Terus Diserang Rusia, Ukraina Pindahkan Produksi Rudal ke Luar Negeri

Kamis, 28 September 2023 - 18:15 WIB
loading...
Terus Diserang Rusia,...
Amunisi untuk howitzer terlihat selama pelatihan di pangkalan militer Jerman pada hari media NATO di Munster, Jerman, 10 Mei 2022. Foto/REUTERS/Fabian Bimmer
A A A
KIEV - Ukraina terpaksa merelokasi beberapa fasilitas produksi rudalnya ke luar negeri karena ancaman serangan jarak jauh Rusia.

Kepala Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina Aleksey Danilov menjelaskan hal itu dalam wawancara dengan surat kabar Spanyol ABC yang diterbitkan pada Selasa (26/9/2023).

Danilov diminta mengomentari kemajuan upaya Ukraina untuk memproduksi rudal. Dia menolak menjelaskan secara lebih rinci.

“Ini adalah program tertutup, dan tidak ada yang akan memberi tahu Anda apa statusnya,” ungkap dia.

Namun Danilov menambahkan, “Sayangnya, Rusia menyerang tempat di mana rudal-rudal tersebut dirakit.”

“Sekarang kami sudah memindahkan sebagian produksinya ke luar negeri,” ujar dia tanpa menyebutkan lokasi pasti atau aset apa saja yang dipindahkan.

Komentarnya muncul setelah Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan antara tanggal 17 dan 23 September, pasukan Moskow telah melakukan total 12 serangan drone dan presisi tinggi terhadap berbagai sasaran militer Ukraina.

Di antara fasilitas lainnya, gudang amunisi dan tempat penyimpanan senjata presisi tinggi menjadi sasaran serangan, menurut para pejabat.



Serangan Rusia tersebut menyusul pengumuman Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada akhir Agustus, ketika dia mengklaim Kiev telah berhasil menggunakan senjata dengan jangkauan 700 km.

Danilov mengkonfirmasi perkembangan tersebut, membagikan klip yang tampak seperti rudal yang diluncurkan di malam hari.

“Sevastopol sedang menunggu, Kamchatka menunggu, Kronstadt menunggu,” ujar dia pada saat itu, tampaknya mengisyaratkan niat Kiev menggunakan rudal tersebut untuk mencapai sasaran jauh di wilayah Rusia.

Meskipun Danilov telah berjanji Ukraina tidak akan menggunakan senjata jarak jauh yang dipasok Barat untuk menyerang fasilitas di Rusia, dia memberi isyarat bahwa hal ini tidak berlaku untuk senjata yang diproduksi di dalam negeri.

“Tugas kami adalah menyerang fasilitas militer Federasi Rusia dengan senjata kami sendiri,” papar dia kepada ABC, sambil menegaskan Kiev tidak akan menyerang penduduk sipil.

Namun, dalam beberapa bulan terakhir, Ukraina telah secara signifikan meningkatkan serangan drone jarak jauhnya, dengan beberapa di antaranya menargetkan bangunan sipil di Moskow dalam apa yang disebut Rusia sebagai “serangan teroris.”
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1182 seconds (0.1#10.140)