Deretan Drone dan Rudal Israel yang Dipakai Azerbaijan Kalahkan Armenia
loading...
A
A
A
Mempunyai bobot maksimum saat lepas landas 13 Kg, drone ini dibekali beragam sensor elektro-optik/infra merah dengan hulu ledak unik yang punya akustik rendah. Orbiter 1K disebut-sebut tidak akan terdeteksi hingga 2 detik sebelum fase kill dive.
Keistimewaan drone ini adalah jika tidak jadi digunakan atau sasaran tidak ditemukan, drone ini bisa kembali ke pangkalan untuk bisa digunakan dalam misi yang lain.
Foto: Flight Global
Drone Orbiter-2 adalah pesawat nirawak buatan Aeronautics Defense Systems. Ini adalah drone portable yang ringan, ringkas dan dirancang untuk misi intelijen di medan pertempuran.
Drone yang diluncurkan pada tahun 2014 ini memiliki lebar sayap 3 meter dengan berat maksimum 9,5 Kg saat tinggal landas dan mampu terbang dengan kecepatan 130 Km/jam.
Drone ini dirancang untuk misi pengintaian dan menyediakan informasi bagi pasukan dalam mengakuisisi target atau intelligence, surveillance, target acquisition, and reconnaissance (ISTAR) sehingga sangat cocok digunakan untuk perang kota, peperangan intensitas penuh dan operasi pada peperangan intensitas rendah, termasuk kontra-pemberontakan.
Untuk mendukung operasi, drone ini dilengkapi dengan aplikasi Multi Operation Aerial Vehicle (MOAV) berstandar NATO.
Drone Orbiter ini dilengkapi datalink digital dan memiliki daya tahan hingga 4 jam; kapasitas angkut 1,5 Kg dan radius operasional sejauh 100 Km.
Untuk mengoperasikan drone yang diluncurkan dengan sistem ketapel ini, hanya dibutuhkan waktu tujuh menit merakitnya.
Kelebihan lainnya, drone ini bisa beroperasi pada siang maupun malam hari, memiliki kamera pemandu, mampu beroperasi dalam kondisi cuaca buruk, dan mampu diam saat di udara sehingga bisa melakukan operasi rahasia.
Foto: Defense Update
Drone Orbiter 3 adalah Small Tactical Unmanned Aerial System (STUAS) yang diproduksi oleh Aeronautics Israel. Droen ini dapat diluncurkan di darat atau pun laut dari ketapel dan menggunakan motor listrik akustik rendah untuk penggerak selama misi berdurasi hingga tujuh jam pada jarak 100 km.
Keistimewaan drone ini adalah jika tidak jadi digunakan atau sasaran tidak ditemukan, drone ini bisa kembali ke pangkalan untuk bisa digunakan dalam misi yang lain.
4. Drone Orbiter-2
Foto: Flight Global
Drone Orbiter-2 adalah pesawat nirawak buatan Aeronautics Defense Systems. Ini adalah drone portable yang ringan, ringkas dan dirancang untuk misi intelijen di medan pertempuran.
Drone yang diluncurkan pada tahun 2014 ini memiliki lebar sayap 3 meter dengan berat maksimum 9,5 Kg saat tinggal landas dan mampu terbang dengan kecepatan 130 Km/jam.
Drone ini dirancang untuk misi pengintaian dan menyediakan informasi bagi pasukan dalam mengakuisisi target atau intelligence, surveillance, target acquisition, and reconnaissance (ISTAR) sehingga sangat cocok digunakan untuk perang kota, peperangan intensitas penuh dan operasi pada peperangan intensitas rendah, termasuk kontra-pemberontakan.
Untuk mendukung operasi, drone ini dilengkapi dengan aplikasi Multi Operation Aerial Vehicle (MOAV) berstandar NATO.
Drone Orbiter ini dilengkapi datalink digital dan memiliki daya tahan hingga 4 jam; kapasitas angkut 1,5 Kg dan radius operasional sejauh 100 Km.
Untuk mengoperasikan drone yang diluncurkan dengan sistem ketapel ini, hanya dibutuhkan waktu tujuh menit merakitnya.
Kelebihan lainnya, drone ini bisa beroperasi pada siang maupun malam hari, memiliki kamera pemandu, mampu beroperasi dalam kondisi cuaca buruk, dan mampu diam saat di udara sehingga bisa melakukan operasi rahasia.
5. Drone Orbiter-3
Foto: Defense Update
Drone Orbiter 3 adalah Small Tactical Unmanned Aerial System (STUAS) yang diproduksi oleh Aeronautics Israel. Droen ini dapat diluncurkan di darat atau pun laut dari ketapel dan menggunakan motor listrik akustik rendah untuk penggerak selama misi berdurasi hingga tujuh jam pada jarak 100 km.