan militer mengatakan pihaknya mencegat lima dari sembilan roket yang ditembakkan dari Lebanon. Mereka kemudian membalas dengan tembakan artileri ke daerah tempat roket diluncurkan.
“Kami tidak tertarik pada perang di wilayah utara. Kami tidak ingin memperburuk situasi,” kata Menteri Pertahanan Yoav Gallant, dilansir Reuters.
"Jika Hizbullah memilih jalur perang, maka mereka akan menanggung akibat yang sangat berat. Sangat berat. Namun jika Hizbullah menahan diri, kami akan menghormati hal tersebut dan menjaga situasi seperti apa adanya," kata Gallant, seraya mencatat bahwa telah terjadi baku tembak di perbatasan.
Sebelumnya, para pejabat tinggi Amerika memperingatkan bahwa perang antara Israel dan kelompok Hamas dapat meningkat, ketika kapal perang Amerika menuju ke daerah tersebut di tengah meningkatnya bentrokan di perbatasan utara negara itu dengan Lebanon.
Israel telah melancarkan kampanye pemboman yang ganas di Gaza sebagai pembalasan atas serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Israel oleh Hamas delapan hari lalu yang menewaskan sekitar 1.300 warga Israel, sebagian besar warga sipil.
Pihak berwenang Gaza mengatakan lebih dari 2.670 orang tewas di sana, seperempat dari mereka adalah anak-anak. Jumlah korban jiwa diperkirakan akan bertambah ketika Israel bersiap melakukan serangan darat ke daerah kantong kecil dan padat penduduk yang mungkin akan dimulai dalam beberapa hari ke depan.
Konflik tersebut telah menyebabkan ketegangan meningkat.
Tembakan sporadis di perbatasan Israel-Lebanon selama seminggu terakhir telah menimbulkan kekhawatiran bahwa pertempuran dengan militan Hamas di Gaza dapat meningkat menjadi konflik yang lebih luas.
Pada Minggu sore, sirene terdengar di seluruh Israel utara, membuat penduduk berlarian mencari perlindungan, dan militer mengatakan pihaknya mencegat lima dari sembilan roket yang ditembakkan dari Lebanon. Mereka kemudian membalas dengan tembakan artileri ke daerah tempat roket diluncurkan.
“Kami tidak tertarik pada perang di wilayah utara. Kami tidak ingin memperburuk situasi,” kata Menteri Pertahanan Yoav Gallant, dilansir Reuters.
"Jika Hizbullah memilih jalur perang, maka mereka akan menanggung akibat yang sangat berat. Sangat berat. Namun jika Hizbullah menahan diri, kami akan menghormati hal tersebut dan menjaga situasi seperti apa adanya," kata Gallant, seraya mencatat bahwa telah terjadi baku tembak di perbatasan.
Sebelumnya, para pejabat tinggi Amerika memperingatkan bahwa perang antara Israel dan kelompok Hamas dapat meningkat, ketika kapal perang Amerika menuju ke daerah tersebut di tengah meningkatnya bentrokan di perbatasan utara negara itu dengan Lebanon.
Israel telah melancarkan kampanye pemboman yang ganas di Gaza sebagai pembalasan atas serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Israel oleh Hamas delapan hari lalu yang menewaskan sekitar 1.300 warga Israel, sebagian besar warga sipil.
Pihak berwenang Gaza mengatakan lebih dari 2.670 orang tewas di sana, seperempat dari mereka adalah anak-anak. Jumlah korban jiwa diperkirakan akan bertambah ketika Israel bersiap melakukan serangan darat ke daerah kantong kecil dan padat penduduk yang mungkin akan dimulai dalam beberapa hari ke depan.
Konflik tersebut telah menyebabkan ketegangan meningkat.