Bertambah Lagi, Operasi Badai al-Aqsa Hamas Tewaskan Lebih dari 800 Orang Israel
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Jumlah korban tewas di Israel akibat Operasi Badai al-Aqsa oleh Hamas telah melonjak menjadi lebih dari 800 orang. Angka ini diumumkan pemerintah Zionis pada Senin petang.
Selain itu, sekitar 150 menjadi tawanan Hamas.
Kantor Pers Pemerintah Israel di halaman Facebook-nya pada Selasa (10/10/2023) menngatakan lebih dari 2.600 orang terluka dalam serangan mendadak Hamas yang dimulai sejak Sabtu lalu.
Sementara itu, serangan besar-besaran Israel terhadap Gaza yang diberi nama Operasi Pedang Besi telah menewaskan 687 orang.
Angka itu diumumkan Kementerian Kesehatan di Gaza pada Senin petang. Dalam konferensi pers, kementerian itu mengatakan 3.726 warga Palestina terluka akibat serangan militer Zionis.
"Korban tewas termasuk 140 anak-anak dan 105 perempuan," kata kementerian tersebut.
Hamas, yang menyandera sekitar 150 orang dalam serangan mendadak di Israel selatan, mengancam akan membunuh mereka jika serangan udara Israel terus menargetkan warga sipil Gaza tanpa peringatan.
Ancaman tersebut muncul setelah Israel memberlakukan pengepungan total di Jalur Gaza, memutus pasokan air yang memicu kekhawatiran PBB akan situasi kemanusiaan yang semakin mengerikan.
Ketegangan juga meningkat di front utara Israel di perbatasan Lebanon, tempat militan Hizbullah dan pasukan Israel saling baku tembak pada hari kedua.
Israel masih terhuyung-huyung akibat serangan darat, udara dan laut yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh kelompok Hamas, yang menyamakannya dengan serangan 9/11.
“Setiap orang yang menargetkan warga kami tanpa peringatan akan dibalas dengan eksekusi salah satu sandera sipil,” kata Brigade Izz ad-Din al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, dalam sebuah pernyataan.
Dalam pidato yang disiarkan televisi Senin malam, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membandingkan Hamas dengan kelompok ISIS, dan mengatakan Israel berencana melakukan serangan “besar-besaran” terhadap Hamas dengan “kekuatan yang belum pernah terjadi sebelumnya”.
"Teroris Hamas mengikat, membakar, dan mengeksekusi anak-anak. Mereka biadab. Hamas adalah ISIS," kata Netanyahu.
Dia juga berjanji untuk memperkuat front lain di utara melawan Hizbullah, serta di Tepi Barat yang diduduki Israel.
Selain itu, sekitar 150 menjadi tawanan Hamas.
Kantor Pers Pemerintah Israel di halaman Facebook-nya pada Selasa (10/10/2023) menngatakan lebih dari 2.600 orang terluka dalam serangan mendadak Hamas yang dimulai sejak Sabtu lalu.
Sementara itu, serangan besar-besaran Israel terhadap Gaza yang diberi nama Operasi Pedang Besi telah menewaskan 687 orang.
Angka itu diumumkan Kementerian Kesehatan di Gaza pada Senin petang. Dalam konferensi pers, kementerian itu mengatakan 3.726 warga Palestina terluka akibat serangan militer Zionis.
"Korban tewas termasuk 140 anak-anak dan 105 perempuan," kata kementerian tersebut.
Hamas, yang menyandera sekitar 150 orang dalam serangan mendadak di Israel selatan, mengancam akan membunuh mereka jika serangan udara Israel terus menargetkan warga sipil Gaza tanpa peringatan.
Ancaman tersebut muncul setelah Israel memberlakukan pengepungan total di Jalur Gaza, memutus pasokan air yang memicu kekhawatiran PBB akan situasi kemanusiaan yang semakin mengerikan.
Ketegangan juga meningkat di front utara Israel di perbatasan Lebanon, tempat militan Hizbullah dan pasukan Israel saling baku tembak pada hari kedua.
Israel masih terhuyung-huyung akibat serangan darat, udara dan laut yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh kelompok Hamas, yang menyamakannya dengan serangan 9/11.
“Setiap orang yang menargetkan warga kami tanpa peringatan akan dibalas dengan eksekusi salah satu sandera sipil,” kata Brigade Izz ad-Din al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, dalam sebuah pernyataan.
Dalam pidato yang disiarkan televisi Senin malam, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membandingkan Hamas dengan kelompok ISIS, dan mengatakan Israel berencana melakukan serangan “besar-besaran” terhadap Hamas dengan “kekuatan yang belum pernah terjadi sebelumnya”.
"Teroris Hamas mengikat, membakar, dan mengeksekusi anak-anak. Mereka biadab. Hamas adalah ISIS," kata Netanyahu.
Dia juga berjanji untuk memperkuat front lain di utara melawan Hizbullah, serta di Tepi Barat yang diduduki Israel.
(mas)