5 Agen Gugat Badan Intelijen Kanada Rp368 M karena Anti-Muslim

Minggu, 16 Juli 2017 - 00:30 WIB
5 Agen Gugat Badan Intelijen Kanada Rp368 M karena Anti-Muslim
5 Agen Gugat Badan Intelijen Kanada Rp368 M karena Anti-Muslim
A A A
OTTAWA - Lima agen mata-mata Kanada menggugat manajemen Canadian Security Intelligence Service (CSIS) atau Dinas Intelijen Keamanan Kanada sebesar CAND35 juta atau lebih dari Rp368 miliar. Musababnya kelima agen itu merasa “diracuni” oleh diskriminasi rasisme, homofobia, dan anti-muslim oleh manajemen CSIS.

Gugatan itu diajukan ke pengadilan melalui organisasi veteran intelijen Kanada. Dokumen gugatan di pengadilan telah dipublikasikan CTV News.

”Karyawan dalam kasus ini adalah karyawan CSIS yang bekerja keras, berkinerja tinggi dan berprestasi,” bunyi klaim awal pengguggat dalam dokumen yang diajukan ke pengadilan Toronto pada 13 Juli 2017.

”Meskipun demikian, mereka masing-masing telah dilecehkan dan didiskriminasi oleh manajemen dan rekan CSIS, berdasarkan agama, ras, etnis dan/atau kebangsaan, gender dan/atau orientasi seksual,” lanjut dokumen gugatan.

Para agen itu mengklaim bahwa hak-hak mereka yang tertuang dalam “Plaintiffs’ Charter” telah dilanggar. CSIS mengetahui tentang pelecehan dan diskriminasi yang meluas dalam organisasinya, namun dianggap lalai dengan tidak melindungi karyawannya dari bahaya.

”CSIS adalah organisasi yang unik, dipercayakan dengan kekuatan investigasi yang luar biasa dan mengganggu untuk tujuan penyelidikian terkait ancaman terhadap keamanan Kanada. Ini beroperasi di bawah selubung kerahasiaan yang telah digunakan oleh manajer senior untuk mengganggu dan mengintimidasi karyawan dengan kekebalan hukum yang jelas. Manajer tersebut telah merugikan karyawan, dan CSIS telah benar-benar mengecewakan mereka,” papar penggugat dalam dokumen.

Mereka mengaku dihakimi, diejek, dipermalukan, dan diabaikan berkali-kali. Akibatnya mereka mengalami stres, malu, depresi dan cemas yang pada akhirnya kehilangan pendapatan dan kesempatan atau promosi kenaikan pangkat.

Direktur CSIS David Vigneault mengeluarkan sebuah pernyataan untuk menanggapi gugatan itu pada hari Jumat.

”Dinas Intelijen Keamanan Kanada mengambil tuduhan soal perilaku yang tidak pantas itu sangat serius. Saya sangat percaya dalam memimpin sebuah organisasi di mana setiap karyawan mempromosikan lingkungan kerja yang bebas dari pelecehan dan kondusif bagi perlakuan yang adil terhadap semua individu,” katanya.

“Karyawan CSIS dengan bangga dipercayakan untuk melakukan pekerjaan yang sangat penting yang kami lakukan. Layanan tersebut membanggakan diri sebagai perusahaan teratas dan menciptakan tempat kerja inklusi yang sehat dan terhormat, di mana keragaman mewakili kekuatan kita,” lanjut bos intelijen Kanada tersebut, yang dilansir Sabtu (15/7/2017) malam.

”Saya ingin memperkuatkannya, sebagai sebuah organisasi, CSIS tidak mentolerir pelecehan, diskriminasi atau intimidasi dalam situasi apapun. Nilai dan etika Layanan harus tercermin dalam semua perilaku dan dalam pengambilan keputusan kami, serta mencerminkan prinsip Kode Etik Pegawai CSIS untuk menghormati demokrasi, menghormati orang, integritas, kepengurusan, dan keunggulan profesional. Karyawan selalu didorong untuk melaporkan kejadian pelecehan yang nyata, potensial atau dirasakan, tanpa rasa takut akan pembalasan, kepada atasan atau manajemen senior mereka.”
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4188 seconds (0.1#10.140)