4 Kelompok yang Menjadi Inisiator di Operasi Badai Al Aqsa, dari Hamas hingga PIJ
loading...
A
A
A
JAKARTA - Operasi Badai Al Aqsa menjadi nama operasi ketika Hamas dan beberapa kelompok sekutu lainnya melakukan serangan besar-besaran terhadap Israel di Jalur Gaza pada awal Oktober 2023.
Dikutip dari Reuters, munculnya Operasi Badai Al Aqsa atau juga dikenal dengan Operasi Banjir Al Aqsa ini dipicu oleh adegan dan rekaman Israel menyerbu masjid Al Aqsa selama bulan Ramadhan, memukuli jamaah, menyerang mereka, menyeret orang tua dan pemuda keluar dari masjid pada tahun 2021 lalu.
Peristiwa itu turut memicu pertempuran selama 11 hari antara Israel dan Hamas. Penyerbuan kompleks masjid tersebut, memang telah lama menjadi titik konflik terkait masalah kedaulatan dan agama di Yerusalem.
Dalang dari Operasi Badai Al Aqsa ini diketahui merupakan Pemimpin Brigade Al Qassam Hamas, Mohammed Deif. Dalam menjalankan aksinya ini rupanya Hamas tidak sendirian, terdapat beberapa kelompok militan Palestina yang ikut serta.
Foto: PBS
Hamas menjadi organisasi yang disebut-sebut sebagai dalang dibalik penyerangan terhadap Israel pada awal Oktober 2023 ini. Hal ini disebabkan karena otak serangan berada di dalam satuan militan tersebut yakni Mohammed Deif.
Organisasi yang didirikan oleh Sheikh Ahmad Yassin ini memang kerap jadi yang disorot ketika konflik antara Palestina dan Israel pecah. Namun Hamas bukanlah satu-satunya organisasi militan yang mengatasnamakan Palestina untuk memulai serangan-serangan.
Foto: Jewish News Syndicate
Popular Front for the Liberation of Palestine (PFLP) yang merupakan salah satu fraksi terbesar di Palestina ini juga kerap ikut serta dalam setiap serangan yang ditunjukkan untuk Israel.
Kelompok yang kerap menyebut dirinya sebagai kelompok sosialis revolusioner ini selalu menyerukan pembentukan negara Palestina dengan melakukan berbagai serangan ke Israel. Sebelumnya, mereka sempat menjadi dalang atas 4 pemboman bunuh diri di Israel dan Tepi Barat pada tahun 2002 dan 2003.
Foto: YouTube Anadolu
Kelompok yang dibentuk pada tahun 1969 ini juga ikut serta dalam operasi Badai Al Aqsa. Bersama Hamas, mereka seakan tak tersorot karena memang pergerakan yang minim.
Namun, mereka diduga menerima dukungan dari Suriah. Itu juga sebelumnya didanai oleh Libya, Rusia dan beberapa negara komunis.
Foto: Al Jazeera
Terakhir ada Palestinian Islamic Jihad (PIJ), organisasi yang telah berdiri sejak 1989 ini adalah fraksi militan kecil yang kerap tertutup oleh nama besar Hamas.
Karena itu nama organisasi ini kurang mencolok ketika para militan Palestina melakukan operasi Badai Al Aqsa. Meski begitu, kelompok buatan Fathi Abd al Aziz ini punya sejarah panjang dalam penyerangan tentara dan warga sipil Israel sejak tahun 1980-an.
Dikutip dari Reuters, munculnya Operasi Badai Al Aqsa atau juga dikenal dengan Operasi Banjir Al Aqsa ini dipicu oleh adegan dan rekaman Israel menyerbu masjid Al Aqsa selama bulan Ramadhan, memukuli jamaah, menyerang mereka, menyeret orang tua dan pemuda keluar dari masjid pada tahun 2021 lalu.
Peristiwa itu turut memicu pertempuran selama 11 hari antara Israel dan Hamas. Penyerbuan kompleks masjid tersebut, memang telah lama menjadi titik konflik terkait masalah kedaulatan dan agama di Yerusalem.
Dalang dari Operasi Badai Al Aqsa ini diketahui merupakan Pemimpin Brigade Al Qassam Hamas, Mohammed Deif. Dalam menjalankan aksinya ini rupanya Hamas tidak sendirian, terdapat beberapa kelompok militan Palestina yang ikut serta.
4 Kelompok yang Menjadi Inisiator di Operasi Badai al-Aqsa
1. Hamas
Foto: PBS
Hamas menjadi organisasi yang disebut-sebut sebagai dalang dibalik penyerangan terhadap Israel pada awal Oktober 2023 ini. Hal ini disebabkan karena otak serangan berada di dalam satuan militan tersebut yakni Mohammed Deif.
Organisasi yang didirikan oleh Sheikh Ahmad Yassin ini memang kerap jadi yang disorot ketika konflik antara Palestina dan Israel pecah. Namun Hamas bukanlah satu-satunya organisasi militan yang mengatasnamakan Palestina untuk memulai serangan-serangan.
2. Popular Front for the Liberation of Palestine (PFLP)
Foto: Jewish News Syndicate
Popular Front for the Liberation of Palestine (PFLP) yang merupakan salah satu fraksi terbesar di Palestina ini juga kerap ikut serta dalam setiap serangan yang ditunjukkan untuk Israel.
Kelompok yang kerap menyebut dirinya sebagai kelompok sosialis revolusioner ini selalu menyerukan pembentukan negara Palestina dengan melakukan berbagai serangan ke Israel. Sebelumnya, mereka sempat menjadi dalang atas 4 pemboman bunuh diri di Israel dan Tepi Barat pada tahun 2002 dan 2003.
3. Democratic Front for the Liberation of Palestine (DFLP)
Foto: YouTube Anadolu
Kelompok yang dibentuk pada tahun 1969 ini juga ikut serta dalam operasi Badai Al Aqsa. Bersama Hamas, mereka seakan tak tersorot karena memang pergerakan yang minim.
Namun, mereka diduga menerima dukungan dari Suriah. Itu juga sebelumnya didanai oleh Libya, Rusia dan beberapa negara komunis.
4. Palestinian Islamic Jihad (PIJ)
Foto: Al Jazeera
Terakhir ada Palestinian Islamic Jihad (PIJ), organisasi yang telah berdiri sejak 1989 ini adalah fraksi militan kecil yang kerap tertutup oleh nama besar Hamas.
Karena itu nama organisasi ini kurang mencolok ketika para militan Palestina melakukan operasi Badai Al Aqsa. Meski begitu, kelompok buatan Fathi Abd al Aziz ini punya sejarah panjang dalam penyerangan tentara dan warga sipil Israel sejak tahun 1980-an.
(ian)