Incar Kekuasaan hingga 2030, Putin Akan Umumkan sebagai Kandidat Presiden pada Pemilu 2024
loading...
A
A
A
Perang di Ukraina telah memicu konfrontasi terbesar dengan Barat sejak Krisis Rudal Kuba tahun 1962 dan guncangan eksternal terbesar terhadap perekonomian Rusia dalam beberapa dekade. Putin menghadapi pemberontakan yang gagal oleh tentara bayaran paling kuat di Rusia, Yevgeny Prigozhin, pada bulan Juni.
Prigozhin tewas dalam kecelakaan pesawat dua bulan kemudian.
Negara-negara Barat menganggap Putin sebagai penjahat perang dan diktator yang telah memimpin Rusia ke dalam konflik gaya kekaisaran yang telah melemahkan negara tersebut dan membentuk kenegaraan Ukraina sambil menyatukan Barat dan memberikan NATO misi pasca-Soviet untuk menentang Rusia.
Namun, Putin menggambarkan perang tersebut sebagai bagian dari perjuangan yang jauh lebih besar melawan Amerika Serikat, yang menurut para elit Kremlin bertujuan untuk memecah belah Rusia, mengambil sumber daya alamnya, dan kemudian melakukan penyelesaian dengan Tiongkok.
Mantan mata-mata Soviet yang memegang kekuasaan di Moskow telah berulang kali memperingatkan risiko konflik Rusia-NATO ketika dominasi negara-negara Barat pasca-Perang Dingin berkurang, Rusia menghentikan penghinaan akibat keruntuhan Soviet, dan Tiongkok naik ke status negara adidaya.
Negara-negara Barat mengatakan mereka tidak menginginkan konflik NATO-Rusia tetapi hanya ingin membantu Ukraina mengalahkan pasukan Rusia. Kremlin mengatakan Barat tidak akan pernah bisa mencapai kekalahan seperti Rusia di Ukraina.
Lihat Juga: Detik-detik Azerbaijan Airlines Jatuh Tewaskan 38 Orang, Terdengar Allahu Akbar Berulang Kali
Prigozhin tewas dalam kecelakaan pesawat dua bulan kemudian.
Negara-negara Barat menganggap Putin sebagai penjahat perang dan diktator yang telah memimpin Rusia ke dalam konflik gaya kekaisaran yang telah melemahkan negara tersebut dan membentuk kenegaraan Ukraina sambil menyatukan Barat dan memberikan NATO misi pasca-Soviet untuk menentang Rusia.
Namun, Putin menggambarkan perang tersebut sebagai bagian dari perjuangan yang jauh lebih besar melawan Amerika Serikat, yang menurut para elit Kremlin bertujuan untuk memecah belah Rusia, mengambil sumber daya alamnya, dan kemudian melakukan penyelesaian dengan Tiongkok.
Mantan mata-mata Soviet yang memegang kekuasaan di Moskow telah berulang kali memperingatkan risiko konflik Rusia-NATO ketika dominasi negara-negara Barat pasca-Perang Dingin berkurang, Rusia menghentikan penghinaan akibat keruntuhan Soviet, dan Tiongkok naik ke status negara adidaya.
Negara-negara Barat mengatakan mereka tidak menginginkan konflik NATO-Rusia tetapi hanya ingin membantu Ukraina mengalahkan pasukan Rusia. Kremlin mengatakan Barat tidak akan pernah bisa mencapai kekalahan seperti Rusia di Ukraina.
Lihat Juga: Detik-detik Azerbaijan Airlines Jatuh Tewaskan 38 Orang, Terdengar Allahu Akbar Berulang Kali
(ahm)