Hubungan Makin Mesra, Menteri Israel Kunjungi Arab Saudi untuk Pertama Kalinya

Rabu, 27 September 2023 - 08:15 WIB
loading...
Hubungan Makin Mesra, Menteri Israel Kunjungi Arab Saudi untuk Pertama Kalinya
Menteri Pariwisata Israel Haim Katz jadi menteri zionis pertama yang melakukan kunjungan ke Arab Saudi. Foto/REUTERS/Mehanem Kahana
A A A
RIYADH - Menteri Pariwisata Israel Haim Katz telah melakukan kunjungan ke Arab Saudi untuk menghadiri sebuah konferensi PBB. Ini adalah lawatan pertama seorang menteri rezim Zionis ke negara Islam tersebut.

Kunjungan dua hari Haim Katz ke Riyadh terjadi ketika kedua negara berupaya menormalisasi hubungan yang ditengahi Amerika Serikat (AS). Hubungan Arab Saudi dan Israel, meski bukan hubungan formal, semakin mesar dari waktu ke waktu seiring upaya untuk mewujudkan normalisasi hubungan.

Katz memimpin delegasi Israel berkunjung ke Riyadh sebagai bagian dari acara Organisasi Pariwisata Dunia PBB.

“Pariwisata adalah jembatan antarnegara,” kata Katz, menurut pernyataan dari kantornya, yang dikutip Al Jazeera, Rabu (27/9/2023).



“Kerja sama di bidang pariwisata berpotensi menyatukan hati dan kemajuan ekonomi.”

“Saya akan berupaya memajukan kerja sama, pariwisata, dan hubungan luar negeri Israel,” imbuh Menteri Israel tersebut.

Pemerintah Arab Saudi belum bersedia mengonfirmasi kunjungan Katz tersebut.

Washington telah mendesak sekutunya di Timur Tengah, Israel dan Arab Saudi, untuk menormalisasi hubungan diplomatik menyusul kesepakatan serupa yang melibatkan Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko.

Palestina telah menyebut perjanjian yang ditengahi Amerika Serikat sebagai pengkhianatan terhadap penderitaan dan upaya mereka untuk menjadi negara.

Kantor Menteri Pariwisata Israel mengatakan, pada hari Selasa, Katz tiba di Riyadh memimpin delegasi Israel untuk menghadiri acara PBB.

“Saya akan bertindak untuk menciptakan kerja sama guna memajukan pariwisata dan hubungan luar negeri Israel,” kata Katz dalam sebuah pernyataan.

Putra Mahkota dan penguasa de facto Arab Saudi, Mohammed bin Salman, pekan lalu mengatakan kepada Fox News bahwa kerajaan semakin “mendekati” kesepakatan dengan Israel tetapi bersikeras bahwa perjuangan Palestina tetap “sangat penting” bagi Riyadh.

Dalam beberapa bulan terakhir, Israel telah mengirim delegasi ke Arab Saudi untuk berpartisipasi dalam olahraga dan acara lainnya, termasuk pertemuan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO).

Juga pada hari Selasa, Arab Saudi mengirimkan delegasi pertamanya dalam tiga dekade ke Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki Israel, untuk meyakinkan warga Palestina bahwa Riyadh akan mempertahankan perjuangan Palestina meskipun mereka menjalin hubungan yang lebih erat dengan Israel.

“Masalah Palestina adalah pilar fundamental,” kata Naif bin Bandar Al Sudairi, yang memimpin delegasi Saudi dan merupakan duta besar baru untuk Palestina, setelah bertemu dengan diplomat terkemuka Palestina Riyad al-Maliki di Ramallah untuk melakukan pembicaraan dan menyampaikan surat kepercayaannya.

“Dan sudah pasti bahwa Inisiatif [Perdamaian] Arab, yang dipresentasikan oleh kerajaan pada tahun 2002, merupakan landasan dari setiap kesepakatan yang akan datang.”

Inisiatif tahun 2002 mengusulkan hubungan Arab dengan Israel sebagai imbalan atas penarikan diri mereka dari Tepi Barat, Yerusalem Timur, Gaza dan Dataran Tinggi Golan, dan resolusi yang adil bagi Palestina.

Delegasi Al Sudairi, yang menyeberang melalui darat dari Yordania, merupakan delegasi pertama dari Arab Saudi yang mengunjungi Tepi Barat sejak Perjanjian Oslo tahun 1993.

Kesepakatan tersebut dimaksudkan untuk mewujudkan negara Palestina merdeka, namun perundingan yang terhenti selama bertahun-tahun dan kekerasan yang mematikan membuat resolusi damai menjadi sebuah impian yang mustahil.

Pemimpin Palestina Mahmoud Abbas (87) pekan lalu kembali menekankan keraguannya terhadap negara-negara Arab yang membangun hubungan dengan Israel.

“Mereka yang berpikir bahwa perdamaian bisa terwujud di Timur Tengah tanpa rakyat Palestina, melanggar hak nasional mereka secara penuh dan sah adalah sebuah kesalahan,” kata Abbas di hadapan Majelis Umum PBB di New York.

Ketika ditanya apakah akan ada kedutaan Arab Saudi di Yerusalem, Al Sudairi mengingat bahwa dulu ada kedutaan besar di distrik Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur yang diduduki Israel, dan mengatakan: “Mudah-mudahan akan ada kedutaan di sana lagi."
(mas)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1022 seconds (0.1#10.140)