Pindahkan Keluarga Anggota ISIS ke Kamp Rehabilitasi, Irak Tuai Kecaman

Kamis, 13 Juli 2017 - 16:13 WIB
Pindahkan Keluarga Anggota ISIS ke Kamp Rehabilitasi, Irak Tuai Kecaman
Pindahkan Keluarga Anggota ISIS ke Kamp Rehabilitasi, Irak Tuai Kecaman
A A A
ERBIL - Lembaga HAM internasional, Human Rights Watch (HRW), menuduh pasukan keamanan Irak memindahkan secara paksa keluarga anggota ISIS ke "kamp rehabilitasi" tertutup. Pemindahan setidaknya 170 keluarga itu dinilai sebagai bentuk hukuman kolektif.

"Pihak berwenang Irak seharusnya tidak menghukum seluruh keluarga karena tindakan keluarga mereka," kata wakil direktur Timur Tengah di HRW, Lama Fakih.

"Tindakan kasar ini adalah kejahatan perang dan menyabotase upaya untuk menggalakkan rekonsiliasi di daerah-daerah yang direkonstruksi dari ISIS," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (13/7/2017).

Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi, telah mengumumkan kemenangan atas ISIS di Mosul. Ini sekaligus mengakhiri tiga tahun pemerintahan kelompok ekstrimis itu di lokasi yang menjadi tempat mereka memproklamirkan diri.

Pemerintah Irak sekarang menghadapi tugas mencegah serangan balas dendam terhadap orang-orang yang terkait dengan ISIS, bersamaan dengan ketegangan sektarian, merongrong usaha untuk menciptakan stabilitas jangka panjang di negara ini.

"Kamp-kamp itu untuk keluarga anggota ISIS yang tidak ada hubungannya dengan rehabilitasi dan secara de facto malah merupakan pusat penahanan untuk orang dewasa serta anak-anak yang tidak berbuat salah," urai Fakih.

"Keluarga-keluarga ini harus bebas diizinkan untuk pergi ke tempat tinggal mereka dengan aman," tegasnya.

Otoritas Irak telah membuka yang pertama dari apa yang mereka gambarkan sebagai kamp "rehabilitasi" di Bartalla, sebelah timur Mosul. HRW mengatakan bahwa tujuan resmi kamp tersebut adalah untuk memungkinkan rehabilitasi psikologis dan ideologis.

"Pemindahan paksa dan penahanan sewenang-wenang telah terjadi di Anbar, Babil, Diyala, Salahuddin, dan Gubernur Niniwe, yang semuanya memengaruhi ratusan keluarga," kata kelompok tersebut.

"Pasukan keamanan dan militer Irak telah berbuat banyak untuk menghentikan pelanggaran ini, dan dalam beberapa kasus turut berpartisipasi di dalamnya," imbuhnya.

HRW mengatakan bahwa pihaknya mengunjungi kamp Bartalla dan mewawancarai 14 keluarga, masing-masing memiliki hingga 18 anggota.

"Penduduk baru mengatakan bahwa Pasukan Keamanan Irak telah membawa keluarga-keluarga tersebut ke kamp itu dan bahwa polisi menahan mereka dari keinginan mereka karena tuduhan mereka memiliki hubungan keluarga dengan ISIS," kata HRW.

"Petugas medis di kamp mengatakan bahwa setidaknya 10 wanita dan anak-anak telah meninggal dalam perjalanan ke atau di kamp,
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7640 seconds (0.1#10.140)