Inilah Putra Prigozhin yang Disebut Akan Jadi Bos Tentara Bayaran Wagner
loading...
A
A
A
MOSKOW - Pavel Prigozhin (25), putra mendiang Yevgeny Prigozhin, dilaporkan akan mengambil alih posisi ayahnya dengan menjadi bos tentara bayaran Rusia; Wagner Group.
Sebuah foto yang menyerupai wasiat Prigozhin menunjukkan Pavel mewarisi sebagian besar kekayaan ayahnya—termasuk perusahaan militer swasta Wagner, properti, dan uang sekitar £100 juta.
Lembaga think tank Institute for the Study of War (ISW) melaporkan Pavel sekarang sedang bernegosiasi dengan garda nasional Rusia, Rosgvardia, agar organisasi tentara bayaran Wagner Group bergabung kembali dalam pertempuran di Ukraina.
“Saluran Telegram terkemuka yang berafiliasi dengan Wagner mengumumkan pada tanggal 1 Oktober bahwa putra Yevgeny Prigozhin yang berusia 25 tahun, Pavel Prigozhin, telah mengambil alih 'komando' Wagner Group, dan bahwa Pavel Prigozhin sedang bernegosiasi dengan Rosgvardia meminta Wagner Group bergabung kembali dalam operasi tempur di Ukraina," kata ISW, seperti dikutip The Independent, Selasa (3/10/2023).
Yevgeny Prigozhin, yang pernah menjadi pengusaha dengan bisnis katering yang bersahabat dengan Presiden Vladimir Putin—bahkan mendapat julukan sebagai “koki Putin”—mengumpulkan kekayaan dalam jumlah besar sebelum kemudian mendirikan Wagner Group yang bersekutu dengan Kremlin, dengan mendukung perang Rusia di Ukraina.
Namun, pada bulan Agustus, dua bulan setelah pria berusia 62 tahun itu memimpin milisi swastanya dalam pemberontakan yang gagal melawan kepemimpinan militer Rusia, dia meninggal dalam kecelakaan pesawat di luar Moskow. Penyebab insiden ini masih belum diketahui.
Kini, sebuah dokumen yang dibagikan di saluran Telegram, yang belum diverifikasi secara independen, menunjukkan bahwa Prigozhin memiliki surat wasiat yang diaktakan pada tanggal 2 Maret dan mewariskan sebagian besar warisannya kepada putranya.
“Semua properti saya...serta properti yang mungkin saya peroleh di masa depan, saya wariskan kepada Pavel Evgenyevich Prigozhin," bunyi surat tersebut.
Menurut surat tersebut, selain Wagner Group, Pavel akan mewarisi sekitar ÂŁ100 juta, sebuah rumah tiga lantai di St Petersburg, sembilan perusahaan saham gabungan dan saham di Concord, dan kerajaan katering.
Pavel, bersama ibunya; Lyubov, dan kakak perempuannya; Polina, telah memainkan berbagai peran dalam perusahaan bisnis Prigozhin yang mendapatkan keuntungan dari status favoritnya di kalangan elite Rusia.
Di antaranya adalah perusahaan Rusia yang dikendalikan Pavel bernama Lakhta Plaza. Lakhta Plaza dikenai sanksi oleh Amerika Serikat pada Maret 2022 karena menjadi garda depan Wagner.
Polina diangkat menjadi pemegang saham perusahaan tersebut pada tahun 2019.
Nenek Pavel, Violetta, yang berusia 80-an tahun, juga mendapat sanksi dari Barat. Inggris, Uni Eropa, dan Kanada menjatuhkan sanksi padanya karena mendukung Wagner. Namun, dia berhasil meyakinkan pengadilan Uni Eropa awal tahun ini bahwa dia tidak memiliki hubungan finansial dengan putranya dan pembatasan tersebut dicabut.
Sebuah foto yang menyerupai wasiat Prigozhin menunjukkan Pavel mewarisi sebagian besar kekayaan ayahnya—termasuk perusahaan militer swasta Wagner, properti, dan uang sekitar £100 juta.
Lembaga think tank Institute for the Study of War (ISW) melaporkan Pavel sekarang sedang bernegosiasi dengan garda nasional Rusia, Rosgvardia, agar organisasi tentara bayaran Wagner Group bergabung kembali dalam pertempuran di Ukraina.
“Saluran Telegram terkemuka yang berafiliasi dengan Wagner mengumumkan pada tanggal 1 Oktober bahwa putra Yevgeny Prigozhin yang berusia 25 tahun, Pavel Prigozhin, telah mengambil alih 'komando' Wagner Group, dan bahwa Pavel Prigozhin sedang bernegosiasi dengan Rosgvardia meminta Wagner Group bergabung kembali dalam operasi tempur di Ukraina," kata ISW, seperti dikutip The Independent, Selasa (3/10/2023).
Yevgeny Prigozhin, yang pernah menjadi pengusaha dengan bisnis katering yang bersahabat dengan Presiden Vladimir Putin—bahkan mendapat julukan sebagai “koki Putin”—mengumpulkan kekayaan dalam jumlah besar sebelum kemudian mendirikan Wagner Group yang bersekutu dengan Kremlin, dengan mendukung perang Rusia di Ukraina.
Namun, pada bulan Agustus, dua bulan setelah pria berusia 62 tahun itu memimpin milisi swastanya dalam pemberontakan yang gagal melawan kepemimpinan militer Rusia, dia meninggal dalam kecelakaan pesawat di luar Moskow. Penyebab insiden ini masih belum diketahui.
Kini, sebuah dokumen yang dibagikan di saluran Telegram, yang belum diverifikasi secara independen, menunjukkan bahwa Prigozhin memiliki surat wasiat yang diaktakan pada tanggal 2 Maret dan mewariskan sebagian besar warisannya kepada putranya.
“Semua properti saya...serta properti yang mungkin saya peroleh di masa depan, saya wariskan kepada Pavel Evgenyevich Prigozhin," bunyi surat tersebut.
Menurut surat tersebut, selain Wagner Group, Pavel akan mewarisi sekitar ÂŁ100 juta, sebuah rumah tiga lantai di St Petersburg, sembilan perusahaan saham gabungan dan saham di Concord, dan kerajaan katering.
Pavel, bersama ibunya; Lyubov, dan kakak perempuannya; Polina, telah memainkan berbagai peran dalam perusahaan bisnis Prigozhin yang mendapatkan keuntungan dari status favoritnya di kalangan elite Rusia.
Di antaranya adalah perusahaan Rusia yang dikendalikan Pavel bernama Lakhta Plaza. Lakhta Plaza dikenai sanksi oleh Amerika Serikat pada Maret 2022 karena menjadi garda depan Wagner.
Polina diangkat menjadi pemegang saham perusahaan tersebut pada tahun 2019.
Nenek Pavel, Violetta, yang berusia 80-an tahun, juga mendapat sanksi dari Barat. Inggris, Uni Eropa, dan Kanada menjatuhkan sanksi padanya karena mendukung Wagner. Namun, dia berhasil meyakinkan pengadilan Uni Eropa awal tahun ini bahwa dia tidak memiliki hubungan finansial dengan putranya dan pembatasan tersebut dicabut.
(mas)