Pertama Kali dalam Sejarah, Jet Tempur F-16 AS Tembak Drone Milik Anggota NATO di Suriah

Jum'at, 06 Oktober 2023 - 01:37 WIB
loading...
Pertama Kali dalam Sejarah, Jet Tempur F-16 AS Tembak Drone Milik Anggota NATO di Suriah
Jet tempur F-16 AS menembak jatuh drone Turki yang menarget pemberontak Kurdi di Suriah. Foto/Reuters
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak bersenjata Turki yang beroperasi di dekat pasukannya di Suriah. Itu merupakan pertama kalinya Washington menembak jatuh sebuah pesawat milik sekutu NATO, Turki.

Seorang pejabat kementerian pertahanan Turki mengatakan pesawat tak berawak yang ditembak jatuh oleh koalisi pimpinan AS itu bukan milik angkatan bersenjata Turki namun tidak menyebutkan milik siapa.

Badan Intelijen Nasional Turki melakukan serangan di Suriah terhadap sasaran militan Kurdi setelah serangan bom di Ankara akhir pekan lalu.

Dua pejabat AS, yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan sebuah F-16 menembak jatuh pesawat tak berawak Turki setelah AS menelepon pejabat militer Turki beberapa kali untuk memperingatkan mereka bahwa mereka beroperasi di dekat pasukan darat AS. Para pejabat mengatakan pesawat tak berawak Turki itu diyakini bersenjata.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia dan sumber keamanan lokal mengatakan koalisi pimpinan AS telah menembak jatuh pesawat tak berawak Turki di dekat sebuah pangkalan di timur laut Suriah.

Insiden ini terjadi pada saat yang sulit bagi hubungan AS-Turki, dimana AS berharap Turki akan meratifikasi keanggotaan NATO untuk Swedia.



Meskipun Amerika Serikat belum pernah menembak jatuh pesawat Turki sebelumnya, ketegangan telah berkobar dan ada kemungkinan yang hampir terjadi. Pada tahun 2019, pasukan AS di Suriah utara mendapat serangan artileri dari posisi Turki.

Sementara itu, Pasukan Kurdi Suriah yang bersekutu dengan AS mengatakan serangan Turki telah menewaskan delapan orang dalam eskalasi yang dipicu oleh serangan bom di Ankara oleh militan Kurdi.

Dukungan AS terhadap pasukan Kurdi di Suriah utara telah lama menimbulkan ketegangan dengan Turki, yang memandang mereka sebagai sayap Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang. Kelompok itu mengaku bertanggung jawab atas serangan hari Minggu di Ankara dekat gedung-gedung pemerintah.

Pada hari Rabu, Turki mengatakan kedua penyerang tersebut berasal dari Suriah. Pemboman tersebut menewaskan kedua penyerang dan melukai dua petugas polisi. Pasukan Demokratik Suriah, pasukan pimpinan Kurdi yang didukung Amerika Serikat, membantah bahwa para pembom telah melewati wilayahnya.

Pada hari Kamis, seorang pejabat kementerian pertahanan Turki mengatakan operasi darat ke Suriah adalah salah satu opsi yang dapat dipertimbangkan Turki. Turki telah melakukan beberapa serangan sebelumnya ke Suriah utara terhadap kelompok YPG Kurdi Suriah.

“Satu-satunya tujuan kami adalah melenyapkan organisasi teroris yang menjadi ancaman bagi Turki. Operasi darat adalah salah satu opsi untuk menghilangkan ancaman ini, namun itu bukan satu-satunya pilihan bagi kami,” kata pejabat tersebut, dilansir Reuters.

Pasukan keamanan di timur laut Suriah mengatakan Turki melancarkan serangkaian serangan pada hari Kamis dengan lebih dari 15 drone memasuki wilayah udara di kawasan itu dan mengenai sasaran termasuk infrastruktur dan stasiun gas dan minyak. Dalam sebuah pernyataan, pasukan keamanan mengatakan serangan Turki menewaskan enam anggota pasukan keamanan internal di timur laut Suriah, dan dua warga sipil dalam dua serangan terpisah.

Turki telah melipatgandakan operasinya yang menargetkan kelompok terlarang PKK, dengan melakukan serangan udara di Irak utara.

Para pejabat Turki mengatakan semua infrastruktur dan fasilitas energi di Irak dan Suriah yang dikendalikan oleh PKK, serta Unit Perlindungan Rakyat (YPG), adalah sasaran militer yang sah.

“PKK dan YPG adalah organisasi teroris yang sama, mereka adalah target sah kami di mana pun. Turki pernah melakukan operasi kapan pun dan di mana pun diperlukan, dan operasi ini akan dilanjutkan jika diperlukan lagi,” kata pejabat kementerian pertahanan.

“Operasi ini dilakukan berdasarkan hak pertahanan diri yang timbul dari hukum internasional untuk menghilangkan serangan teroris di wilayah Turki dan untuk menjamin keamanan perbatasan,” tambah pejabat itu.

YPG juga merupakan ujung tombak sekutu utama koalisi pimpinan AS melawan ISIS. Dukungan Amerika Serikat dan sekutu lainnya, termasuk Prancis, terhadap YPG telah memperburuk hubungan dengan Turki. Turki telah memperingatkan pasukan negara ketiga untuk menjauh dari fasilitas yang dikuasai PKK dan YPG.

"Kami menyerukan kepada semua pihak, khususnya negara-negara sahabat dan sekutu kami, untuk menjauhi para teroris tersebut. Ini hanyalah sebuah pengingat. Terserah pada mereka untuk mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan," kata pejabat itu, tanpa menyebutkan nama negara mana pun.
(ahm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1812 seconds (0.1#10.140)