China Akui Jet Tempur Siluman J-20 Terinspirasi Pesawat AS
loading...
A
A
A
Ahli militer yang bermarkas di Beijing, Zhou Chenming mengatakan Yang ingin membuktikan bahwa J-20 bukan hanya pesawat tempur generasi kelima, tetapi bisa menjadi platform untuk perangkat reaksi induksi canggih dan teknologi baru lainnya yang mampu menargetkan kekurangan saingan Amerika-nya, F-22 Raptor.
Sebuah pesawat jet tempur bisa dikategorikan pesawat generasi kelima jika memiliki teknologi siluman, kecepatan jelajah supersonik, kemampuan manuver super, dan avionik yang sangat terintegrasi.
Zhou mengatakan bahwa di masa lalu, perancang pesawat China sangat dipengaruhi oleh pemikiran Rusia dan karena itu berfokus hampir secara eksklusif pada kemampuan tempur jet mereka. Tetapi Yang, kata dia, menekankan perlunya mempertimbangkan faktor-faktor lain juga.
"Karena pengaruh Rusia, desainer Cina mengabaikan hal-hal seperti sistem avionik dan senjata," kata Zhou. "MiG-29 Rusia, misalnya, tidak memiliki peluang untuk bersaing dengan mitranya dari Amerika, multirole segala cuaca; F-16."
Salah satu kelemahan yang mungkin dari J-20 sebagai jet tempur berbasis kapal induk adalah bahwa ia jauh lebih berat daripada FC-31. Kapal induk terbaru China akan dilengkapi dengan sistem peluncuran ketapel elektromagnetik yang bisa memangkas waktu tinggal landas dengan pembatasan berat pesawat tempur.
Dengan berat maksimum 25 metrik ton, berat FC-31 12 metrik ton lebih ringan dari J-20. Selain itu, panjang FC-31 sekitar tiga meter (10 kaki) lebih pendek dari J-20.
FC-31 dikembangkan untuk mencocokkan F-35 Amerika Serikat, yang dibangun oleh Lockheed Martin dan platform untuk F-35B dan F-35C yang berbasiskan kapal induk.
Terlepas dari perbandingan itu, pakar militer yang berbasis di Macau, Antony Wong Tong, mengatakan FC-31 bukan tandingan F-35 dalam hal kemampuan manuver atau daya tembak.
"Berdasarkan teknologi China saat ini dan kapasitas produksi, Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) harus memilih platform yang andal yang memiliki jangkauan pertempuran panjang dan potensi untuk pengembangan. Dan pilihan terbaik untuk itu adalah J-20," katanya.
Sebuah pesawat jet tempur bisa dikategorikan pesawat generasi kelima jika memiliki teknologi siluman, kecepatan jelajah supersonik, kemampuan manuver super, dan avionik yang sangat terintegrasi.
Zhou mengatakan bahwa di masa lalu, perancang pesawat China sangat dipengaruhi oleh pemikiran Rusia dan karena itu berfokus hampir secara eksklusif pada kemampuan tempur jet mereka. Tetapi Yang, kata dia, menekankan perlunya mempertimbangkan faktor-faktor lain juga.
"Karena pengaruh Rusia, desainer Cina mengabaikan hal-hal seperti sistem avionik dan senjata," kata Zhou. "MiG-29 Rusia, misalnya, tidak memiliki peluang untuk bersaing dengan mitranya dari Amerika, multirole segala cuaca; F-16."
Salah satu kelemahan yang mungkin dari J-20 sebagai jet tempur berbasis kapal induk adalah bahwa ia jauh lebih berat daripada FC-31. Kapal induk terbaru China akan dilengkapi dengan sistem peluncuran ketapel elektromagnetik yang bisa memangkas waktu tinggal landas dengan pembatasan berat pesawat tempur.
Dengan berat maksimum 25 metrik ton, berat FC-31 12 metrik ton lebih ringan dari J-20. Selain itu, panjang FC-31 sekitar tiga meter (10 kaki) lebih pendek dari J-20.
FC-31 dikembangkan untuk mencocokkan F-35 Amerika Serikat, yang dibangun oleh Lockheed Martin dan platform untuk F-35B dan F-35C yang berbasiskan kapal induk.
Terlepas dari perbandingan itu, pakar militer yang berbasis di Macau, Antony Wong Tong, mengatakan FC-31 bukan tandingan F-35 dalam hal kemampuan manuver atau daya tembak.
"Berdasarkan teknologi China saat ini dan kapasitas produksi, Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) harus memilih platform yang andal yang memiliki jangkauan pertempuran panjang dan potensi untuk pengembangan. Dan pilihan terbaik untuk itu adalah J-20," katanya.
(min)