Situasi Mencekam, Kemlu Imbau WNI di Palestina dan Gaza Segera Pergi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perang besar antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina; Hamas, membuat situasi di kedua wilayah mencekam. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia mengimbau para warga negara Indonesia yang berada di kedua wilayah itu untuk segera pergi.
"Menimbang situasi keamanan terakhir dan demi keselamatan para WNI, Pemerintah Indonesia mengimbau agar WNI yang berada di wilayah Palestina maupun Israel segera meninggalkan wilayah tersebut," bunyi imbauan Kemlu, Selasa (10/10/2023).
"Bagi [WNI] yang sudah merencanakan perjalanan ke kedua wilayah tersebut untuk membatalkan rencananya hingga adanya pemberitahuan lebih lanjut dari pemerintah," lanjut imbauan tersebut.
Perang antara Hamas dan Israel pecah sejak Sabtu ketika Hamas meluncurkan serangan mendadak yang diberi nama Operasi Badai al-Aqsa ke negara Yahudi tersebut.
Serangan dimulai dengan tembakan ribuan roket dan disusul penyusupan milisi Hamas ke wilayah Israel. Hingga hari ini, lebih dari 800 orang Israel tewas, ribuan terluka, dan ratusan lainnya diculik.
Sebagai respons Israel mendeklarasikan perang dengan nama Operasi Pedang Besi.
Militer Zionis meluncurkan serangan udara dan tembakan artileri ke Gaza yang telah menewaskan 687 orang. Sekitar 3.726 warga Palestina lainnya terluka.
Kemlu sebelumnya pihaknya terus berkoordinasi erat dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Amman, KBRI Cairo dan KBRI Beirut untuk memonitor situasi di Palestina dan menyiapkan rencana kontingensi. “Evakuasi menjadi salah satu bagian dari rencana kontingensi tersebut,” katanya.
Berdasarkan pemutakhiran data terakhir, saat ini terdapat 45 WNI di Palestina di mana 10 WNI berada di Gaza dan 35 WNI berada di Tepi Barat.
Selain 45 WNI tersebut, terdapat 230 WNI yang sedang melakukan wisata religi di berbagai titik di Israel.
"Menimbang situasi keamanan terakhir dan demi keselamatan para WNI, Pemerintah Indonesia mengimbau agar WNI yang berada di wilayah Palestina maupun Israel segera meninggalkan wilayah tersebut," bunyi imbauan Kemlu, Selasa (10/10/2023).
"Bagi [WNI] yang sudah merencanakan perjalanan ke kedua wilayah tersebut untuk membatalkan rencananya hingga adanya pemberitahuan lebih lanjut dari pemerintah," lanjut imbauan tersebut.
Perang antara Hamas dan Israel pecah sejak Sabtu ketika Hamas meluncurkan serangan mendadak yang diberi nama Operasi Badai al-Aqsa ke negara Yahudi tersebut.
Serangan dimulai dengan tembakan ribuan roket dan disusul penyusupan milisi Hamas ke wilayah Israel. Hingga hari ini, lebih dari 800 orang Israel tewas, ribuan terluka, dan ratusan lainnya diculik.
Sebagai respons Israel mendeklarasikan perang dengan nama Operasi Pedang Besi.
Militer Zionis meluncurkan serangan udara dan tembakan artileri ke Gaza yang telah menewaskan 687 orang. Sekitar 3.726 warga Palestina lainnya terluka.
Kemlu sebelumnya pihaknya terus berkoordinasi erat dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Amman, KBRI Cairo dan KBRI Beirut untuk memonitor situasi di Palestina dan menyiapkan rencana kontingensi. “Evakuasi menjadi salah satu bagian dari rencana kontingensi tersebut,” katanya.
Berdasarkan pemutakhiran data terakhir, saat ini terdapat 45 WNI di Palestina di mana 10 WNI berada di Gaza dan 35 WNI berada di Tepi Barat.
Selain 45 WNI tersebut, terdapat 230 WNI yang sedang melakukan wisata religi di berbagai titik di Israel.
(mas)